26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ini Alasan Mengapa Pasien Diabetes Rentan Terinfeksi Covid-19

KALTENGPOS.CO – Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau
komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan
data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan per tanggal 4 Agustus 2020,
diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi.

Ini berarti penyandang diabetes
akan lebih rentan mengalami kondisi parah bahkan menyebabkan kematian jika
terinfeksi Covid-19.

Ahli Endokrin dr. Roy Panusunan
Sibarani, SpPD-KEMD, FES mengatakan, apabila seseorang yang memiliki penyakit
diabetes terpapar virus Covid-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar
untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Apa sebabnya?

“Hal ini dikarenakan fluktuasi
level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi diabetes lainnya,” katanya
dalam konferensi pers virtual, Kamis (6/8).

Dengan kata lain, penyandang
diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kadar gula darah
senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak hanya saat pandemi Covid-19,
tetapi harus dijalankan setiap saat agar penyandang diabetes dapat beraktifitas
secara normal.

Cara termudah untuk mencegah
komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Hal ini
dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan baik dengan obat
oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga :  Kanker Otak Tak Mengenal Usia

Namun, pada saat pandemi Covid-19
ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hal ini
terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 20 yang membahas
institusi kesehatan selama Covid-19.

Berdasarkan hasil survei cepat
yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak
pandemi. Sebanyak 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah
sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19.

“Ketakutan masyarakat untuk
berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan pasien diabetes
mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa kadar gula
darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah naik dari
kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi di
masa depan walaupun tidak terinfeksi Covid-19,” kata Roy.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, mengungkapkan bahwa sebenarnya masyarakat
tidak perlu takut untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di masa pandemi ini
asalkan mengikuti protokol kesehatan. Walaupun di masa pandemi Covid-19,
pengobatan diabetes tetap harus berjalan seperti biasa.

Baca Juga :  6 Faktor Ini Memicu Stres Muncul Kembali

“Maka, penyandang diabetes tidak
perlu takut pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan
atau berkonsultasi dengan dokter. Selama mereka memperhatikan protokol
keselamatan atau yang kita sebut gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga
jarak, dan mencuci tangan dengan teratur, maka kesehatan dan keamanan dapat
tetap terjaga,” tegas Widyastuti.

Seorang penyandang diabetes, Osy,
mengungkapkan bahwa memang pasti ada rasa ragu untuk pergi ke puskesmas atau
rumah sakit di masa pandemi ini. Namun dia mengerti sebagai penderita diabetes
harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah tetap dalam kisaran target
dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan dokter.

“Karena yang kami hadapi adalah
apabila terinfeksi Covid-19 dan gula darah tidak terkontrol, akibatnya Covid-19
akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila menghentikan konsultasi dengan
dokter dan mengabaikan kontrol gula darah, walaupun kami di rumah saja dan
terhindar dari Covid-19, risiko komplikasi yang akan membayangi. Oleh karena
itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit, tentunya dengan mematuhi protokol
keselamatan yang berlaku,” tegasnya.

KALTENGPOS.CO – Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau
komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan
data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan per tanggal 4 Agustus 2020,
diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi.

Ini berarti penyandang diabetes
akan lebih rentan mengalami kondisi parah bahkan menyebabkan kematian jika
terinfeksi Covid-19.

Ahli Endokrin dr. Roy Panusunan
Sibarani, SpPD-KEMD, FES mengatakan, apabila seseorang yang memiliki penyakit
diabetes terpapar virus Covid-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar
untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Apa sebabnya?

“Hal ini dikarenakan fluktuasi
level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi diabetes lainnya,” katanya
dalam konferensi pers virtual, Kamis (6/8).

Dengan kata lain, penyandang
diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kadar gula darah
senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak hanya saat pandemi Covid-19,
tetapi harus dijalankan setiap saat agar penyandang diabetes dapat beraktifitas
secara normal.

Cara termudah untuk mencegah
komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Hal ini
dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan baik dengan obat
oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga :  Kanker Otak Tak Mengenal Usia

Namun, pada saat pandemi Covid-19
ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hal ini
terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 20 yang membahas
institusi kesehatan selama Covid-19.

Berdasarkan hasil survei cepat
yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak
pandemi. Sebanyak 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah
sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19.

“Ketakutan masyarakat untuk
berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan pasien diabetes
mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa kadar gula
darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah naik dari
kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi di
masa depan walaupun tidak terinfeksi Covid-19,” kata Roy.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta dr. Widyastuti, MKM, mengungkapkan bahwa sebenarnya masyarakat
tidak perlu takut untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di masa pandemi ini
asalkan mengikuti protokol kesehatan. Walaupun di masa pandemi Covid-19,
pengobatan diabetes tetap harus berjalan seperti biasa.

Baca Juga :  6 Faktor Ini Memicu Stres Muncul Kembali

“Maka, penyandang diabetes tidak
perlu takut pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan
atau berkonsultasi dengan dokter. Selama mereka memperhatikan protokol
keselamatan atau yang kita sebut gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga
jarak, dan mencuci tangan dengan teratur, maka kesehatan dan keamanan dapat
tetap terjaga,” tegas Widyastuti.

Seorang penyandang diabetes, Osy,
mengungkapkan bahwa memang pasti ada rasa ragu untuk pergi ke puskesmas atau
rumah sakit di masa pandemi ini. Namun dia mengerti sebagai penderita diabetes
harus tetap sehat dan mengontrol kadar gula darah tetap dalam kisaran target
dengan cara tetap berobat dan berkonsultasi dengan dokter.

“Karena yang kami hadapi adalah
apabila terinfeksi Covid-19 dan gula darah tidak terkontrol, akibatnya Covid-19
akan menjadi lebih berat, di sisi lain apabila menghentikan konsultasi dengan
dokter dan mengabaikan kontrol gula darah, walaupun kami di rumah saja dan
terhindar dari Covid-19, risiko komplikasi yang akan membayangi. Oleh karena
itu, saya tetap pergi kontrol ke rumah sakit, tentunya dengan mematuhi protokol
keselamatan yang berlaku,” tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru