26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Cobalah Diet Flexitarian, Tak Menyiksa Tubuh Justru Lebih Sehat

Sebagian
orang memilih melakukan diet ekstrem untuk mengurangi berat badan. Jika Anda
berniat diet, tak ada salahnya mencoba diet Flexitarian, yang mengutamakan buah
dan sayuran sebagai menu utamanya.

Dalam
webinar bertema ‘Flexitarian : Sustaining the Healthy Habits with Real Food’
bersama Re.juve baru-baru ini, CEO dan Presiden Direktur Re.juve mengingatkan
kewaspadaan masyarakat akan dampak pola makan yang tidak teratur selama
pandemi. Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan
signifikan pada masyarakat akibat berkurangnya aktivitas luar ruang,
meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi.

“Fenomena
ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal tadi
dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit
degeneratif lainnya. Maka penting menjaga asupan nutrisi seimbang,
memperhatikan aktivitas fisik, serta mengelola stres dengan baik agar terhindar
dari berbagai macam penyakit,” ujarnya.

Tren
pola makan sehat terus berkembang dan semakin banyak pilihannya. Dier
flexitarian fokus pada konsumsi buah dan sayur tanpa betul-betul menghilangkan
konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap Minum Kopi Sebelum Sarapan Picu Lonjakan Gula Darah

Konsultan
Gizi dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, meyakinkan bahwa diet ini pasti mudah
dilakukan masyarakat. Dia menyesalkan masih ada lebih dari 90 persen masyarakat
yang kurang mengonsumsi sayur dan buah.

“Melahap
karbohidrat dan protein saja dapat mengakibatkan risiko avitaminosis atau
kekurangan gizi yang tinggi. Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai
kandungan vitamin dan mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah untuk
menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh,” kata dr. Rita.

Menurutnya,
masyarakat harus lebih cermat dalam memilih pola makan yang lebih sehat namun
fleksibel. Tujuannya, agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat terbaik dari
jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.

“Sebanyak
93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap
harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa
menjadi pilihan yang

Baca Juga :  Ini Kiat Memenuhi Kebutuhan Lemak Harian

tergolong
cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya
hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur
sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat
baik dari metode ini,” paparnya.

National
Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu
manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung hingga 32 persen. Serta turunnya berat badan secara
stabil dan konsisten, dan bertahannya kemampuan memori.

Meskipun
sayur dan buah wajib menjadi menu harian saat menerapkan metode flexitarian,
namun masa simpannya yang kurang tahan lama masih menjadi tantangan tersendiri.
Salah satu

solusinya
adalah mengombinasikan pembelian buah dan sayur segar dan organik dengan
cold-pressed juice.

“Teknik
cold-pressed sendiri terbukti dapat mencegah terpaparnya buah dan sayur dari
panas dan oksidasi. Saya yakin ini pasti mudah dibanding diet ekstrem lainnya,”
tutupnya.

Sebagian
orang memilih melakukan diet ekstrem untuk mengurangi berat badan. Jika Anda
berniat diet, tak ada salahnya mencoba diet Flexitarian, yang mengutamakan buah
dan sayuran sebagai menu utamanya.

Dalam
webinar bertema ‘Flexitarian : Sustaining the Healthy Habits with Real Food’
bersama Re.juve baru-baru ini, CEO dan Presiden Direktur Re.juve mengingatkan
kewaspadaan masyarakat akan dampak pola makan yang tidak teratur selama
pandemi. Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan
signifikan pada masyarakat akibat berkurangnya aktivitas luar ruang,
meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi.

“Fenomena
ini tentunya menjadi alarm bagi kita, karena kombinasi dari ketiga hal tadi
dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas serta penyakit
degeneratif lainnya. Maka penting menjaga asupan nutrisi seimbang,
memperhatikan aktivitas fisik, serta mengelola stres dengan baik agar terhindar
dari berbagai macam penyakit,” ujarnya.

Tren
pola makan sehat terus berkembang dan semakin banyak pilihannya. Dier
flexitarian fokus pada konsumsi buah dan sayur tanpa betul-betul menghilangkan
konsumsi protein hewani, karbohidrat, dan nutrisi tambahan lainnya.

Baca Juga :  Peneliti Ungkap Minum Kopi Sebelum Sarapan Picu Lonjakan Gula Darah

Konsultan
Gizi dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, meyakinkan bahwa diet ini pasti mudah
dilakukan masyarakat. Dia menyesalkan masih ada lebih dari 90 persen masyarakat
yang kurang mengonsumsi sayur dan buah.

“Melahap
karbohidrat dan protein saja dapat mengakibatkan risiko avitaminosis atau
kekurangan gizi yang tinggi. Padahal, tubuh kita juga memerlukan berbagai
kandungan vitamin dan mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah untuk
menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh,” kata dr. Rita.

Menurutnya,
masyarakat harus lebih cermat dalam memilih pola makan yang lebih sehat namun
fleksibel. Tujuannya, agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat terbaik dari
jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.

“Sebanyak
93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap
harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa
menjadi pilihan yang

Baca Juga :  Ini Kiat Memenuhi Kebutuhan Lemak Harian

tergolong
cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya
hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur
sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat
baik dari metode ini,” paparnya.

National
Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu
manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung hingga 32 persen. Serta turunnya berat badan secara
stabil dan konsisten, dan bertahannya kemampuan memori.

Meskipun
sayur dan buah wajib menjadi menu harian saat menerapkan metode flexitarian,
namun masa simpannya yang kurang tahan lama masih menjadi tantangan tersendiri.
Salah satu

solusinya
adalah mengombinasikan pembelian buah dan sayur segar dan organik dengan
cold-pressed juice.

“Teknik
cold-pressed sendiri terbukti dapat mencegah terpaparnya buah dan sayur dari
panas dan oksidasi. Saya yakin ini pasti mudah dibanding diet ekstrem lainnya,”
tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru