SERING tidur dalam kondisi
mangap atau mulut menganga? Mata terpenjam, sementara mulut terbuka? Lebih baik
segera cari solusinya. Sebab, kebiasaan buruk tersebut bisa memicu beberapa
gangguan kesehatan seperti karies dan radang tenggorokan.
Dokter gigi sekaligus dosen
di Universitas Airlangga Prof Dr drg Mieke Sylvia MS SpOrt mengatakan, tidur
mangap bisa menjadi pemicu terjadinya karies gigi dan bau mulut. Sebab, jika
terbuka dalam waktu lama, mulut jadi kering.
“Padahal, air liur bisa
membantu membersihkan kotoran di sela-sela gigi maupun di posisi yang tidak
terjamah sikat gigi,” jelasnya.
Kalau sekali dua kali, tidur
mangap tak masalah. Kalau berkali-kali tidur mangap, hal tersebut bisa terjadi.
Sementara itu, menurut
dokter spesialis paru di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Alfian Nur
Rosyid SpP, jika mulut terus-menerus mangap, selaput lendir pada hidung yang
berfungsi menghangatkan atau melembapkan udara dari luar tidak bekerja.
kibatnya, udara luar
langsung masuk ke tenggorokan lewat mulut. Termasuk kotoran yang tidak disaring
rambut hidung. Itu memungkinkan terjadinya gangguan saluran pernapasan atas.
“Minimal di bagian
laring atau faring akan terjadi kekeringan hingga sampai radang karena
iritasi,” tuturnya. Yang perlu diwaspadai, tidur mangap diikuti dengan
dengkuran. Menurut Alfian, dengkuran terjadi karena lidah terjatuh di daerah
belakang tenggorokan hingga menyumbat saluran napas. Itu biasanya terjadi pada
mereka yang obesitas dan berleher pendek. Jika hal tersebut dibiarkan, bisa mengakibatkan
kematian karena kekurangan oksigen.
Alfian menyatakan pernah
dikunjungi pasien laki-laki berusia 54 tahun yang mengeluhkan kebiasaan tidur
mangap beserta dengkuran.
Pasien itu mengalami
obesitas. “Dia bercerita ke saya kalau tidur mangap sangat mengganggu
tidurnya. Dia sering terbangun sehingga kualitas tidurnya buruk. Bahkan, dia
mengaku saat siang tidak konsentrasi,” jelasnya.
Untuk menghindari hal-hal
tersebut, Alfian menyarankan untuk mencari penyebabnya lebih dulu. Misalnya,
karena kelelahan, tidur dalam posisi duduk, atau hidung yang sedang terganggu.
Contohnya, pilek. Itu bisa
juga disebabkan gusi sedang bengkak atau trauma sendi rahang sehingga seseorang
membuka mulut untuk bernapas.”Apabila terjadi karena hidung tersumbat
lantaran pilek, sembuhkan pileknya,” ucapnya.
Begitu juga apabila terjadi
karena obesitas. Berat badan perlu diturunkan dengan membiasakan olahraga dan
makan makanan sehat.
Jika penyebabnya adalah
posisi tidur yang kurang nyaman, posisinya bisa diperbaiki. “Jangan ragu
untuk berhenti di rest area untuk memperbaiki kualitas tidur dan posisi tidur
ideal saat liburan,” tegas Alfian. Jika memang tidur mangap tidak bisa
dihindari, gunakan masker. (ika/c20/any/jpnn)