Sebagai
upaya penanganan pandemi global COVID-19 yang tak kunjung reda dan bahkan
semakin meningkat. Banyak lembaga penelitian dan produsen vaksin di seluruh
dunia berlomba-lomba mengembangkan vaksin pencegahan Covid-19. Namun ternyata,
bukan hanya vaksin Covid-19 yang penting untuk dinantikan, tapi selama pandemi
ini masyarakat disarankan mendapatkan vaksin flu dan pneumonia.
Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dan Ahli Vaksin (Internist & Vaccinologis) Dr.
Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, MBA sebagai Founder, InHarmony Clinics,
mengatakan di luar negeri vaksin flu dan pneumonia tinggi permintaannya.
Tujuannya agar selama pandemi masyarakat tak rentan terkena flu dan infeksi
saluran atas.
“Kenapa
vaksin flu dan pneumonia penting? Karena selain membunuh virus, tapi juga
mencegah munculnya gejala infeksi saluran napas,†tuturnya dalam webinar The
1st Online Vaccinology Forum 2020 (OVF 2020) pada tanggal 21-22 November 2020.
Menurutnya,
selama pandemi ini, ketika orang terkena flu dan batuk pasti membuat paranoid
dan khawatir bahwa mereka terkena Covid-19. Alhasil, membuat seseorang panik
dan menghamburkan banyak uang untuk pemeriksaan.
“Sekarang
ini kan sedikit batuk dan pilek jadi paranoid. Jangan-jangan kena Covid-19.
Akhirnya malah jadi swab dengan biaya yang tak sedikit. Walaupun biaya swab
ditanggung pemerintah misalnya, tetap saja jadi beban negara kan. Apalagi jika
swab mandiri,†tuturnya.
“Kalau
orang terkena infeksi saluran napas langsung jadi beban baik buat dia maupun
pemerintah,†katanya.
Apalagi
ketika seseorang mengalami sakit flu berat, mereka bisa masuk RS juga. Padahal
kapasitas RS saat ini sudah penuh pasien Covid-19.
“Makanya
vaksin yang naik cakupannya di masa pandemi yakni vaksin flu dan pneumonia.
Yang lain cakupannya turun, semua vaksin baik anak, bayi, hepatitis, semua
turun cakupannya,†tuturnya.
Menurut
dr. Kristoforus, para dokter harus bisa mengembalikan keyakinan masyarakat akan
pentingnya imunisasi, meningkatkan cakupan imunisasi, hingga pada akhirnya
dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa. Para dokter juga harus mencegah
terjadinya Twindemics, suatu epidemi di dalam pandemi akibat menurunnya cakupan
imunisasi. Termasuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
Covid-19 yang akan diluncurkan tahun depan.
“Tenaga
medis dan dokter berperan untuk mengedukasi pentingnya program imunisasi, agar
masyarakat mau datang lagi untuk imunisasi. Masyarakat kam sekarang juga takut
datang mau ke RS, puskesmas, klinik. Padahal semua kan sudah pakai protokol
kesehatan,†katanya.
“Oleh
karena itu, diperlukan adanya update informasi mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan vaksinasi dan imunisasi di era pandemi bagi para dokter
se-Indonesia,†tegasnya.