Perayaan Imlek identik dengan
warna merah dalam setiap pernak-perniknya. Dimulai dari dekorasi, lampion,
busana, hingga yang paling ditunggu yaitu angpao. Mengapa harus warna merah,
ya?
Dalam laman China Highlights,
Sabtu (25/1), merah merupakan warna penting bagi budaya Tiongkok karena mereka
akan diberkahi dengan makna keberuntungan. Merah mewakili api dan
merupakan warna paling populer di Tiongkok. Warna ini juga merupakan warna
nasional yang mewakili kebahagiaan, keindahan, vitalitas, keberuntungan, dan
kesuksesan.
Merah terkenal dan banyak
digunakan selama festival serta acara penting seperti pernikahan. Lentera merah
juga kerap menghiasi bisnis dan tempat tinggal.
Baris ganda huruf ‘Xi’
(kebahagiaan) berwarna merah ditempel di gerbang dan pintu. Orang-orang
mengenakan pakaian merah selama pernikahan, festival, dan acara perayaan
lainnya. Amplop merah diisi dengan uang dan diberikan sebagai hadiah selama
Tahun Baru Imlek.
Kepada JawaPos.com, Jumat
(24/1), Koko Jakarta 2019 Andreas Lumampauw menjelaskan, warna merah
melambangkan keberuntungan dan semangat. Bicara soal busana, disarankan memakai
warna merah apapun jenisnya. Bahkan masyarakat di Indonesia sudah menyesuaikan
diri dengan akulturasi budaya menggunakan batik saat Imlek.
“Kalau merah memang
disarankan. Apa saja mau kaos, kemeja, busana cheongsam boleh-boleh saja.
Bahkan kalau mau batik merah juga boleh banget. Asal jangan warna duka seperti
warna hitam,†jelasnya.
Lalu angpao warna merah berisi
uang juga memiliki makna. Angpao sesuai dalam makna sebenarnya adalah Amplop
Merah. Maka dari itu warnanya harus merah. “Angpao itu amplop merah. Maka harus
merah, ya,†katanya tertawa.
Angpao diberikan dari orang
tua kepada anaknya. Jika anaknya sudah menikah pun boleh diberi angpao oleh
mertua dan orang tua.
“Kalau sudah menikah yang
memberikan hanya orang tuanya saja. Kerabat lain enggak bisa. Angpao pada
dasarnya untuk memelihara keharmonisan dan kerukunan keluarga. Enggak dilihat
dari berapa isinya, tetapi makna kekeluargaannya,†jelas Andreas. (jpc)