27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Mengenal FOMO, Dampak Negatif dan Cara Mengatasinya

PROKALTENG.CO – Saat ini, hampir setiap orang menganggap ponsel
sama pentingnya dengan dompet. Bahkan, tak sedikit orang yang merasa lebih baik
ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel. Kondisi itu bisa menjadi
tanda-tanda atau gejala FOMO (fear of
missing out
).

Begitu menyadari ponselnya tidak
ada di tas atau saku, beberapa orang akan merasa panik dan cemas. Jika kamu
termasuk orang yang tidak bisa dipisahkan sedetik pun dari ponsel, ini bisa
jadi tanda bahwa kamu mengalami gangguan yang disebut FOMO.

Dikutip dari laman Alodokter, FOMO atau fear of missing out kerap dikaitkan
dengan kecanduan terhadap media sosial. Perilaku ini ditandai dengan rasa takut
atau khawatir berlebihan bila tidak mengetahui berita atau tren terkini. Meski
terkesan sepele, FOMO bisa berdampak pada kesehatan mental dan perlu
diwaspadai.

Apa Itu FOMO?

Secara umum, FOMO dapat diartikan
sebagai ketakutan akan ketertinggalan. Istilah ini pertama kali dikemukakan
pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K.
Przybylski.

Awalnya, FOMO kerap dikaitkan
dengan perasaan cemas berlebihan yang dirasakan seseorang ketika teman atau
kerabatnya sedang berkumpul tanpa dirinya. Orang yang memiliki FOMO akan
memiliki persepsi bahwa kehidupan orang lain lebih baik tanpa kehadirannya.

Sebagai contoh, orang yang
memiliki FOMO akan merasa gelisah ketika tidak diundang ke pesta pernikahan
teman, padahal semua kenalannya diundang.

Perasaan FOMO juga bisa muncul
ketika seseorang dengan sengaja menolak undangan pesta karena alasan sibuk,
tetapi kemudian merasa tertinggal atau dikucilkan saat melihat semua
teman-temannya bersenang-senang di pesta tersebut. Hal ini dapat diperparah dengan
keberadaan media sosial.

Apa Kaitan FOMO dan Media Sosial?

Media sosial kini memang banyak
digunakan sebagai ajang untuk menunjukkan eksistensi, kemampuan, atau gaya
hidup seseorang. Tidak sedikit pengguna media sosial yang berusaha untuk
menunjukkan bahwa kehidupannya sempurna, meskipun kenyataannya tidak demikian.

Baca Juga :  Benarkah Bekerja dari Rumah Lebih Baik Dibanding di Kantor?

Hal ini bisa membuat sebagian
orang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang terlihat luar
biasa.

Orang yang mengalami FOMO akan
merasa tertinggal atau memiliki derajat sosial lebih rendah daripada orang
lain. Perasaan ini sering kali menimbulkan kecemasan yang berlebihan terhadap
kehidupannya.

Perilaku FOMO juga bisa membuat
seseorang merasa tidak berdaya saat tidak memegang gadget dan sangat resah bila
tidak terhubung dengan akun media sosialnya walau hanya sebentar.

Dampak Negatif FOMO

Seseorang yang mengalami FOMO
baru akan merasa tenang ketika bisa memegang gadget mereka dan terhubung ke
dunia maya. Ketergantungan yang tidak sehat ini dapat memberikan beragam
dampak, seperti:

1. Menimbulkan perasaan negatif

Berbagai riset menyebutkan bahwa
orang yang terlalu sering melihat postingan foto atau video liburan orang lain
akan merasa kurang nyaman dan lebih mudah merasa kesepian.

Survei lain juga menunjukkan bahwa
60% remaja akan merasa khawatir ketika mengetahui temannya bersenang-senang
tanpa dirinya. Perasaan tersebut bisa saja muncul akibat FOMO.

2. Meningkatkan risiko terjadinya masalah
psikologis

Penggunaan media sosial secara
berlebihan diketahui dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah stres dan
terobsesi untuk mempertahankan image atau harga diri mereka di media sosial.

Jika tidak digunakan dengan
bijak, penggunaan media sosial secara kurang tepat tidak hanya dapat membuat
seseorang mengalami FOMO, tetapi juga meningkatkan risiko munculnya gangguan
mental, seperti gangguan cemas dan depresi.

3. Menurunkan rasa percaya diri

Unggahan orang lain di media
sosial mungkin membuatmu membandingkan diri dengan orang lain dan menjadi tidak
percaya diri karena merasa hidup mereka lebih sempurna. Hal ini bisa menyebabkanmu
rentan mengalami stres.

Ingatlah selalu bahwa tidak ada
manusia yang sempurna. Jadi, kamu tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang
lain, apalagi sampai merasa rendah diri.

4. Mengganggu produktivitas

Jika sudah mengalami FOMO dan
kecanduan ponsel, seseorang bisa menjadi lupa diri dan seakan-akan memiliki
dunia sendiri karena selalu fokus pada ponselnya di mana saja dan kapan saja.
Hal ini bisa membuat seseorang sulit berkonsentrasi saat bekerja atau belajar,
sehingga produktivitas dan prestasinya menurun.

Baca Juga :  7 Cara Mudah Hilangkan Rasa Cemas

Tips Mengatasi FOMO

Ketika kamu mulai merasa
ketergantungan pada ponsel atau kecanduan media sosial, ada beberapa tips yang
dapat kamu coba lakukan untuk mengatasinya, antara lain:

Membatasi penggunaan gadget

Batasi penggunaan gadget dengan
membuat jadwal atau menentukan batas waktu untuk mengecek media sosial,
misalnya jam 12 siang dan 5 sore, serta tidak lebih dari 15 menit.

Untung mengisi waktu tanpa gadget
atau ponsel, lakukanlah kegiatan positif yang menyenangkan, seperti berolahraga,
memasak, atau membaca buku.

Lebih fokus pada dunia nyata daripada dunia
maya

Buatlah pertemuan untuk berkumpul
bersama teman atau keluarga, sehingga kamu bisa lebih banyak berinteraksi
secara nyata. Quality time bersama orang lain lebih efektif untuk mengusir
kesepian daripada scrolling media sosial selama berjam-jam.

Berusaha untuk menghargai diri sendiri

Ketika kamu lebih fokus pada
kekuranganmu, akan sangat mudah bagimu untuk menjadi iri kepada orang lain.
Mulai sekarang, hargai dan cintailah dirimu sendiri dengan segala kekurangan
maupun kelebihan yang kamu miliki.

Lakukan me time, luangkan waktu untuk membantu orang lain, dan lakukan
hal-hal yang membuatmu lebih mencintai diri sendiri. Berhentilah memaksakan
diri untuk mencari pengakuan dari orang lain.

Ingatlah bahwa tidak semua yang
diunggah di media sosial itu seindah kenyataannya. Orang-orang yang menunjukkan
wajah bahagia di media sosial belum tentu benar-benar merasa bahagia dalam
kehidupannya.

Jika rasa cemas akibat FOMO tidak
kunjung hilang atau bila perasaan tersebut sudah dirasa mengganggu kehidupanmu
dan hubunganmu dengan orang lain, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan
psikolog mengenai masalah yang kamu hadapi.

PROKALTENG.CO – Saat ini, hampir setiap orang menganggap ponsel
sama pentingnya dengan dompet. Bahkan, tak sedikit orang yang merasa lebih baik
ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel. Kondisi itu bisa menjadi
tanda-tanda atau gejala FOMO (fear of
missing out
).

Begitu menyadari ponselnya tidak
ada di tas atau saku, beberapa orang akan merasa panik dan cemas. Jika kamu
termasuk orang yang tidak bisa dipisahkan sedetik pun dari ponsel, ini bisa
jadi tanda bahwa kamu mengalami gangguan yang disebut FOMO.

Dikutip dari laman Alodokter, FOMO atau fear of missing out kerap dikaitkan
dengan kecanduan terhadap media sosial. Perilaku ini ditandai dengan rasa takut
atau khawatir berlebihan bila tidak mengetahui berita atau tren terkini. Meski
terkesan sepele, FOMO bisa berdampak pada kesehatan mental dan perlu
diwaspadai.

Apa Itu FOMO?

Secara umum, FOMO dapat diartikan
sebagai ketakutan akan ketertinggalan. Istilah ini pertama kali dikemukakan
pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K.
Przybylski.

Awalnya, FOMO kerap dikaitkan
dengan perasaan cemas berlebihan yang dirasakan seseorang ketika teman atau
kerabatnya sedang berkumpul tanpa dirinya. Orang yang memiliki FOMO akan
memiliki persepsi bahwa kehidupan orang lain lebih baik tanpa kehadirannya.

Sebagai contoh, orang yang
memiliki FOMO akan merasa gelisah ketika tidak diundang ke pesta pernikahan
teman, padahal semua kenalannya diundang.

Perasaan FOMO juga bisa muncul
ketika seseorang dengan sengaja menolak undangan pesta karena alasan sibuk,
tetapi kemudian merasa tertinggal atau dikucilkan saat melihat semua
teman-temannya bersenang-senang di pesta tersebut. Hal ini dapat diperparah dengan
keberadaan media sosial.

Apa Kaitan FOMO dan Media Sosial?

Media sosial kini memang banyak
digunakan sebagai ajang untuk menunjukkan eksistensi, kemampuan, atau gaya
hidup seseorang. Tidak sedikit pengguna media sosial yang berusaha untuk
menunjukkan bahwa kehidupannya sempurna, meskipun kenyataannya tidak demikian.

Baca Juga :  Benarkah Bekerja dari Rumah Lebih Baik Dibanding di Kantor?

Hal ini bisa membuat sebagian
orang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang terlihat luar
biasa.

Orang yang mengalami FOMO akan
merasa tertinggal atau memiliki derajat sosial lebih rendah daripada orang
lain. Perasaan ini sering kali menimbulkan kecemasan yang berlebihan terhadap
kehidupannya.

Perilaku FOMO juga bisa membuat
seseorang merasa tidak berdaya saat tidak memegang gadget dan sangat resah bila
tidak terhubung dengan akun media sosialnya walau hanya sebentar.

Dampak Negatif FOMO

Seseorang yang mengalami FOMO
baru akan merasa tenang ketika bisa memegang gadget mereka dan terhubung ke
dunia maya. Ketergantungan yang tidak sehat ini dapat memberikan beragam
dampak, seperti:

1. Menimbulkan perasaan negatif

Berbagai riset menyebutkan bahwa
orang yang terlalu sering melihat postingan foto atau video liburan orang lain
akan merasa kurang nyaman dan lebih mudah merasa kesepian.

Survei lain juga menunjukkan bahwa
60% remaja akan merasa khawatir ketika mengetahui temannya bersenang-senang
tanpa dirinya. Perasaan tersebut bisa saja muncul akibat FOMO.

2. Meningkatkan risiko terjadinya masalah
psikologis

Penggunaan media sosial secara
berlebihan diketahui dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah stres dan
terobsesi untuk mempertahankan image atau harga diri mereka di media sosial.

Jika tidak digunakan dengan
bijak, penggunaan media sosial secara kurang tepat tidak hanya dapat membuat
seseorang mengalami FOMO, tetapi juga meningkatkan risiko munculnya gangguan
mental, seperti gangguan cemas dan depresi.

3. Menurunkan rasa percaya diri

Unggahan orang lain di media
sosial mungkin membuatmu membandingkan diri dengan orang lain dan menjadi tidak
percaya diri karena merasa hidup mereka lebih sempurna. Hal ini bisa menyebabkanmu
rentan mengalami stres.

Ingatlah selalu bahwa tidak ada
manusia yang sempurna. Jadi, kamu tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang
lain, apalagi sampai merasa rendah diri.

4. Mengganggu produktivitas

Jika sudah mengalami FOMO dan
kecanduan ponsel, seseorang bisa menjadi lupa diri dan seakan-akan memiliki
dunia sendiri karena selalu fokus pada ponselnya di mana saja dan kapan saja.
Hal ini bisa membuat seseorang sulit berkonsentrasi saat bekerja atau belajar,
sehingga produktivitas dan prestasinya menurun.

Baca Juga :  7 Cara Mudah Hilangkan Rasa Cemas

Tips Mengatasi FOMO

Ketika kamu mulai merasa
ketergantungan pada ponsel atau kecanduan media sosial, ada beberapa tips yang
dapat kamu coba lakukan untuk mengatasinya, antara lain:

Membatasi penggunaan gadget

Batasi penggunaan gadget dengan
membuat jadwal atau menentukan batas waktu untuk mengecek media sosial,
misalnya jam 12 siang dan 5 sore, serta tidak lebih dari 15 menit.

Untung mengisi waktu tanpa gadget
atau ponsel, lakukanlah kegiatan positif yang menyenangkan, seperti berolahraga,
memasak, atau membaca buku.

Lebih fokus pada dunia nyata daripada dunia
maya

Buatlah pertemuan untuk berkumpul
bersama teman atau keluarga, sehingga kamu bisa lebih banyak berinteraksi
secara nyata. Quality time bersama orang lain lebih efektif untuk mengusir
kesepian daripada scrolling media sosial selama berjam-jam.

Berusaha untuk menghargai diri sendiri

Ketika kamu lebih fokus pada
kekuranganmu, akan sangat mudah bagimu untuk menjadi iri kepada orang lain.
Mulai sekarang, hargai dan cintailah dirimu sendiri dengan segala kekurangan
maupun kelebihan yang kamu miliki.

Lakukan me time, luangkan waktu untuk membantu orang lain, dan lakukan
hal-hal yang membuatmu lebih mencintai diri sendiri. Berhentilah memaksakan
diri untuk mencari pengakuan dari orang lain.

Ingatlah bahwa tidak semua yang
diunggah di media sosial itu seindah kenyataannya. Orang-orang yang menunjukkan
wajah bahagia di media sosial belum tentu benar-benar merasa bahagia dalam
kehidupannya.

Jika rasa cemas akibat FOMO tidak
kunjung hilang atau bila perasaan tersebut sudah dirasa mengganggu kehidupanmu
dan hubunganmu dengan orang lain, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan
psikolog mengenai masalah yang kamu hadapi.

Terpopuler

Artikel Terbaru