30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Sakit Kepala atau Pusing? Kenali 3 Perbedaannya Ini

RATA-rata kita tentu sering mengalami gangguan
pada kepala. Yang paling sering terjadi adalah sakit kepala dan kepala pusing.

Tetapi apakah sakit kepala dan kepala pusing itu sama? Ternyata kedua
kondisi ini berbeda dan banyak orang yang keliru membedakan keduanya.

Dikutip dari Hellosehat, kekeliruan
mengenai perbedaan sakit kepala dan kepala pusing tentu bisa menyebabkan
kerancuan pengarahan diagnosis bagi dokter. Agar hal tersebut tidak terjadi,
pelajari apa saja perbedaan pusing dan sakit kepala berikut ini.

Perbedaan kepala pusing dan sakit kepala

1. Sensasi yang muncul

Pusing dan sakit kepala memang sama-sama menyerang daerah kepala. Namun,
sensasi yang muncul pada kedua kondisi tersebut berbeda. Seseorang yang merasa
pusing akan merasakan sensasi seolah akan pingsan atau goyah (gangguan
keseimbangan), kepala terasa berat, penglihatan kabur, dan badan lemas. Bahkan
kondisi ini bisa makin parah bila gejalanya menyebabkan seseorang merasa
lingkungan di sekitarnya bergerak atau berputar kliyengan (vertigo).

Sementara seseorang yang mengalami sakit kepala, ada denyutan di sekitar
kepala, baik itu sebagian (bagian samping kanan atau kiri) atau di lokasi
kepala lainnya. Rasa sakitnya meliputi perasaan nyeri seperti dipukul-pukul
atau kepala terasa diikat dengan kencang.

2. Berdasarkan penyebabnya

Ada dua jenis sakit kepala, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala
sekunder. Sakit kepala utama biasanya disebabkan oleh aktivitas berlebihan atau
adanya masalah pada struktur kepala yang sensitif terhadap nyeri dan juga
adanya perubahan aktivitas kimia pada otak. Sementara sakit kepala sekunder
terjadi karena adanya penyakit lain yang merangsang rasa sakit kepala muncul.

Baca Juga :  Nikotin Lebih Mengganggu Tidur Dibandingkan Kafein?

Sakit kepala primer memiliki beberapa tipe, yaitu Tension headaches (kepala
terasa nyeri seperti diikat tali ketat di sekitar kepala) dan Migrain (sakit
kepala sebelah), serta cluster headaches
(sakit kepala parah yang biasanya terletak di sekitar satu area mata).

Kemudian untuk sakit kepala sekunder, beberapa penyakit dan kondisi yang
mendasarinya, yaitu: Glaukoma (kerusakan saraf mata), keracunan karbon
monoksida, penggumpalan darah, tumor otak, mabuk atau keracunan alkohol, dehidrasi,
stroke, serangan panik, perdarahan di sekitar otak, influenza (flu), penggunaan
obat sakit kepala berlebihan (rebound
headaches
) dan kekurangan gizi

Sama seperti sakit kepala sekunder, pusing juga disebabkan oleh kondisi
lain yang mendasarinya. Akan tetapi, pusing tidak memiliki perbedaan tipe seperti
sakit kepala. Pusing bisa dirasakan pada seluruh bagian kepala, tidak cuma di
beberapa bagian seperti sakit kepala.

Beberapa penyakit atau kondisi yang menyebabkan pusing, yaitu: Masalah pada
telinga bagian dalam (vertigo), Vestibular neuritis (infeksi saraf vestibular),
penyakit meniere, buruknya sirkulasi udara, tekanan darah rendah, penyakit
saraf seperti multiple sclerosis dan parkinson, anemia, hipertermia, kadar gula
darah rendah dan gangguan kecemasan.

Baca Juga :  DAP Hadirkan Serta Perfect Sleeper Dilengkapi Teknologi Pembunuh Virus

Dilansir dari Medical News Today,
kondisi sakit kepala dan pusing bisa terjadi secara bersamaan. Kondisi ini
biasanya terjadi pada migrain, cedera pada otak, dan kadar gula darah yang
rendah.

3. Pengobatan yang dilakukan

Penyakit yang menyebabkan sakit kepala dan pusing memang berbeda. Maka,
penting bagi pasien untuk memahami perbedaan antara sakit kepala dan pusing,
agar pengobatan yang diberikan sesuai dan kondisi akan membaik nantinya.

Bila Anda merasakan salah satu kondisi tersebut, maka jangan salah memberikan
keluhan Anda kepada dokter. Sebab, apabila yang rasa sakit yang Anda rasakan di
antara kedua kondisi tersebut salah, diagnosis dan pemberian obat yang
digunakan mungkin tidak sesuai.

Sakit kepala primer yang ringan bisa disembuhkan tanpa obat. Namun, ada
juga yang perlu disembuhkan dengan menggunakan obat pencegah timbulnya nyeri
sakit kepala, seperti beta blocker, antidepresan trisiklik, atau agonis
reseptor serotonin. Selain itu, beberapa pengobatan alternatif seperti
akupuntur, meditasi, terapi perilaku kognitif juga bisa membantu mengobati
sakit kepala.

Sakit kepala sekunder biasanya memerlukan tes kesehatan lebih lanjut untuk
mendapatkan penyebab sakit kepala yang mendasarinya. Untuk itu, perlu
rekomendasi dan konsultasi dari dokter terlebih dahulu. Begitu juga dengan
pusing, Anda mungkin harus melakukan pengobatan sesuai dengan kondisi atas
penyakit yang mendasarinya. (hellosehat/kpc)

 

RATA-rata kita tentu sering mengalami gangguan
pada kepala. Yang paling sering terjadi adalah sakit kepala dan kepala pusing.

Tetapi apakah sakit kepala dan kepala pusing itu sama? Ternyata kedua
kondisi ini berbeda dan banyak orang yang keliru membedakan keduanya.

Dikutip dari Hellosehat, kekeliruan
mengenai perbedaan sakit kepala dan kepala pusing tentu bisa menyebabkan
kerancuan pengarahan diagnosis bagi dokter. Agar hal tersebut tidak terjadi,
pelajari apa saja perbedaan pusing dan sakit kepala berikut ini.

Perbedaan kepala pusing dan sakit kepala

1. Sensasi yang muncul

Pusing dan sakit kepala memang sama-sama menyerang daerah kepala. Namun,
sensasi yang muncul pada kedua kondisi tersebut berbeda. Seseorang yang merasa
pusing akan merasakan sensasi seolah akan pingsan atau goyah (gangguan
keseimbangan), kepala terasa berat, penglihatan kabur, dan badan lemas. Bahkan
kondisi ini bisa makin parah bila gejalanya menyebabkan seseorang merasa
lingkungan di sekitarnya bergerak atau berputar kliyengan (vertigo).

Sementara seseorang yang mengalami sakit kepala, ada denyutan di sekitar
kepala, baik itu sebagian (bagian samping kanan atau kiri) atau di lokasi
kepala lainnya. Rasa sakitnya meliputi perasaan nyeri seperti dipukul-pukul
atau kepala terasa diikat dengan kencang.

2. Berdasarkan penyebabnya

Ada dua jenis sakit kepala, yaitu sakit kepala primer dan sakit kepala
sekunder. Sakit kepala utama biasanya disebabkan oleh aktivitas berlebihan atau
adanya masalah pada struktur kepala yang sensitif terhadap nyeri dan juga
adanya perubahan aktivitas kimia pada otak. Sementara sakit kepala sekunder
terjadi karena adanya penyakit lain yang merangsang rasa sakit kepala muncul.

Baca Juga :  Nikotin Lebih Mengganggu Tidur Dibandingkan Kafein?

Sakit kepala primer memiliki beberapa tipe, yaitu Tension headaches (kepala
terasa nyeri seperti diikat tali ketat di sekitar kepala) dan Migrain (sakit
kepala sebelah), serta cluster headaches
(sakit kepala parah yang biasanya terletak di sekitar satu area mata).

Kemudian untuk sakit kepala sekunder, beberapa penyakit dan kondisi yang
mendasarinya, yaitu: Glaukoma (kerusakan saraf mata), keracunan karbon
monoksida, penggumpalan darah, tumor otak, mabuk atau keracunan alkohol, dehidrasi,
stroke, serangan panik, perdarahan di sekitar otak, influenza (flu), penggunaan
obat sakit kepala berlebihan (rebound
headaches
) dan kekurangan gizi

Sama seperti sakit kepala sekunder, pusing juga disebabkan oleh kondisi
lain yang mendasarinya. Akan tetapi, pusing tidak memiliki perbedaan tipe seperti
sakit kepala. Pusing bisa dirasakan pada seluruh bagian kepala, tidak cuma di
beberapa bagian seperti sakit kepala.

Beberapa penyakit atau kondisi yang menyebabkan pusing, yaitu: Masalah pada
telinga bagian dalam (vertigo), Vestibular neuritis (infeksi saraf vestibular),
penyakit meniere, buruknya sirkulasi udara, tekanan darah rendah, penyakit
saraf seperti multiple sclerosis dan parkinson, anemia, hipertermia, kadar gula
darah rendah dan gangguan kecemasan.

Baca Juga :  DAP Hadirkan Serta Perfect Sleeper Dilengkapi Teknologi Pembunuh Virus

Dilansir dari Medical News Today,
kondisi sakit kepala dan pusing bisa terjadi secara bersamaan. Kondisi ini
biasanya terjadi pada migrain, cedera pada otak, dan kadar gula darah yang
rendah.

3. Pengobatan yang dilakukan

Penyakit yang menyebabkan sakit kepala dan pusing memang berbeda. Maka,
penting bagi pasien untuk memahami perbedaan antara sakit kepala dan pusing,
agar pengobatan yang diberikan sesuai dan kondisi akan membaik nantinya.

Bila Anda merasakan salah satu kondisi tersebut, maka jangan salah memberikan
keluhan Anda kepada dokter. Sebab, apabila yang rasa sakit yang Anda rasakan di
antara kedua kondisi tersebut salah, diagnosis dan pemberian obat yang
digunakan mungkin tidak sesuai.

Sakit kepala primer yang ringan bisa disembuhkan tanpa obat. Namun, ada
juga yang perlu disembuhkan dengan menggunakan obat pencegah timbulnya nyeri
sakit kepala, seperti beta blocker, antidepresan trisiklik, atau agonis
reseptor serotonin. Selain itu, beberapa pengobatan alternatif seperti
akupuntur, meditasi, terapi perilaku kognitif juga bisa membantu mengobati
sakit kepala.

Sakit kepala sekunder biasanya memerlukan tes kesehatan lebih lanjut untuk
mendapatkan penyebab sakit kepala yang mendasarinya. Untuk itu, perlu
rekomendasi dan konsultasi dari dokter terlebih dahulu. Begitu juga dengan
pusing, Anda mungkin harus melakukan pengobatan sesuai dengan kondisi atas
penyakit yang mendasarinya. (hellosehat/kpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru