26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Waspada Gejala Baru Covid-19, Pasien Mendadak Bingung

GEJALA baru Covid-19
harus diwaspadai. Pasien di sejumlah ruang Unit Gawat Darurat (UGD) mengalami
kebingungan hingga fatal atau yang disebut dengan istilah delirium.

Sebuah studi baru di
JAMA Network Open menjelaskan kasus ini. Studi yang diterbitkan pada 19
November tersebut menemukan bahwa 28 persen pasien Covid-19 yang lebih tua di
tujuh unit gawat darurat UGD AS berada dalam keadaan mental yang bingung.
Konsidi itu membuat mereka berisiko lebih tinggi untuk dirawat di unit
perawatan intensif (ICU) dan mengalami kematian.

Ketika tim peneliti di
Rumah Sakit Umum Massachusetts menganalisis catatan 817 pasien Covid-19 yang berusia
65 tahun ke atas mengalami kebingungan alias delirium. Selain itu, 37 persen
pasien dengan delirium tidak memiliki gejala Covid-19 yang paling khas, seperti
demam atau sesak napas.

Baca Juga :  Jangan Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Kepribadian Introvert yang Keliru

Studi Covid-19
sebelumnya, yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, mendukung
hubungan tersebut. Studi tersebut memperkirakan bahwa tingkat delirium di
antara pasien ICU dengan Covid-19 adalah 65 persen, yang diperkirakan gejala
ini dapat meningkat dengan isolasi yang diberlakukan di ICU.

Klinik Cleveland mendefinisikan
delirium sebagai lebingungan mendadak atau perubahan status mental yang
tiba-tiba. Orang tersebut mungkin tampak seperti bingung. Dan mereka mungkin
mengalami kesulitan berpikir jernih.

Delirium tidak sama
dengan demensia atau pikun. Menurut Mayo Clinic, delirium biasanya disebabkan
oleh penyakit akut atau keracunan obat dan bersifat sementara dan seringkali
dapat disembuhkan. Di sisi lain, demensia biasanya disebabkan oleh perubahan
anatomi otak, onsetnya lebih lambat, dan umumnya kronis atau progresif.

Baca Juga :  Obat Ivermectin Dilarang Digunakan Untuk Sembuhkan Pasien Covid-19

“Kebingungan bisa
menjadi tanda Covid-19, terutama pada orang tua,” kata ahli saraf di
Northwestern Medicine Lake Forest Hospital di Lake Forest, Illinois, Charulatha
Nagar, MD, seperti dilansir Health, Sabtu (12/12).

Berbagai masalah neurologis yang dialami pasien
Covid-19 termasuk pusing, sakit kepala, dan hipogeusia dan hiposmia (hilangnya
rasa dan bau), serta manifestasi yang lebih serius termasuk polineuropati
(kerusakan saraf perifer) dan ensefalitis (radang otak). Ditambah lagi lansia
lebih rentan karena memiliki berbagai kondisi masalah medis lainnya.

GEJALA baru Covid-19
harus diwaspadai. Pasien di sejumlah ruang Unit Gawat Darurat (UGD) mengalami
kebingungan hingga fatal atau yang disebut dengan istilah delirium.

Sebuah studi baru di
JAMA Network Open menjelaskan kasus ini. Studi yang diterbitkan pada 19
November tersebut menemukan bahwa 28 persen pasien Covid-19 yang lebih tua di
tujuh unit gawat darurat UGD AS berada dalam keadaan mental yang bingung.
Konsidi itu membuat mereka berisiko lebih tinggi untuk dirawat di unit
perawatan intensif (ICU) dan mengalami kematian.

Ketika tim peneliti di
Rumah Sakit Umum Massachusetts menganalisis catatan 817 pasien Covid-19 yang berusia
65 tahun ke atas mengalami kebingungan alias delirium. Selain itu, 37 persen
pasien dengan delirium tidak memiliki gejala Covid-19 yang paling khas, seperti
demam atau sesak napas.

Baca Juga :  Jangan Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Kepribadian Introvert yang Keliru

Studi Covid-19
sebelumnya, yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, mendukung
hubungan tersebut. Studi tersebut memperkirakan bahwa tingkat delirium di
antara pasien ICU dengan Covid-19 adalah 65 persen, yang diperkirakan gejala
ini dapat meningkat dengan isolasi yang diberlakukan di ICU.

Klinik Cleveland mendefinisikan
delirium sebagai lebingungan mendadak atau perubahan status mental yang
tiba-tiba. Orang tersebut mungkin tampak seperti bingung. Dan mereka mungkin
mengalami kesulitan berpikir jernih.

Delirium tidak sama
dengan demensia atau pikun. Menurut Mayo Clinic, delirium biasanya disebabkan
oleh penyakit akut atau keracunan obat dan bersifat sementara dan seringkali
dapat disembuhkan. Di sisi lain, demensia biasanya disebabkan oleh perubahan
anatomi otak, onsetnya lebih lambat, dan umumnya kronis atau progresif.

Baca Juga :  Obat Ivermectin Dilarang Digunakan Untuk Sembuhkan Pasien Covid-19

“Kebingungan bisa
menjadi tanda Covid-19, terutama pada orang tua,” kata ahli saraf di
Northwestern Medicine Lake Forest Hospital di Lake Forest, Illinois, Charulatha
Nagar, MD, seperti dilansir Health, Sabtu (12/12).

Berbagai masalah neurologis yang dialami pasien
Covid-19 termasuk pusing, sakit kepala, dan hipogeusia dan hiposmia (hilangnya
rasa dan bau), serta manifestasi yang lebih serius termasuk polineuropati
(kerusakan saraf perifer) dan ensefalitis (radang otak). Ditambah lagi lansia
lebih rentan karena memiliki berbagai kondisi masalah medis lainnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru