30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Vaksin Covid-19 Butuh Waktu Lama, Protokol Kesehatan Wajib Dipatuhi

Pemerintah umumkan akan
melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19, yang berasal dari
produksi Sinovac Biotech asal Tiongkok. Diperkirakan uji klinis akan selesai
awal tahun 2021 dan jika berhasil segera di produksi masal pada kuartal I 2021.
Karena masih membutuhkan periode lebih dari 6 bulan, maka tetap wajib untuk
mematuhi protokol kesehatan.

Saat ini sebanyak 2.400
vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah. Vaksin ini sedang dipersiapkan
untuk tahapan uji klinis.

Kabar baiknya, per Agustus
2020, vaksin Sinovac diuji coba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal
terlibat dalam tahapan uji klinis ini. Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut
baik kehadiran vaksin Sinovac meski baru permulaan.

Dengan adanya vaksin ini diharapkan
dapat menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat
bosan. Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said meminta masyarakat jangan lengah.

“Kita patut bersyukur dan
berdoa semoga uji klinis ke-3 ini berjalan baik, dan pada akhirnya menjadi
solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita
doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan,” kata
Sudirman Said kepada wartawan baru-baru ini.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Virus Korona Pada Masker Medis Mati Setelah 1 Minggu

Sudirman menambahkan, PMI
tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac. Namun apabila ditugaskan untuk
menjadi bagian uji klinis maka PMI langsung sigap.

“Kami tidak ikut dalan
proses teknis dan scientific semacam itu. Bila kami ditugasi untuk menjadi
bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba, kami akan
lakukan yang terbaik,” terangnya.

Sudirman menambahkan dengan
adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah
dengan pencegahan Covid-19 dengan protokol kesehatan. Mengingat semakin hari
jumlah penularan Covid-19 makin bertambah.

“Sepanjang obat dan vaksin
belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara
terbaik adalah menghindari risiko,” kata Sudirman.

Sementara itu, Pakar
Epidemiologi Pandu Riono menjelaskan uji klinis vaksin sangat membutuhkan
proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12
bulan.

“Uji klinis ini tujuannya
mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari
vaksin yang efektif dan aman, jadi masih panjang,” terangnya.

Di samping itu, sebelum
pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya
memperjelas kerjasamanya dengan Tiongkok. Apakah kerjasama ini menjadi bagian
dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada
tujuan lainnya.

Baca Juga :  Mengenal Efektivitas Imunoterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker Paru

“Kenapa kok Indonesia bisa
mendapatkan privilage dapat vaksin, itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam
perkembangan vaksin, memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter
study,” kata Pandu.

Karena baru proses awal,
belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya
vaksin Sinovac. Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan
vaksin ini segera ada.

“Kalau menjamin keamanan ke
masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol
kesehatan, bukan sekadar imbauan saja,” tutur Pandu.

Masyarakat jangan melupakan
protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga
menghilangkan kebiasaan cuci tangan. Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak
lengah dengan penularan Covid-19. Menurutnya, di masa PSBB transisi ini kasus
Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.

“Makanya masyarakat diajak
kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak
infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan
terapkan protokol kesehatan ketat,” tegasnya.

Pemerintah umumkan akan
melakukan uji klinis fase III terhadap vaksin Covid-19, yang berasal dari
produksi Sinovac Biotech asal Tiongkok. Diperkirakan uji klinis akan selesai
awal tahun 2021 dan jika berhasil segera di produksi masal pada kuartal I 2021.
Karena masih membutuhkan periode lebih dari 6 bulan, maka tetap wajib untuk
mematuhi protokol kesehatan.

Saat ini sebanyak 2.400
vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah. Vaksin ini sedang dipersiapkan
untuk tahapan uji klinis.

Kabar baiknya, per Agustus
2020, vaksin Sinovac diuji coba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal
terlibat dalam tahapan uji klinis ini. Palang Merah Indonesia (PMI) menyambut
baik kehadiran vaksin Sinovac meski baru permulaan.

Dengan adanya vaksin ini diharapkan
dapat menurunkan jumlah kasus pandemi Covid-19 yang mulai membuat masyarakat
bosan. Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said meminta masyarakat jangan lengah.

“Kita patut bersyukur dan
berdoa semoga uji klinis ke-3 ini berjalan baik, dan pada akhirnya menjadi
solusi permanen. Tetap harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Mari kita
doakan agar prosesnya mulus dan menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan,” kata
Sudirman Said kepada wartawan baru-baru ini.

Baca Juga :  Penelitian Ungkap Virus Korona Pada Masker Medis Mati Setelah 1 Minggu

Sudirman menambahkan, PMI
tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac. Namun apabila ditugaskan untuk
menjadi bagian uji klinis maka PMI langsung sigap.

“Kami tidak ikut dalan
proses teknis dan scientific semacam itu. Bila kami ditugasi untuk menjadi
bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba, kami akan
lakukan yang terbaik,” terangnya.

Sudirman menambahkan dengan
adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah
dengan pencegahan Covid-19 dengan protokol kesehatan. Mengingat semakin hari
jumlah penularan Covid-19 makin bertambah.

“Sepanjang obat dan vaksin
belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara
terbaik adalah menghindari risiko,” kata Sudirman.

Sementara itu, Pakar
Epidemiologi Pandu Riono menjelaskan uji klinis vaksin sangat membutuhkan
proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12
bulan.

“Uji klinis ini tujuannya
mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari
vaksin yang efektif dan aman, jadi masih panjang,” terangnya.

Di samping itu, sebelum
pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya
memperjelas kerjasamanya dengan Tiongkok. Apakah kerjasama ini menjadi bagian
dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada
tujuan lainnya.

Baca Juga :  Mengenal Efektivitas Imunoterapi untuk Pengobatan Pasien Kanker Paru

“Kenapa kok Indonesia bisa
mendapatkan privilage dapat vaksin, itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam
perkembangan vaksin, memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter
study,” kata Pandu.

Karena baru proses awal,
belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya
vaksin Sinovac. Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan
vaksin ini segera ada.

“Kalau menjamin keamanan ke
masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol
kesehatan, bukan sekadar imbauan saja,” tutur Pandu.

Masyarakat jangan melupakan
protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga
menghilangkan kebiasaan cuci tangan. Pandu mengingatkan agar masyarakat tidak
lengah dengan penularan Covid-19. Menurutnya, di masa PSBB transisi ini kasus
Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.

“Makanya masyarakat diajak
kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak
infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan
terapkan protokol kesehatan ketat,” tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru