25.8 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Sering Menunda Pekerjaan, Termasuk Pertanda Depresi?

Niat hati ingin bekerja, tapi ujung-ujungnya malah main media sosial atau menonton serial TV favorit. Akhirnya, pekerjaan jadi tertunda dan menumpuk. Lebih dari sekadar kebiasaan buruk, terkadang sering menunda pekerjaan merupakan tanda depresi.

Menunda pekerjaan menjadi masalah bagi kebanyakan orang. Kebiasan tersebut sering disangkal dengan banyak alasan. Mulai dari lupa, tidak punya cukup waktu, kewalahan, capek, pekerjaan terlalu banyak, dan sebagainya.

Namun, tahukah Anda, ternyata hobi menunda pekerjaan bisa berkaitan dengan gangguan mental tertentu seperti depresi?

Kaitan Antara Sering Menunda Pekerjaan dan Depresi

Para pakar menyimpulkan bahwa mereka yang kerap menunda pekerjaan mengalami kesulitan untuk mengatur diri. Karena dilakukan terus-menerus, lambat laun ini menjadi kebiasaan, bahkan menjadi bagian dari kepribadian seseorang.

Kebiasaan menunda tugas ini bisa menjadi sesuatu yang serius bila sampai memengaruhi banyak aspek hidup seseorang. Mulai dari kesehatan fisik, kehidupan sosial, hingga pekerjaannya.

Pada kondisi demikian, ada kemungkinan menunda pekerjaan merupakan tanda gangguan mental tertentu.

Salah satu gangguan jiwa yang cukup erat kaitannya dengan kebiasaan tersebut adalah depresi.

Depresi adalah kelainan suasana hati ketika seseorang mengalami perasaan sedih dan kehilangan minat sepanjang waktu. Orang yang mengalami depresi biasanya akan merasa kehilangan harapan dan tidak memiliki semangat serta energi untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Akibatnya, ia akan sulit untuk menyelesaikan tugasnya atau menunda aktivitas yang harusnya dilakukan segera.

Baca Juga :  Tunggu Vaksin Covid-19 Tersedia, 300 Juta Jarum Suntik Disiapkan

Suka Tunda Pekerjaan, Sudah Pasti Tanda Depresi?

Perlu digarisbawahi, bukan berarti setiap orang yang menunda pekerjaan pasti mengalami depresi. 

Bila seseorang cenderung menunda pekerjaan tertentu, misal proyek di kantor atau tugas kuliah, tetapi masih mampu melakukan aktivitas lain dengan semangat, hal tersebut tidak tergolong ke dalam kondisi depresi. 

Namun, bila seseorang menunda sebagian besar pekerjaannya, bahkan tugas sederhananya sehari-hari, bisa jadi itu menandakan depresi. Apalagi bila disertai adanya gejala depresi lainnya, seperti selalu murung, perasaan tertekan terutama pada pagi hari, hingga tidak mampu berkonsentrasi, sangat mungkin orang tersebut mengalami depresi.

Selain Depresi, Waspadai Juga ADHD dan OCD

Tak cuma depresi, sering menunda pekerjaan pun merupakan salah satu gejala gangguan atensi dan hiperaktivitas (attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD).

Penderita ADHD umumnya akan kesulitan untuk menyelesaikan berbagai tugasnya karena tidak mampu mempertahankan konsentrasi atau perhatiannya pada satu tugas terlebih dulu. Orang dengan ADHD akan dengan mudah teralihkan perhatiannya oleh hal lain. Akibatnya, ia kerap menunda-nunda pekerjaannya.

Selain ADHD, gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder atau OCD) juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang kerap menunda pekerjaan. 

Baca Juga :  9 Makanan ini Bisa Mengendalikan Kolesterol

Penderita OCD umumnya akan melakukan sesuatu berulang-ulang, misalnya mencuci tangan berkali-kali atau terus-terusan mengecek pintu rumah. Hal tersebut membuat waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan pekerjaannya tersita oleh perilaku berulang. Sebagai akibatnya, tugas-tugas lainnya pun tertunda dan semakin menumpuk.

Menunda pekerjaan memang tidak masuk dalam salah satu diagnosis gangguan jiwa. Namun, kebiasaan negatif ini amat merugikan kualitas hidup seseorang dan bisa jadi pertanda adanya gangguan mental tertentu. 

Oleh karena itu, bila Anda merasa sering menunda pekerjaan atau sulit untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, dan kebiasaan tersebut sudah memengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak ada salahnya untuk mencari pertolongan. 

Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli kejiwaan (psikiater) atau psikolog mengenai kebiasaan tersebut. Melalui wawancara medis dan pemeriksaan lainnya, nantinya dokter akan menilai apakah sering mengesampingkan tugas tersebut memang berhubungan dengan gangguan mental tertentu atau tidak, termasuk terapi yang tepat untuk mengatasinya.

Kebiasaan sering menunda pekerjaan bukanlah hal yang baik karena dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup Anda. Lebih jauh lagi, kebiasaan tersebut bisa menjadi tanda depresi. Bila kondisi ini sering Anda alami dan merasa sulit fokus, tak perlu berpikir dua kali untuk membuat janji temu dengan ahli kejiwaan atau psikolog, demi perbaikan kualitas hidup Anda.(RN/RPA/klikdokter)

Niat hati ingin bekerja, tapi ujung-ujungnya malah main media sosial atau menonton serial TV favorit. Akhirnya, pekerjaan jadi tertunda dan menumpuk. Lebih dari sekadar kebiasaan buruk, terkadang sering menunda pekerjaan merupakan tanda depresi.

Menunda pekerjaan menjadi masalah bagi kebanyakan orang. Kebiasan tersebut sering disangkal dengan banyak alasan. Mulai dari lupa, tidak punya cukup waktu, kewalahan, capek, pekerjaan terlalu banyak, dan sebagainya.

Namun, tahukah Anda, ternyata hobi menunda pekerjaan bisa berkaitan dengan gangguan mental tertentu seperti depresi?

Kaitan Antara Sering Menunda Pekerjaan dan Depresi

Para pakar menyimpulkan bahwa mereka yang kerap menunda pekerjaan mengalami kesulitan untuk mengatur diri. Karena dilakukan terus-menerus, lambat laun ini menjadi kebiasaan, bahkan menjadi bagian dari kepribadian seseorang.

Kebiasaan menunda tugas ini bisa menjadi sesuatu yang serius bila sampai memengaruhi banyak aspek hidup seseorang. Mulai dari kesehatan fisik, kehidupan sosial, hingga pekerjaannya.

Pada kondisi demikian, ada kemungkinan menunda pekerjaan merupakan tanda gangguan mental tertentu.

Salah satu gangguan jiwa yang cukup erat kaitannya dengan kebiasaan tersebut adalah depresi.

Depresi adalah kelainan suasana hati ketika seseorang mengalami perasaan sedih dan kehilangan minat sepanjang waktu. Orang yang mengalami depresi biasanya akan merasa kehilangan harapan dan tidak memiliki semangat serta energi untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Akibatnya, ia akan sulit untuk menyelesaikan tugasnya atau menunda aktivitas yang harusnya dilakukan segera.

Baca Juga :  Tunggu Vaksin Covid-19 Tersedia, 300 Juta Jarum Suntik Disiapkan

Suka Tunda Pekerjaan, Sudah Pasti Tanda Depresi?

Perlu digarisbawahi, bukan berarti setiap orang yang menunda pekerjaan pasti mengalami depresi. 

Bila seseorang cenderung menunda pekerjaan tertentu, misal proyek di kantor atau tugas kuliah, tetapi masih mampu melakukan aktivitas lain dengan semangat, hal tersebut tidak tergolong ke dalam kondisi depresi. 

Namun, bila seseorang menunda sebagian besar pekerjaannya, bahkan tugas sederhananya sehari-hari, bisa jadi itu menandakan depresi. Apalagi bila disertai adanya gejala depresi lainnya, seperti selalu murung, perasaan tertekan terutama pada pagi hari, hingga tidak mampu berkonsentrasi, sangat mungkin orang tersebut mengalami depresi.

Selain Depresi, Waspadai Juga ADHD dan OCD

Tak cuma depresi, sering menunda pekerjaan pun merupakan salah satu gejala gangguan atensi dan hiperaktivitas (attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD).

Penderita ADHD umumnya akan kesulitan untuk menyelesaikan berbagai tugasnya karena tidak mampu mempertahankan konsentrasi atau perhatiannya pada satu tugas terlebih dulu. Orang dengan ADHD akan dengan mudah teralihkan perhatiannya oleh hal lain. Akibatnya, ia kerap menunda-nunda pekerjaannya.

Selain ADHD, gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder atau OCD) juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang kerap menunda pekerjaan. 

Baca Juga :  9 Makanan ini Bisa Mengendalikan Kolesterol

Penderita OCD umumnya akan melakukan sesuatu berulang-ulang, misalnya mencuci tangan berkali-kali atau terus-terusan mengecek pintu rumah. Hal tersebut membuat waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan pekerjaannya tersita oleh perilaku berulang. Sebagai akibatnya, tugas-tugas lainnya pun tertunda dan semakin menumpuk.

Menunda pekerjaan memang tidak masuk dalam salah satu diagnosis gangguan jiwa. Namun, kebiasaan negatif ini amat merugikan kualitas hidup seseorang dan bisa jadi pertanda adanya gangguan mental tertentu. 

Oleh karena itu, bila Anda merasa sering menunda pekerjaan atau sulit untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, dan kebiasaan tersebut sudah memengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak ada salahnya untuk mencari pertolongan. 

Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli kejiwaan (psikiater) atau psikolog mengenai kebiasaan tersebut. Melalui wawancara medis dan pemeriksaan lainnya, nantinya dokter akan menilai apakah sering mengesampingkan tugas tersebut memang berhubungan dengan gangguan mental tertentu atau tidak, termasuk terapi yang tepat untuk mengatasinya.

Kebiasaan sering menunda pekerjaan bukanlah hal yang baik karena dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup Anda. Lebih jauh lagi, kebiasaan tersebut bisa menjadi tanda depresi. Bila kondisi ini sering Anda alami dan merasa sulit fokus, tak perlu berpikir dua kali untuk membuat janji temu dengan ahli kejiwaan atau psikolog, demi perbaikan kualitas hidup Anda.(RN/RPA/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru