27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Menikmati Momen Spesial dengan Cara Sendirian

Saat ada perayaan atas pencapaian tertentu, biasanya orang-orang menganggapnya sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga, teman, atau pasangan. Entah itu ulang tahun, tahun baru, atau hari libur lainnya, norma sosial seakan menuntut kita untuk ikut serta dalam pesta atau acara bersama.

Tapi, kenyataannya tidak semua orang merasa perlu mengikuti tradisi ini. Ada sebagian orang yang justru menikmati momen spesial mereka dengan cara yang lebih tenang, bahkan sendirian, tanpa merasa kesepian atau sedih.

Jika anda termasuk tipe yang lebih memilih menikmati momen spesial dengan caramu sendiri, bisa jadi anda memiliki beberapa dari tujuh ciri kepribadian berikut ini menurut psikologi, dikutip dari Blog Herald, Kamis (20/2).

Punya motivasi dari dalam diri

Ada orang yang merasa bahagia hanya dengan membaca buku, menulis, atau mengerjakan proyek pribadi di hari spesial mereka.

Mereka tidak butuh validasi dari luar, seperti unggahan media sosial tentang perayaan mereka. Sebaliknya, mereka fokus pada hal-hal yang benar-benar mereka sukai. Menurut psikolog Daniel Goleman, motivasi internal adalah bagian penting dari kecerdasan emosional.

Jika anda merasa cukup dengan melakukan hal-hal yang bermakna bagi dirimu sendiri, berarti anda punya dorongan kuat dari dalam diri. Sehingga, tidak begitu membutuhkan orang lain untuk merayakannya.

Paham cara menjaga batasan

Banyak orang merasa wajib datang ke acara, meskipun mereka tidak benar-benar ingin. Tapi orang yang nyaman sendirian biasanya sudah paham pentingnya menetapkan batasan.

Baca Juga :  Ciri yang Sering Dimiliki Orang Lebih Suka Menghabiskan Malam dengan Tenang di Rumah

Mereka tidak ragu untuk mengatakan, “Terima kasih, tapi aku ingin menghabiskan waktu dengan caraku sendiri.”

Susan Cain, penulis Quiet, mengatakan bahwa manajemen energi sangat penting, terutama bagi introvert. Bukan berarti mereka tidak suka bersosialisasi, mereka hanya tahu kapan harus menjaga energi mereka agar tetap seimbang.

Tidak butuh keramaian untuk merasa terhubung

Banyak orang menganggap bahwa perayaan harus ramai agar terasa berarti. Tapi bagi mereka yang nyaman sendirian, hubungan sosial tidak harus selalu berbentuk pesta besar.

Mereka bisa merasakan kedekatan dari percakapan mendalam dengan seorang teman atau bahkan sekadar bertukar pesan dengan orang terdekat.

Menurut psikolog Carl Rogers, hubungan yang autentik lebih penting daripada sekadar kebersamaan dalam acara besar. Orang-orang yang nyaman dengan kesendirian memahami hal ini dengan baik.

Suka berintrospeksi

Momen refleksi, seperti menulis jurnal atau berjalan santai di malam hari, bisa terasa lebih bermakna dibandingkan menghabiskan waktu di pesta besar. Orang yang menikmati kesendirian biasanya lebih sadar diri dan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.

Daripada mencari validasi dari luar, mereka lebih memilih untuk mengevaluasi perjalanan hidup mereka sendiri. Introspeksi ini memberi mereka kejelasan dalam menetapkan tujuan dan memahami diri sendiri dengan lebih baik.

Tidak menganggap sendirian sama dengan kesepian

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah menganggap orang yang sendirian pasti kesepian. Padahal, ada perbedaan besar antara kesepian dan kesendirian. Kesepian adalah perasaan tidak terhubung dengan orang lain, sementara kesendirian adalah pilihan yang bisa membawa ketenangan dan kebebasan.

Baca Juga :  Pesta 5000 Lampion Jadi Puncak Sumber Mulya Fest di Lamandau

Seperti yang dikatakan Viktor Frankl, “Di antara stimulus dan respons, ada ruang. Dalam ruang itu, kita memiliki kekuatan untuk memilih respons kita.” Orang yang memilih untuk merayakan sendirian bukan berarti mereka tidak punya pilihan, tetapi justru karena mereka tahu apa yang benar-benar mereka butuhkan.

Mengutamakan pertumbuhan pribadi daripada ekspektasi sosial

Kadang-kadang, kita merasa terpaksa menghadiri acara hanya karena takut dinilai negatif oleh orang lain. Tapi orang yang nyaman sendirian lebih memilih untuk fokus pada pertumbuhan pribadi mereka.

Bagi mereka, merayakan bisa berarti membaca buku, menulis, melukis, atau bahkan melakukan perjalanan solo. Mereka lebih mementingkan pengalaman yang bisa membawa manfaat jangka panjang daripada sekadar mengikuti ekspektasi sosial.

Selektif dalam bersosialisasi

Mereka yang suka merayakan pencapaiannya sendirian bukan berarti anti-sosial. Mereka hanya lebih selektif dalam memilih kapan dan dengan siapa mereka ingin berinteraksi.

Amy Morin, ahli ketahanan mental, mengatakan bahwa mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak penting memungkinkan kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna.

Itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang nyaman dengan kesendirian—mereka memastikan bahwa setiap interaksi sosial yang mereka lakukan benar-benar berkualitas.(jpc)

Saat ada perayaan atas pencapaian tertentu, biasanya orang-orang menganggapnya sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga, teman, atau pasangan. Entah itu ulang tahun, tahun baru, atau hari libur lainnya, norma sosial seakan menuntut kita untuk ikut serta dalam pesta atau acara bersama.

Tapi, kenyataannya tidak semua orang merasa perlu mengikuti tradisi ini. Ada sebagian orang yang justru menikmati momen spesial mereka dengan cara yang lebih tenang, bahkan sendirian, tanpa merasa kesepian atau sedih.

Jika anda termasuk tipe yang lebih memilih menikmati momen spesial dengan caramu sendiri, bisa jadi anda memiliki beberapa dari tujuh ciri kepribadian berikut ini menurut psikologi, dikutip dari Blog Herald, Kamis (20/2).

Punya motivasi dari dalam diri

Ada orang yang merasa bahagia hanya dengan membaca buku, menulis, atau mengerjakan proyek pribadi di hari spesial mereka.

Mereka tidak butuh validasi dari luar, seperti unggahan media sosial tentang perayaan mereka. Sebaliknya, mereka fokus pada hal-hal yang benar-benar mereka sukai. Menurut psikolog Daniel Goleman, motivasi internal adalah bagian penting dari kecerdasan emosional.

Jika anda merasa cukup dengan melakukan hal-hal yang bermakna bagi dirimu sendiri, berarti anda punya dorongan kuat dari dalam diri. Sehingga, tidak begitu membutuhkan orang lain untuk merayakannya.

Paham cara menjaga batasan

Banyak orang merasa wajib datang ke acara, meskipun mereka tidak benar-benar ingin. Tapi orang yang nyaman sendirian biasanya sudah paham pentingnya menetapkan batasan.

Baca Juga :  Ciri yang Sering Dimiliki Orang Lebih Suka Menghabiskan Malam dengan Tenang di Rumah

Mereka tidak ragu untuk mengatakan, “Terima kasih, tapi aku ingin menghabiskan waktu dengan caraku sendiri.”

Susan Cain, penulis Quiet, mengatakan bahwa manajemen energi sangat penting, terutama bagi introvert. Bukan berarti mereka tidak suka bersosialisasi, mereka hanya tahu kapan harus menjaga energi mereka agar tetap seimbang.

Tidak butuh keramaian untuk merasa terhubung

Banyak orang menganggap bahwa perayaan harus ramai agar terasa berarti. Tapi bagi mereka yang nyaman sendirian, hubungan sosial tidak harus selalu berbentuk pesta besar.

Mereka bisa merasakan kedekatan dari percakapan mendalam dengan seorang teman atau bahkan sekadar bertukar pesan dengan orang terdekat.

Menurut psikolog Carl Rogers, hubungan yang autentik lebih penting daripada sekadar kebersamaan dalam acara besar. Orang-orang yang nyaman dengan kesendirian memahami hal ini dengan baik.

Suka berintrospeksi

Momen refleksi, seperti menulis jurnal atau berjalan santai di malam hari, bisa terasa lebih bermakna dibandingkan menghabiskan waktu di pesta besar. Orang yang menikmati kesendirian biasanya lebih sadar diri dan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.

Daripada mencari validasi dari luar, mereka lebih memilih untuk mengevaluasi perjalanan hidup mereka sendiri. Introspeksi ini memberi mereka kejelasan dalam menetapkan tujuan dan memahami diri sendiri dengan lebih baik.

Tidak menganggap sendirian sama dengan kesepian

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah menganggap orang yang sendirian pasti kesepian. Padahal, ada perbedaan besar antara kesepian dan kesendirian. Kesepian adalah perasaan tidak terhubung dengan orang lain, sementara kesendirian adalah pilihan yang bisa membawa ketenangan dan kebebasan.

Baca Juga :  Pesta 5000 Lampion Jadi Puncak Sumber Mulya Fest di Lamandau

Seperti yang dikatakan Viktor Frankl, “Di antara stimulus dan respons, ada ruang. Dalam ruang itu, kita memiliki kekuatan untuk memilih respons kita.” Orang yang memilih untuk merayakan sendirian bukan berarti mereka tidak punya pilihan, tetapi justru karena mereka tahu apa yang benar-benar mereka butuhkan.

Mengutamakan pertumbuhan pribadi daripada ekspektasi sosial

Kadang-kadang, kita merasa terpaksa menghadiri acara hanya karena takut dinilai negatif oleh orang lain. Tapi orang yang nyaman sendirian lebih memilih untuk fokus pada pertumbuhan pribadi mereka.

Bagi mereka, merayakan bisa berarti membaca buku, menulis, melukis, atau bahkan melakukan perjalanan solo. Mereka lebih mementingkan pengalaman yang bisa membawa manfaat jangka panjang daripada sekadar mengikuti ekspektasi sosial.

Selektif dalam bersosialisasi

Mereka yang suka merayakan pencapaiannya sendirian bukan berarti anti-sosial. Mereka hanya lebih selektif dalam memilih kapan dan dengan siapa mereka ingin berinteraksi.

Amy Morin, ahli ketahanan mental, mengatakan bahwa mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak penting memungkinkan kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar bermakna.

Itulah yang dilakukan oleh orang-orang yang nyaman dengan kesendirian—mereka memastikan bahwa setiap interaksi sosial yang mereka lakukan benar-benar berkualitas.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru