30.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Deretan Fakta Perempuan 4 Kali Lebih Rentan Terserang Osteoporosis

Bukan
hanya lansia, kini osteoporosis bisa bergeser ke usia muda lho. Maka, perempuan
yang sudah memasuki usia pramenopause atau di atas 40 tahun, diminta untuk
waspada sejak dini. Jangan sampai menunggu adanya keluhan.

Osteoporosis
merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang. Sehingga membuat tulang
lebih rapuh dan mudah patah. Nutrisi seperti Kalsium dan vitamin D sangat
penting

untuk
kesehatan tulang.

International
Journal of Nutrition and Food Science Literatur: ‘Relevance of Calcium and
Vitamin D in Supporting Bone Health: An Expert Panel Recommendation in
Indonesia‘ menyebutkan bahwa kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis
untuk menjaga kesehatan tulang. Asupan kalsium dan vitamin D harus dimulai
sejak dini. Dan suplementasi dapat mengimbangi kekurangan asupan Kalsium dan
vitamin D yang direkomendasikan setiap hari.

Penelitian
International Osteoporosis Foundation menunjukkan, risiko perempuan untuk
terkena Osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebanyak 40,6
persen perempuan

Indonesia
berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko
osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai
menopause.

Baca Juga :  Ini 6 Cara Menjaga Kesehatan Jantung dengan Efektif

“Proses
osteoporosis berlangsung dalam jangka panjang sehingga terkadang penderitanya
tidak menyadarinya sampai kerusakan benar-benar terjadi. Osteoporosis yang
seringkali dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa
menyerang siapa saja, bahkan di usia muda sekalipun,” kata Ketua Peneliti Studi
tersebut sekaligus Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Saptawati
Bardosono, MSc, dalam Webinar bersama CDR, Kamis (22/10).

Studi
yang dilakukan para Pakar di Indonesia tentang ‘Relevansi Kalsium dan Vitamin D
untuk mendukung kesehatan Tulang’ memperkuat fakta bahwa sangat penting untuk
mencegah osteoporosis sejak usia muda. Menurut Prof Saptawati, perempuan banyak
mengalami fase dalam kehidupannya, yang bisa mengurangi kepadatan tulang.
Seperti apa saja misalnya?

1.
Fase Menopause

Di
setiap fase ini, kepadatan tulang dapat berkurang dan puncaknya saat seorang
perempuan memasuki fase menopause, di mana kemampuan tubuh dalam menyerap
kalsium akan berkurang karena sudah tidak menghasilkan hormon esterogen.

2.
Hamil dan Menyusui

Perempuan
hamil dan menyusui pun menjadi salah satu kelompok risiko osteoporosis. Oleh
karena itu, kini saatnya bagi perempuan Indonesia untuk menjaga kesehatan
tulang sejak dini. Namun sayangnya, kandungan nutrisi di Indonesia pada umumnya
mengandung kalsium dan vitamin D dalam level rendah, padahal nutrisi yang cukup
dan pola hidup yang sehat merupakan langkah penting untuk mencegah
osteoporosis.

Baca Juga :  5 Alasan Sulit Turunkan Berat Badan Walau Sudah Tak Makan Junk Food

3.
Perubahan Metabolisme

Proporsi
risiko osteoporosis pada perempuan semakin tinggi setelah berusia 55 tahun,
sebagian besar disebabkan adanya retak tulang pada perempuan yang berhubungan
erat dengan perubahan metabolisme tulang pada umur post-menopause.

Solusi

Prof
Saptawati menekankan bahwa kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis untuk
meningkatkan kesehatan tulang dalam jangka panjang. Ia menjelaskan vitamin D
terlibat dalam penyerapan kalsium di usus halus.

Tanpa
asupan vitamin D yang cukup, bisa jadi penyerapan kalsium tidak maksimal.
Vitamin D kemudian lebih mengoptimalkan dan menjaga kepadatan mineral tulang
atau Bone Mineral Density (BMD), dan meningkatkan kekuatan otot.

“Selain
suplementasi, gaya hidup yang sehat juga diperlukan. Untuk memaksimalkan
vitamin

D
dan pembentukan tulang, konsumsi makan bernutrisi dan berolahraga teratur,”
tutupnya.

Bukan
hanya lansia, kini osteoporosis bisa bergeser ke usia muda lho. Maka, perempuan
yang sudah memasuki usia pramenopause atau di atas 40 tahun, diminta untuk
waspada sejak dini. Jangan sampai menunggu adanya keluhan.

Osteoporosis
merupakan penurunan kualitas dan kepadatan tulang. Sehingga membuat tulang
lebih rapuh dan mudah patah. Nutrisi seperti Kalsium dan vitamin D sangat
penting

untuk
kesehatan tulang.

International
Journal of Nutrition and Food Science Literatur: ‘Relevance of Calcium and
Vitamin D in Supporting Bone Health: An Expert Panel Recommendation in
Indonesia‘ menyebutkan bahwa kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis
untuk menjaga kesehatan tulang. Asupan kalsium dan vitamin D harus dimulai
sejak dini. Dan suplementasi dapat mengimbangi kekurangan asupan Kalsium dan
vitamin D yang direkomendasikan setiap hari.

Penelitian
International Osteoporosis Foundation menunjukkan, risiko perempuan untuk
terkena Osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebanyak 40,6
persen perempuan

Indonesia
berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko
osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai
menopause.

Baca Juga :  Ini 6 Cara Menjaga Kesehatan Jantung dengan Efektif

“Proses
osteoporosis berlangsung dalam jangka panjang sehingga terkadang penderitanya
tidak menyadarinya sampai kerusakan benar-benar terjadi. Osteoporosis yang
seringkali dikaitkan dengan orang-orang berusia lanjut, namun nyatanya bisa
menyerang siapa saja, bahkan di usia muda sekalipun,” kata Ketua Peneliti Studi
tersebut sekaligus Pakar Gizi Medik FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Saptawati
Bardosono, MSc, dalam Webinar bersama CDR, Kamis (22/10).

Studi
yang dilakukan para Pakar di Indonesia tentang ‘Relevansi Kalsium dan Vitamin D
untuk mendukung kesehatan Tulang’ memperkuat fakta bahwa sangat penting untuk
mencegah osteoporosis sejak usia muda. Menurut Prof Saptawati, perempuan banyak
mengalami fase dalam kehidupannya, yang bisa mengurangi kepadatan tulang.
Seperti apa saja misalnya?

1.
Fase Menopause

Di
setiap fase ini, kepadatan tulang dapat berkurang dan puncaknya saat seorang
perempuan memasuki fase menopause, di mana kemampuan tubuh dalam menyerap
kalsium akan berkurang karena sudah tidak menghasilkan hormon esterogen.

2.
Hamil dan Menyusui

Perempuan
hamil dan menyusui pun menjadi salah satu kelompok risiko osteoporosis. Oleh
karena itu, kini saatnya bagi perempuan Indonesia untuk menjaga kesehatan
tulang sejak dini. Namun sayangnya, kandungan nutrisi di Indonesia pada umumnya
mengandung kalsium dan vitamin D dalam level rendah, padahal nutrisi yang cukup
dan pola hidup yang sehat merupakan langkah penting untuk mencegah
osteoporosis.

Baca Juga :  5 Alasan Sulit Turunkan Berat Badan Walau Sudah Tak Makan Junk Food

3.
Perubahan Metabolisme

Proporsi
risiko osteoporosis pada perempuan semakin tinggi setelah berusia 55 tahun,
sebagian besar disebabkan adanya retak tulang pada perempuan yang berhubungan
erat dengan perubahan metabolisme tulang pada umur post-menopause.

Solusi

Prof
Saptawati menekankan bahwa kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis untuk
meningkatkan kesehatan tulang dalam jangka panjang. Ia menjelaskan vitamin D
terlibat dalam penyerapan kalsium di usus halus.

Tanpa
asupan vitamin D yang cukup, bisa jadi penyerapan kalsium tidak maksimal.
Vitamin D kemudian lebih mengoptimalkan dan menjaga kepadatan mineral tulang
atau Bone Mineral Density (BMD), dan meningkatkan kekuatan otot.

“Selain
suplementasi, gaya hidup yang sehat juga diperlukan. Untuk memaksimalkan
vitamin

D
dan pembentukan tulang, konsumsi makan bernutrisi dan berolahraga teratur,”
tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru