30.8 C
Jakarta
Thursday, May 8, 2025

Mitos atau Fakta!!! Bulu Kucing Bikin Perempuan Rawan Mandul?

ISU mengenai bulu kucing yang disebut-sebut dapat menyebabkan perempuan sulit hamil telah lama beredar di masyarakat.

Tidak sedikit pasangan yang sedang merencanakan kehamilan disarankan untuk menjauhi kucing peliharaan, khususnya oleh orang tua atau orang di sekitar.

Namun, apakah benar secara ilmiah bulu kucing dapat memengaruhi kesuburan perempuan?

Mari kita bedah fakta medisnya!

Klaim yang Sering Muncul, Bulu Kucing menyebabkan Mandul

Klaim ini umumnya berasal dari kekhawatiran terhadap toksoplasmosis, sebuah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.

Parasit ini bisa hidup di usus kucing, dan keluar melalui feses. Infeksi ini memang berbahaya jika terjadi saat kehamilan, karena bisa menimbulkan komplikasi janin, seperti keguguran atau cacat lahir.

Namun, banyak orang salah kaprah menganggap bahwa bulu kucing lah yang menjadi sumber utama penyebab infeksi dan gangguan kesuburan. Padahal, ini adalah mitos yang tidak sepenuhnya akurat.

Fakta Ilmiah, yang Perlu Diwaspadai Bukan Bulu, Tapi Feses Kucing

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi toksoplasmosis pada manusia umumnya terjadi karena menyentuh tanah atau pasir yang terkontaminasi kotoran kucing lalu tidak mencuci tangan. Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang, kemudian memasak dengan peralatan yang terkontaminasi parasit.

Baca Juga :  Ahli: Seseorang Bisa Saja Tertular Covid-19 Dua Kali Setelah 3-6 Bulan

Terakhir, dapat disebabkan karena minum air yang tidak bersih. Bulu kucing bukan sumber langsung toksoplasma, kecuali jika terkontaminasi kotoran. Bahkan, CDC menyebut bahwa peluang tertular dari kucing peliharaan dalam rumah yang tidak berburu dan hanya makan makanan kemasan sangat kecil.

Apakah Toksoplasmosis Menyebabkan Kemandulan?

Studi dalam jurnal Human Reproduction (2008) menyebut bahwa infeksi toksoplasma tidak secara langsung menyebabkan infertilitas (sulit hamil). Namun, infeksi aktif yang berat bisa memengaruhi sistem reproduksi jika tidak ditangani. Tetapi, ini sangat jarang, dan tidak terjadi hanya karena kontak biasa dengan kucing.

Justru, banyak dokter kandungan memperbolehkan pasiennya memelihara kucing selama kehamilan, asalkan menjaga kebersihan dan tidak langsung membersihkan kotoran kucing tanpa sarung tangan.

Studi Pendukung

Penelitian oleh Roberts et al (2001) menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma lebih sering terjadi karena konsumsi daging mentah dibandingkan karena kucing peliharaan.

Studi dari The American Journal of Epidemiology juga menyebut bahwa perempuan yang memelihara kucing tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena toksoplasmosis dibanding yang tidak.

Baca Juga :  Catat Manfaat Alpukat untuk Pasien Diabetes Tipe 2

Tips Aman Memelihara Kucing saat Program Hamil

Jika kamu sedang menjalani program kehamilan namun tetap ingin memelihara kucing, berikut tips yang bisa dilakukan:

  1. Hindari membersihkan kotoran kucing secara langsung (gunakan sarung tangan atau minta bantuan orang lain).
  2. Rutin membawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan.
  3. Hindari memberi makan kucing daging mentah.
  4. Cuci tangan setelah bermain dengan kucing.
  5. Pastikan litter box dibersihkan setiap hari.

Mitos bahwa bulu kucing bikin perempuan sulit hamil adalah tidak benar secara medis.

Yang berisiko adalah paparan terhadap parasit Toxoplasma gondii dari feses kucing, bukan dari bulunya.

Dengan perawatan yang baik dan kebersihan yang dijaga, memelihara kucing tetap aman bahkan bagi perempuan yang sedang program kehamilan.

Jadi, tidak ada alasan untuk membuang kucing atau menjauhinya hanya karena ingin segera hamil, selama kamu tahu cara merawat dan berinteraksi dengan bijak. (fat/jpg)

 

ISU mengenai bulu kucing yang disebut-sebut dapat menyebabkan perempuan sulit hamil telah lama beredar di masyarakat.

Tidak sedikit pasangan yang sedang merencanakan kehamilan disarankan untuk menjauhi kucing peliharaan, khususnya oleh orang tua atau orang di sekitar.

Namun, apakah benar secara ilmiah bulu kucing dapat memengaruhi kesuburan perempuan?

Mari kita bedah fakta medisnya!

Klaim yang Sering Muncul, Bulu Kucing menyebabkan Mandul

Klaim ini umumnya berasal dari kekhawatiran terhadap toksoplasmosis, sebuah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.

Parasit ini bisa hidup di usus kucing, dan keluar melalui feses. Infeksi ini memang berbahaya jika terjadi saat kehamilan, karena bisa menimbulkan komplikasi janin, seperti keguguran atau cacat lahir.

Namun, banyak orang salah kaprah menganggap bahwa bulu kucing lah yang menjadi sumber utama penyebab infeksi dan gangguan kesuburan. Padahal, ini adalah mitos yang tidak sepenuhnya akurat.

Fakta Ilmiah, yang Perlu Diwaspadai Bukan Bulu, Tapi Feses Kucing

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), infeksi toksoplasmosis pada manusia umumnya terjadi karena menyentuh tanah atau pasir yang terkontaminasi kotoran kucing lalu tidak mencuci tangan. Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang, kemudian memasak dengan peralatan yang terkontaminasi parasit.

Baca Juga :  Ahli: Seseorang Bisa Saja Tertular Covid-19 Dua Kali Setelah 3-6 Bulan

Terakhir, dapat disebabkan karena minum air yang tidak bersih. Bulu kucing bukan sumber langsung toksoplasma, kecuali jika terkontaminasi kotoran. Bahkan, CDC menyebut bahwa peluang tertular dari kucing peliharaan dalam rumah yang tidak berburu dan hanya makan makanan kemasan sangat kecil.

Apakah Toksoplasmosis Menyebabkan Kemandulan?

Studi dalam jurnal Human Reproduction (2008) menyebut bahwa infeksi toksoplasma tidak secara langsung menyebabkan infertilitas (sulit hamil). Namun, infeksi aktif yang berat bisa memengaruhi sistem reproduksi jika tidak ditangani. Tetapi, ini sangat jarang, dan tidak terjadi hanya karena kontak biasa dengan kucing.

Justru, banyak dokter kandungan memperbolehkan pasiennya memelihara kucing selama kehamilan, asalkan menjaga kebersihan dan tidak langsung membersihkan kotoran kucing tanpa sarung tangan.

Studi Pendukung

Penelitian oleh Roberts et al (2001) menunjukkan bahwa infeksi toksoplasma lebih sering terjadi karena konsumsi daging mentah dibandingkan karena kucing peliharaan.

Studi dari The American Journal of Epidemiology juga menyebut bahwa perempuan yang memelihara kucing tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena toksoplasmosis dibanding yang tidak.

Baca Juga :  Catat Manfaat Alpukat untuk Pasien Diabetes Tipe 2

Tips Aman Memelihara Kucing saat Program Hamil

Jika kamu sedang menjalani program kehamilan namun tetap ingin memelihara kucing, berikut tips yang bisa dilakukan:

  1. Hindari membersihkan kotoran kucing secara langsung (gunakan sarung tangan atau minta bantuan orang lain).
  2. Rutin membawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan.
  3. Hindari memberi makan kucing daging mentah.
  4. Cuci tangan setelah bermain dengan kucing.
  5. Pastikan litter box dibersihkan setiap hari.

Mitos bahwa bulu kucing bikin perempuan sulit hamil adalah tidak benar secara medis.

Yang berisiko adalah paparan terhadap parasit Toxoplasma gondii dari feses kucing, bukan dari bulunya.

Dengan perawatan yang baik dan kebersihan yang dijaga, memelihara kucing tetap aman bahkan bagi perempuan yang sedang program kehamilan.

Jadi, tidak ada alasan untuk membuang kucing atau menjauhinya hanya karena ingin segera hamil, selama kamu tahu cara merawat dan berinteraksi dengan bijak. (fat/jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru