27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Peneliti Unej Sebut Melinjo Berpotensi Jadi Suplemen Cegah Covid-19

Peneliti
sekaligus guru besar Fakultas Pertanian Universitas Jember Tri Agus Siswoyo
mengatakan, melinjo atau tangkil (Gnetum gnemon) sebagai suplemen super yang
juga punya potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19.

”Kandungan
antikanker di melinjo berpotensi paling besar menyembuhkan kanker paru-paru,
sehingga melinjo punya potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19 yang
juga menyerang pernapasan manusia. Tapi tentu harus melalui penelitian lebih
lanjut,” kata Tri Agus Siswoyo seperti dilansir dari Antara di Kabupaten Jember.

Saat
melakukan riset melinjo dalam rangka post doctoral di Gyeongsang National
University, Korea Selatan, pada 2019, peneliti Unej itu menemukan kandungan
antikanker pada melinjo berpotensi menjadi obat bagi lima macam penyakit
kanker.

”Dari
penelitian yang saya lakukan, melinjo memiliki kandungan protein dan nonprotein
yang banyak mengandung zat antihipertensi, antioksidan, antiperadangan,
antikanker yang berguna bagi tubuh manusia,” tutur Tri Agus Siswoyo.

Baca Juga :  Sering Minum Alkohol Bikin Olahraga Anda Sia-sia?

Dia
mengatakan, pihaknya sedang mengembangkan kandungan protein dari melinjo yang
berguna bagi antihipertensi. Caranya dengan mengisolasi protein dari melinjo
hingga menghasilkan peptida aktif yang dengan bantuan bakteri tertentu kemudian
akan dimasukkan ke padi. Sehingga padi tersebut akan mengandung antihipertensi.

”Padi
adalah sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan dengan
adanya padi yang mengandung antihipertensi penderita darah tinggi yang
mengonsumsinya akan sekaligus mengonsumsi obat,” kata Tri Agus Siswoyo.

Tri
menjelaskan, padi yang memiliki kandungan antihipertensi dari melinjo dikenal
sebagai nutraceutical. Dengan kata lain, makanan sebagai obat dan obat sebagai
makanan. Namun perlu diingat karena masih perlu penelitian lanjutan untuk dapat
dinikmati masyarakat.

”Itu
tergolong sebagai produk rekayasa genetika yang harus melewati sekian banyak
prosedur pengawasan agar benar-benar terjamin keamanannya,” ucap Tri Agus
Siswoyo, guru besar biokomia tanaman pertanian itu.

Saat
ini, lanjut dia, para peneliti dan pengusaha dari Jepang rajin meneliti dan
mengembangkan produk berbasis melinjo. Sebab, segudang manfaatnya berpotensi
sebagai suplemen kesehatan super. Padahal melinjo tidak tumbuh di Jepang karena
merupakan tanaman khas daerah tropis.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap 5 Urutan Gejala Khas yang Dialami Pasien Covid-19

”Mereka
ingin mengimpor melinjo dari Indonesia yang mutunya dinilai lebih bagus dari
melinjo di daerah tropis lain seperti Afrika. Sehingga pengembangan melinjo
sebagai produk unggulan Indonesia sangat terbuka,” ujar Tri Agus Siswoyo.

Namun,
lanjut dia, perlu pembenahan dari hulu hingga hilir untuk menjadikan melinjo
sebagai produk unggulan Indonesia karena belum ada data pasti mengenai luasan
lahan melinjo dan berapa produksi per tahun.

”Unej
bertekad terus meneliti dan mengembangkan melinjo melalui PUI PT BioTin,
Program Studi Magister Bioteknologi, kelompok riset maupun penelitian lintas
disiplin lainnya mengingat potensinya yang luar biasa,” kata Tri Agus Siswoyo.

Peneliti
sekaligus guru besar Fakultas Pertanian Universitas Jember Tri Agus Siswoyo
mengatakan, melinjo atau tangkil (Gnetum gnemon) sebagai suplemen super yang
juga punya potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19.

”Kandungan
antikanker di melinjo berpotensi paling besar menyembuhkan kanker paru-paru,
sehingga melinjo punya potensi sebagai suplemen untuk mencegah Covid-19 yang
juga menyerang pernapasan manusia. Tapi tentu harus melalui penelitian lebih
lanjut,” kata Tri Agus Siswoyo seperti dilansir dari Antara di Kabupaten Jember.

Saat
melakukan riset melinjo dalam rangka post doctoral di Gyeongsang National
University, Korea Selatan, pada 2019, peneliti Unej itu menemukan kandungan
antikanker pada melinjo berpotensi menjadi obat bagi lima macam penyakit
kanker.

”Dari
penelitian yang saya lakukan, melinjo memiliki kandungan protein dan nonprotein
yang banyak mengandung zat antihipertensi, antioksidan, antiperadangan,
antikanker yang berguna bagi tubuh manusia,” tutur Tri Agus Siswoyo.

Baca Juga :  Sering Minum Alkohol Bikin Olahraga Anda Sia-sia?

Dia
mengatakan, pihaknya sedang mengembangkan kandungan protein dari melinjo yang
berguna bagi antihipertensi. Caranya dengan mengisolasi protein dari melinjo
hingga menghasilkan peptida aktif yang dengan bantuan bakteri tertentu kemudian
akan dimasukkan ke padi. Sehingga padi tersebut akan mengandung antihipertensi.

”Padi
adalah sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan dengan
adanya padi yang mengandung antihipertensi penderita darah tinggi yang
mengonsumsinya akan sekaligus mengonsumsi obat,” kata Tri Agus Siswoyo.

Tri
menjelaskan, padi yang memiliki kandungan antihipertensi dari melinjo dikenal
sebagai nutraceutical. Dengan kata lain, makanan sebagai obat dan obat sebagai
makanan. Namun perlu diingat karena masih perlu penelitian lanjutan untuk dapat
dinikmati masyarakat.

”Itu
tergolong sebagai produk rekayasa genetika yang harus melewati sekian banyak
prosedur pengawasan agar benar-benar terjamin keamanannya,” ucap Tri Agus
Siswoyo, guru besar biokomia tanaman pertanian itu.

Saat
ini, lanjut dia, para peneliti dan pengusaha dari Jepang rajin meneliti dan
mengembangkan produk berbasis melinjo. Sebab, segudang manfaatnya berpotensi
sebagai suplemen kesehatan super. Padahal melinjo tidak tumbuh di Jepang karena
merupakan tanaman khas daerah tropis.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap 5 Urutan Gejala Khas yang Dialami Pasien Covid-19

”Mereka
ingin mengimpor melinjo dari Indonesia yang mutunya dinilai lebih bagus dari
melinjo di daerah tropis lain seperti Afrika. Sehingga pengembangan melinjo
sebagai produk unggulan Indonesia sangat terbuka,” ujar Tri Agus Siswoyo.

Namun,
lanjut dia, perlu pembenahan dari hulu hingga hilir untuk menjadikan melinjo
sebagai produk unggulan Indonesia karena belum ada data pasti mengenai luasan
lahan melinjo dan berapa produksi per tahun.

”Unej
bertekad terus meneliti dan mengembangkan melinjo melalui PUI PT BioTin,
Program Studi Magister Bioteknologi, kelompok riset maupun penelitian lintas
disiplin lainnya mengingat potensinya yang luar biasa,” kata Tri Agus Siswoyo.

Terpopuler

Artikel Terbaru