Sebuah
studi post-mortem baru-baru ini mengungkapkan bukti bahwa virus Korona sudah
menggerogoti paru-paru penderitanya. Dengan
mengotopsi jenazah pasien Covid-19, para peneliti Inggris mengungkapkan
seseorang yang meninggal akibat Covid-19 mengalami cedera paru-paru. Bahkan,
ada tanda-tanda trombosis yaitu darah beku di organ utama seperti paru-paru,
ginjal, dan jantung.
Dilansir
dari Science Times, Minggu (23/8), Peneliti dari Imperial College London dan
Imperial College Healthcare NHS Trust melakukan otopsi pada pasien yang
dipastikan terjangkit penyakit virus Korona. Studi mereka dipublikasikan di
jurnal The Lancet Microbe pada Kamis, 20 Agustus.
Tim
peneliti menemukan bahwa semua pasien yang diamati dalam studi post-mortem
mengalami cedera paru-paru dan jaringan parut di organ pernapasan akibat virus.
Cedera ginjal juga umum terjadi.
Selain
itu, ditemukan trombosis atau pembekuan darah, setidaknya di salah satu organ
utama mereka yakni ginjal, paru-paru, atau jantung. Dalam metodologi penelitian
mereka, tim mencatat bahwa pasien dalam penelitian ini berusia lebih dari 18
tahun dan memiliki diagnosis dini infeksi SARS-CoV-2. Dalam penelitian
tersebut, pasien berusia antara 22 hingga 97 tahun.
Untuk
jenazah pasien yang diteliti, 7 adalah laki-laki, sementara 3 perempuan. Selain
itu, 5 dari pasien yang diteliti berasal dari etnis Asia, yang menurut para
peneliti mungkin relevan untuk penelitian selanjutnya di mana etnis merupakan
faktor.
Para
peneliti juga mendapatkan persetujuan penuh dari kerabat dan teman almarhum,
sesuai dengan protokol sebelum melakukan otopsi dan pengambilan sampel jaringan
untuk tujuan penelitian. Dari Maret hingga Juni 2020, biopsi dilakukan di rumah
sakit oleh Imperial College Healthcare NHS Trust.
“Covid-19
adalah penyakit baru, dan kami hanya memiliki kesempatan terbatas untuk
menganalisis jaringan secara komprehensif dari pasien saat otopsi, untuk lebih
memahami apa yang menyebabkan penyakit dan kematian pasien untuk tujuan
penelitian,†jelas peneliti Dr. Michael Osborn.
Di
antara pasien yang diperiksa, peneliti menemukan bahwa tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) paling sering
berkontribusi pada kematian akibat Covid-19. Kondisi itu mengacu pada kondisi
pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas.
Semua
pasien mengalami demam kebanyakan batuk dan sesak napas, saat timbulnya
penyakit virus Korona. Para peneliti mencatat bahwa sebagian besar pasien
meninggal dalam waktu tiga minggu.
Mereka
melaporkan bahwa temuan yang paling konsisten dalam kelompok tersebut adalah
kerusakan alveolar difus (DAD), trombosis, hemofagositosis, dan penipisan sel
kekebalan. Selanjutnya, 9 dari 10 pasien mengalami pembekuan darah, yang
menyebabkan serangan jantung dan stroke ketika gumpalan menghalangi aliran
darah ke organ. Sebanyak 8 pasien mengalami trombosis di paru-paru, lima di
jantung, dan 4 di ginjal.
Studi
ini mendukung teori sebelumnya bahwa Covid-19 menyebabkan masalah sirkulasi
darah. Maka dokter biasanya memberikan obat pengencer untuk pengobatan pasien
dengan kondisi ini.