31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Golongan Darah Pendonor Konvalesen Harus Sama dengan Pasien Korona

Golongan
darah pendonor plasma konvalesen harus sama dengan pasien Covid-19, kata Ketua
Tim untuk Darah dan Produk Asal Manusia lainnya Kantor Pusat Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) Yuyun Maryuningsih.

“Plasma
memang dipisahkan dari darah. Tapi memang biasa ada sedikit darah tersisa
sehingga perlu sama golongan darah pendonor dengan pasien penerima,” kata Yuyun
dalam sesi tanya jawab WHO menyambut Hari Donor Darah Sedunia secara akses
langsung dari Jakarta, Minggu malam (15/6), seperti dilansir dari Antara.

Saat
ini, ia mengatakan, belum ada pilihan obat maupun vaksin untuk pasien Covid-19.

Ia
menyebut banyak negara menggunakan donor plasma untuk membantu kesembuhan orang
yang sakit terinfeksi SARS-CoV-2. WHO, ujar dia, mengenalinya sebagai plasma
konvalesen, digunakan karena ada antibodi di sana yang bisa membantu kesembuhan
pasien Covid-19.

Baca Juga :  Ini Masalah Serius yang Bisa Terjadi Menggosok Mata Anda

Meski
demikian ia mengingatkan pengunaannya harus di tahap studi klinis dan
dimonitor, apakah ada reaksi. ’’Selain itu, perlu spesifik kebutuhan dengan
memilah mana mantan pasien Covid-19 yang dapat mendonorkan plasmanya,’’ terang
dia.

Donor
plasma, menurut dia, dapat dilakukan 1-3 minggu sekali, maksimal 33 kali dalam
setahun.

Namun
demikian, kata dia, setiap negara juga memiliki peraturannya sendiri. Masa
tenggang 1-3 minggu sekali dan maksimal 33 kali setahun, katanya, harus
dipenuhi agar yakin protein dan antibodi memenuhi syarat untuk donor plasma.
Jika tidak, ia mengatakan sebaiknya petugas menyarankan pendonor untuk tidak
melakukan donor plasma terlebih dahulu. (*)

Golongan
darah pendonor plasma konvalesen harus sama dengan pasien Covid-19, kata Ketua
Tim untuk Darah dan Produk Asal Manusia lainnya Kantor Pusat Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) Yuyun Maryuningsih.

“Plasma
memang dipisahkan dari darah. Tapi memang biasa ada sedikit darah tersisa
sehingga perlu sama golongan darah pendonor dengan pasien penerima,” kata Yuyun
dalam sesi tanya jawab WHO menyambut Hari Donor Darah Sedunia secara akses
langsung dari Jakarta, Minggu malam (15/6), seperti dilansir dari Antara.

Saat
ini, ia mengatakan, belum ada pilihan obat maupun vaksin untuk pasien Covid-19.

Ia
menyebut banyak negara menggunakan donor plasma untuk membantu kesembuhan orang
yang sakit terinfeksi SARS-CoV-2. WHO, ujar dia, mengenalinya sebagai plasma
konvalesen, digunakan karena ada antibodi di sana yang bisa membantu kesembuhan
pasien Covid-19.

Baca Juga :  Ini Masalah Serius yang Bisa Terjadi Menggosok Mata Anda

Meski
demikian ia mengingatkan pengunaannya harus di tahap studi klinis dan
dimonitor, apakah ada reaksi. ’’Selain itu, perlu spesifik kebutuhan dengan
memilah mana mantan pasien Covid-19 yang dapat mendonorkan plasmanya,’’ terang
dia.

Donor
plasma, menurut dia, dapat dilakukan 1-3 minggu sekali, maksimal 33 kali dalam
setahun.

Namun
demikian, kata dia, setiap negara juga memiliki peraturannya sendiri. Masa
tenggang 1-3 minggu sekali dan maksimal 33 kali setahun, katanya, harus
dipenuhi agar yakin protein dan antibodi memenuhi syarat untuk donor plasma.
Jika tidak, ia mengatakan sebaiknya petugas menyarankan pendonor untuk tidak
melakukan donor plasma terlebih dahulu. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru