Salah
satu fase penting sebelum belajar atau sekolah serta menjalankan aktivitas
adalah sarapan. Untuk sarapan, kandungan glukosa dan berbagai vitamin serta
mineral lainnya penting untuk kognitif dan daya pikir anak agar lebih cerdas.
Selama
pandemi Covid-19, anak-anak melakukan Pembelajaran Jarak Jauh, dan rata-rata
siswa menghabiskan 5 sampai 7 jam belajar secara daring. Karenanya, mereka
perlu selalu fokus dan berkonsentrasi agar tetap dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik.
“Orang
tua perlu memahami bagaimana dapat membantu anak-anak agar fokus pada
pembelajaran daring mereka setiap hari, dengan menyediakan dan memahami
pentingnya asupan gizi seimbang dan teratur, yang dimulai dengan sarapan guna
membantu anak-anak fokus dan bersemangat selama waktu belajar,†kata Business
Executive Officer Nestlé Breakfast Cereals Indonesia Alaa Shaaban dalam
webinar.
Ahli
gizi dr. Rita Ramayulis juga menjelaskan, salah satu sumber gizi yang penting
adalah serealia utuh, karena serealia utuh masih memiliki keseluruhan tiga
lapisan (kulit, endosperma, dan inti) yang mengandung lebih banyak serat,
vitamin B, karbohidrat dan protein. Di dalam gandum utuh, kata dia, tersimpan
glukosa yang penting untuk membuat anak lebih konsentrasi saat belajar.
“Glukosa
dalam gandum utuh dalam bentuk pati dan serat membuat pelepasan glukosa
dilakukan bertahap. Nah, itu penting untuk kerja otak,†kata Rita.
Menurutnya,
banyak anak-anak tak sarapan atau sarapannya tak lengkap atau sebanyak 25
persen. Padahal sebelum sarapan, anak-anak tidur malam lebih dari 5 jam dan
perutnya kosong.
“Kalau
5 jam enggak konsumsi apapun glukosa darah akan turun. Alhasil anak tak bisa
berpikir. Hormon anak itu sedang berkembang, maka dibutuhkan gizi yang lengkap.
Sehingga mengapa sarapan itu wajib agar anak bisa berpikir,†jelasnya.
Selain
glukosa, pentingnya vitamin B dan zat besi juga berperan penting dalam membantu
mengoptimalkan fungsi organ dan jaringan tubuh anak, karenanya sangat
dianjurkan untuk diberikan dalam menu makanan dan minuman sehari-hari pada
anak. Kombinasi vitamin B (B2, B3, B6, B9) membantu proses metabolisme energi
sedangkan zat besi merupakan komponen hemoglobin yang membawa oksigen dan zat
gizi ke seluruh tubuh termasuk otak.
Dirinya
juga mengingatkan 5 alasan mengapa anak jangan melewatkan sarapan. Apa saja?
1.
Prestasi Menurun
Dampak
tidak sarapan kadang-kadang tidak disadari secara langsung oleh orang tua.
Namun, hasil akhir rapor anak yang menurun bisa disebabkan karena sang anak
jarang sarapan sebelum sekolah.
2.
Susah Payah Belajar
Tidak
sarapan membuat anak susah payah dan ekstra keras untuk belajar. Itulah
pentingnya orang tua selalu menyediakan zat gizi dengan baik.
3.
Hilang Konsentrasi
Anak
tak bisa menjawab pertanyaan guru atau lambat dalam berpikir. Alhasil, mereka
kehilangan kesempatan menjadi juara kelas.
4.
Anemia
Banyak
anak yang tidak sarapan mengalami anemia atau kurang zat besi. Sehingga mereka
cepat lemah, letih dan lesu serta rentan sakit.
5.
Pengaruhi Satus Gizi Makro
Anak
yang melewatkan sarapan bisa kehilangan gizi kompleks. Bisa terlihat lebih
kurus atau lebih gemuk dengan indeks masa tubuh yang tak seimbang.