34.2 C
Jakarta
Thursday, October 9, 2025

Kanker Usus Incar Generasi Muda, Kenali Gejala Sejak Dini sebelum Terlambat

PROKALTENG.CO-Kasus kanker usus besar (kolorektal) kini tak lagi dominan menyerang kelompok lanjut usia. Fenomena terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini justru meningkat pada kalangan muda, terutama generasi milenial dan Gen Z.

Hasil riset yang dipublikasikan di British Journal of Surgery (BJS) mengungkapkan bahwa individu yang lahir pada tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena kanker usus besar dibandingkan mereka yang lahir pada 1950.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Sulpiana, M.Biomed, menjelaskan bahwa faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat berperan besar dalam meningkatnya kasus ini di usia muda.

“Kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, serta konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak menjadi faktor risiko utama yang dapat memicu kanker kolorektal di usia muda,” ujarnya dikutip dari laman resmi IPB University.

Menurutnya, individu dengan riwayat keluarga pengidap kanker kolorektal memang memiliki risiko lebih tinggi, tetapi pola hidup sehari-hari justru menjadi penyumbang terbesar terhadap peningkatan kasus tersebut.

Tanda Awal Kanker Usus yang Sering Diabaikan

Kanker usus dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam. Gejalanya sering tidak terasa hingga memasuki stadium lanjut, sehingga banyak kasus terlambat terdeteksi.
Berikut beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai.

  1. Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit berkepanjangan.
  2. Adanya darah dalam feses atau tinja berwarna gelap.
  3. Nyeri atau kram perut yang terus-menerus tanpa penyebab jelas.
  4. Penurunan berat badan drastis tanpa alasan medis.
  5. Tubuh mudah lemas dan rasa lelah berkepanjangan.
Baca Juga :  Generasi Muda Butuh Keterampilan Praktis, Bukan Hanya Pendidikan Formal

Apabila gejala tersebut muncul, masyarakat disarankan segera melakukan pemeriksaan medis atau skrining kolonoskopi. Pemeriksaan ini bahkan direkomendasikan sebelum usia 40 tahun bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker usus besar atau penyakit saluran pencernaan kronis seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai secara medis, penyebab kanker kolorektal bersifat multifaktorial. Namun, beberapa faktor risiko utama telah teridentifikasi, antara lain;
Riwayat keluarga penderita kanker kolorektal, polip adenomatous yang tidak diangkat, pola hidup tidak sehat, seperti diet rendah serat dan tinggi lemak, konsumsi alkohol, merokok, serta kurang olahraga.

Penyakit penyerta, termasuk peradangan usus kronis dan sindrom genetik seperti Lynch Syndrome.

Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius, mulai dari penyumbatan usus, perdarahan internal, metastasis ke hati atau paru-paru, hingga infeksi berat akibat perforasi usus.

Langkah Pencegahan Sejak Dini menurut dr. Sulpiana, pencegahan kanker usus besar dapat dimulai melalui kebiasaan sederhana namun berkelanjutan.
Berikut langkah-langkah yang disarankan.

  1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian.
  2. Kurangi daging merah dan makanan olahan tinggi lemak jenuh.
  3. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
  4. Hindari rokok dan alkohol karena dapat memicu mutasi sel pada saluran pencernaan.
  5. Lakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi polip atau kelainan pada usus sejak dini.
Baca Juga :  Hindari Lonjakan Kasus Covid-19 saat Musim Hujan, Ini Caranya

“Kesehatan usus sangat bergantung pada pola hidup kita. Perubahan kecil seperti memperbanyak serat dan aktif bergerak dapat mencegah kanker kolorektal sejak dini,” tutur dr. Sulpiana.

Penelitian dalam JAMA menyebutkan bahwa skrining kanker usus besar mampu menurunkan angka kematian secara signifikan. Polip prakanker yang ditemukan pada tahap awal dapat diangkat sebelum berkembang menjadi kanker.

Deteksi dini bukan hanya meningkatkan peluang kesembuhan, tetapi juga mencegah penyebaran kanker ke organ vital lainnya. Para ahli menegaskan pentingnya kesadaran generasi muda untuk memahami gejala, faktor risiko, dan pentingnya pemeriksaan pencegahan sejak usia produktif.

Kanker usus kini bukan lagi penyakit orang tua, melainkan ancaman nyata bagi generasi muda dengan gaya hidup sedentari dan pola makan modern. Menjaga keseimbangan nutrisi, aktif bergerak, dan rutin memeriksakan diri adalah langkah penting untuk melindungi tubuh dari ancaman kanker kolorektal. (wid/fir/jpg)

 

PROKALTENG.CO-Kasus kanker usus besar (kolorektal) kini tak lagi dominan menyerang kelompok lanjut usia. Fenomena terbaru menunjukkan bahwa penyakit ini justru meningkat pada kalangan muda, terutama generasi milenial dan Gen Z.

Hasil riset yang dipublikasikan di British Journal of Surgery (BJS) mengungkapkan bahwa individu yang lahir pada tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena kanker usus besar dibandingkan mereka yang lahir pada 1950.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Sulpiana, M.Biomed, menjelaskan bahwa faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat berperan besar dalam meningkatnya kasus ini di usia muda.

“Kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, serta konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak menjadi faktor risiko utama yang dapat memicu kanker kolorektal di usia muda,” ujarnya dikutip dari laman resmi IPB University.

Menurutnya, individu dengan riwayat keluarga pengidap kanker kolorektal memang memiliki risiko lebih tinggi, tetapi pola hidup sehari-hari justru menjadi penyumbang terbesar terhadap peningkatan kasus tersebut.

Tanda Awal Kanker Usus yang Sering Diabaikan

Kanker usus dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam. Gejalanya sering tidak terasa hingga memasuki stadium lanjut, sehingga banyak kasus terlambat terdeteksi.
Berikut beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai.

  1. Perubahan pola buang air besar, seperti diare atau sembelit berkepanjangan.
  2. Adanya darah dalam feses atau tinja berwarna gelap.
  3. Nyeri atau kram perut yang terus-menerus tanpa penyebab jelas.
  4. Penurunan berat badan drastis tanpa alasan medis.
  5. Tubuh mudah lemas dan rasa lelah berkepanjangan.
Baca Juga :  Generasi Muda Butuh Keterampilan Praktis, Bukan Hanya Pendidikan Formal

Apabila gejala tersebut muncul, masyarakat disarankan segera melakukan pemeriksaan medis atau skrining kolonoskopi. Pemeriksaan ini bahkan direkomendasikan sebelum usia 40 tahun bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker usus besar atau penyakit saluran pencernaan kronis seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai secara medis, penyebab kanker kolorektal bersifat multifaktorial. Namun, beberapa faktor risiko utama telah teridentifikasi, antara lain;
Riwayat keluarga penderita kanker kolorektal, polip adenomatous yang tidak diangkat, pola hidup tidak sehat, seperti diet rendah serat dan tinggi lemak, konsumsi alkohol, merokok, serta kurang olahraga.

Penyakit penyerta, termasuk peradangan usus kronis dan sindrom genetik seperti Lynch Syndrome.

Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius, mulai dari penyumbatan usus, perdarahan internal, metastasis ke hati atau paru-paru, hingga infeksi berat akibat perforasi usus.

Langkah Pencegahan Sejak Dini menurut dr. Sulpiana, pencegahan kanker usus besar dapat dimulai melalui kebiasaan sederhana namun berkelanjutan.
Berikut langkah-langkah yang disarankan.

  1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian.
  2. Kurangi daging merah dan makanan olahan tinggi lemak jenuh.
  3. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
  4. Hindari rokok dan alkohol karena dapat memicu mutasi sel pada saluran pencernaan.
  5. Lakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi polip atau kelainan pada usus sejak dini.
Baca Juga :  Hindari Lonjakan Kasus Covid-19 saat Musim Hujan, Ini Caranya

“Kesehatan usus sangat bergantung pada pola hidup kita. Perubahan kecil seperti memperbanyak serat dan aktif bergerak dapat mencegah kanker kolorektal sejak dini,” tutur dr. Sulpiana.

Penelitian dalam JAMA menyebutkan bahwa skrining kanker usus besar mampu menurunkan angka kematian secara signifikan. Polip prakanker yang ditemukan pada tahap awal dapat diangkat sebelum berkembang menjadi kanker.

Deteksi dini bukan hanya meningkatkan peluang kesembuhan, tetapi juga mencegah penyebaran kanker ke organ vital lainnya. Para ahli menegaskan pentingnya kesadaran generasi muda untuk memahami gejala, faktor risiko, dan pentingnya pemeriksaan pencegahan sejak usia produktif.

Kanker usus kini bukan lagi penyakit orang tua, melainkan ancaman nyata bagi generasi muda dengan gaya hidup sedentari dan pola makan modern. Menjaga keseimbangan nutrisi, aktif bergerak, dan rutin memeriksakan diri adalah langkah penting untuk melindungi tubuh dari ancaman kanker kolorektal. (wid/fir/jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru