26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

WASPADA ! Dijilat, Manusia Bisa Tertular Rabies

World Rabies
Day diperingati tiap 28 September. Besok (28/9) adalah peringatan yang ke-14.
Virus yang ditularkan kepada hewan atau makhluk hidup berdarah panas (zoonosis)
seperti manusia itu hanya bisa dicegah dengan vaksin. Rabies masih mengancam
sedikitnya 73 persen provinsi di Indonesia.

 

—

Jika hewan
yang terjangkit rabies memproduksi liur berlebih, kejang-kejang, atau lumpuh,
tidak demikian manusia. Gejala pertama rabies adalah lesu, demam, nyeri, dan
sakit kepala. ’’Cara penularan rabies pada hewan berbeda dengan pada manusia,’’
ungkap drh Shandiva Meuthia Khanza pada Rabu lalu (23/9). Penularan pada hewan
melalui gigitan. Pada manusia, penularannya bisa melalui jilatan. Khususnya
pada luka yang terbuka.

Rabies
adalah penyakit fatal yang hanya dapat dicegah dengan vaksin. Maka, memvaksin
peliharaan menjadi sebuah kewajiban. Selama 100 tahun terakhir, berbagai vaksin
rabies telah dikembangkan. Vaksin itu digunakan untuk mencegah atau
mengendalikan rabies pada hewan.

Baca Juga :  Strategi Melawan Rasa Lapar

Ada beberapa
jenis vaksin yang digunakan sampai sekarang. Misalnya, vaksin dari virus yang
dimodifikasi, vaksin dari virus yang dilemahkan, dan vaksin dari virus yang
dimodifikasi secara oral. Data Kementerian Pertanian sampai 2016 menyebutkan,
ada 25 provinsi di Indonesia yang menjadi endemi rabies.

Wakil Dekan
II Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FKH UWKS) drh
Era Harimudji memaparkan, vaksin perlu diberikan saat usia hewan peliharaan
tiga bulan. Vaksin dilanjutkan saat usianya 1 tahun. ’’Setelah umur 1 tahun,
dilakukan rutin setahun sekali,” ungkapnya.

Selain
vaksin, faktor kebersihan lingkungan penting untuk mencegah rabies. Pawrent,
pemilik hewan peliharaan, harus membersihkan kandang secara berkala. Hal yang
tak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh lewat makanan yang
bernutrisi. Hewan yang ternutrisi tidak akan mudah terserang penyakit.

Baca Juga :  Indonesia Segera Lahirkan Alat Tes Covid-19 Gantikan PCR-Swab Test

Pendapat itu
dibenarkan Melisca Michelle. Perempuan yang mengasuh sembilan Husky di rumahnya
itu sangat peduli pada kesehatan. Dan, rabies menjadi virus yang sangat dia
musuhi. Karena itu, selain memperhatikan perawatan anjing-anjingnya, dia
mengawasi lingkungan tempat tinggalnya.

”Waktu
jalan-jalan, sebisanya kita menghindari anjing atau kucing liar atau yang
dibiarkan berkeliaran di jalan,” jelasnya Kamis lalu (24/9). Sebab, menurut
Melisca, anjing atau kucing liar sangat mungkin tidak pernah mendapatkan
vaksin.

Hal lain
yang Melisca lakukan untuk menjaga sembilan Husky miliknya tetap sehat adalah
menghindari exotic pet. ”Karena vaksin mereka ini belum lengkap tersedia di
Indonesia. Rakun, musang, kelelawar itu belum ada,” ujar ibu dua anak tersebut.
Agar Husky-Husky-nya aman, dia melarang mereka berinteraksi dengan hewan
eksotis.

Bagaimana,
Pawrents? Ada banyak cara untuk mencegah rabies. Siapkah kita melakukannya?

World Rabies
Day diperingati tiap 28 September. Besok (28/9) adalah peringatan yang ke-14.
Virus yang ditularkan kepada hewan atau makhluk hidup berdarah panas (zoonosis)
seperti manusia itu hanya bisa dicegah dengan vaksin. Rabies masih mengancam
sedikitnya 73 persen provinsi di Indonesia.

 

—

Jika hewan
yang terjangkit rabies memproduksi liur berlebih, kejang-kejang, atau lumpuh,
tidak demikian manusia. Gejala pertama rabies adalah lesu, demam, nyeri, dan
sakit kepala. ’’Cara penularan rabies pada hewan berbeda dengan pada manusia,’’
ungkap drh Shandiva Meuthia Khanza pada Rabu lalu (23/9). Penularan pada hewan
melalui gigitan. Pada manusia, penularannya bisa melalui jilatan. Khususnya
pada luka yang terbuka.

Rabies
adalah penyakit fatal yang hanya dapat dicegah dengan vaksin. Maka, memvaksin
peliharaan menjadi sebuah kewajiban. Selama 100 tahun terakhir, berbagai vaksin
rabies telah dikembangkan. Vaksin itu digunakan untuk mencegah atau
mengendalikan rabies pada hewan.

Baca Juga :  Strategi Melawan Rasa Lapar

Ada beberapa
jenis vaksin yang digunakan sampai sekarang. Misalnya, vaksin dari virus yang
dimodifikasi, vaksin dari virus yang dilemahkan, dan vaksin dari virus yang
dimodifikasi secara oral. Data Kementerian Pertanian sampai 2016 menyebutkan,
ada 25 provinsi di Indonesia yang menjadi endemi rabies.

Wakil Dekan
II Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FKH UWKS) drh
Era Harimudji memaparkan, vaksin perlu diberikan saat usia hewan peliharaan
tiga bulan. Vaksin dilanjutkan saat usianya 1 tahun. ’’Setelah umur 1 tahun,
dilakukan rutin setahun sekali,” ungkapnya.

Selain
vaksin, faktor kebersihan lingkungan penting untuk mencegah rabies. Pawrent,
pemilik hewan peliharaan, harus membersihkan kandang secara berkala. Hal yang
tak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh lewat makanan yang
bernutrisi. Hewan yang ternutrisi tidak akan mudah terserang penyakit.

Baca Juga :  Indonesia Segera Lahirkan Alat Tes Covid-19 Gantikan PCR-Swab Test

Pendapat itu
dibenarkan Melisca Michelle. Perempuan yang mengasuh sembilan Husky di rumahnya
itu sangat peduli pada kesehatan. Dan, rabies menjadi virus yang sangat dia
musuhi. Karena itu, selain memperhatikan perawatan anjing-anjingnya, dia
mengawasi lingkungan tempat tinggalnya.

”Waktu
jalan-jalan, sebisanya kita menghindari anjing atau kucing liar atau yang
dibiarkan berkeliaran di jalan,” jelasnya Kamis lalu (24/9). Sebab, menurut
Melisca, anjing atau kucing liar sangat mungkin tidak pernah mendapatkan
vaksin.

Hal lain
yang Melisca lakukan untuk menjaga sembilan Husky miliknya tetap sehat adalah
menghindari exotic pet. ”Karena vaksin mereka ini belum lengkap tersedia di
Indonesia. Rakun, musang, kelelawar itu belum ada,” ujar ibu dua anak tersebut.
Agar Husky-Husky-nya aman, dia melarang mereka berinteraksi dengan hewan
eksotis.

Bagaimana,
Pawrents? Ada banyak cara untuk mencegah rabies. Siapkah kita melakukannya?

Terpopuler

Artikel Terbaru