34.5 C
Jakarta
Friday, March 14, 2025

Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja, Psikolog: Atur Batasan dan Pola Hidup

PROKALTENG.CO – Kesehatan mental di tempat kerja menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, baik oleh karyawan maupun perusahaan.

Psikolog Klinis RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bali, Nena Mawar Sari, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan pola hidup sehat agar terhindar dari stres dan burnout.

Menurut Nena, pekerja harus mampu mengatur batasan yang jelas dalam lingkungan kerja, termasuk dalam hal jam kerja dan interaksi sosial.

“Dengan memberikan keseimbangan dalam porsi, jadi jam kerjanya, interaksi dengan keluarga, bagaimana pola hidupnya satu kesatuan yang harmonis,” ujarnya dilansir dari ANTARA, Jumat (15/2).

Psikolog yang juga berpraktik di Klinik Bali Psikologi ini menambahkan bahwa perusahaan juga berperan dalam menjaga kesehatan mental karyawan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan sesi berbagi (sharing session) bersama psikolog sebagai bentuk dukungan bagi para pekerja.

Baca Juga :  Kuras Uang dari Brangkas Perusahaan, Wanita Ini Divonis 1 Tahun 2 Bulan Penjara

Dirinya berharap budaya kerja yang memiliki tekanan tinggi dan lingkungan yang tidak kondusif bisa menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan.

“Penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat agar produktivitas tetap terjaga,” katanya.

Dari sisi individu, pekerja perlu menetapkan batasan dengan rekan kerja dan atasan.

“Relasi kita dengan orang-orang yang berpotensi membuat stres juga perlu diatur. Jadi, bersikap asertif atau berani mengatakan ‘tidak’ tanpa rasa bersalah itu perlu,” jelas Nena.

Menurutnya, banyak pekerja yang mengalami stres karena merasa sulit menolak tugas tambahan meski kapasitas mereka sudah penuh.

“Ada orang yang cenderung people pleaser atau takut mengutarakan pendapat. Ini membuat mereka rentan mengalami stres karena tidak bisa mengatur beban kerja dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Cek Lima Tanda Mantan Masih Mencintaimu

Ia juga menyarankan pekerja untuk rutin mengambil jeda atau melakukan relaksasi agar tubuh dan pikiran tetap sehat.

“Misalnya, kalau sudah merasa pegal-pegal, bisa istirahat makan siang atau mendengarkan musik untuk meredakan stres,” sarannya.

Jika seseorang merasa tidak mampu mendengarkan curhatan rekan kerja, kata dia, lebih baik tidak memaksakan diri.

“Jangan sampai kita ikut terbebani karena merasa harus selalu ada untuk orang lain, padahal kondisi mental kita sendiri sedang tidak baik,” tegasnya.

Nena menegaskan bahwa menjaga kesehatan mental di tempat kerja bukan hanya soal mengelola stres, tetapi juga bagaimana seseorang mampu menetapkan batasan (boundaries) agar tetap produktif dan sehat secara emosional. (ant)

PROKALTENG.CO – Kesehatan mental di tempat kerja menjadi faktor penting yang harus diperhatikan, baik oleh karyawan maupun perusahaan.

Psikolog Klinis RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bali, Nena Mawar Sari, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan pola hidup sehat agar terhindar dari stres dan burnout.

Menurut Nena, pekerja harus mampu mengatur batasan yang jelas dalam lingkungan kerja, termasuk dalam hal jam kerja dan interaksi sosial.

“Dengan memberikan keseimbangan dalam porsi, jadi jam kerjanya, interaksi dengan keluarga, bagaimana pola hidupnya satu kesatuan yang harmonis,” ujarnya dilansir dari ANTARA, Jumat (15/2).

Psikolog yang juga berpraktik di Klinik Bali Psikologi ini menambahkan bahwa perusahaan juga berperan dalam menjaga kesehatan mental karyawan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan sesi berbagi (sharing session) bersama psikolog sebagai bentuk dukungan bagi para pekerja.

Baca Juga :  Kuras Uang dari Brangkas Perusahaan, Wanita Ini Divonis 1 Tahun 2 Bulan Penjara

Dirinya berharap budaya kerja yang memiliki tekanan tinggi dan lingkungan yang tidak kondusif bisa menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan.

“Penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat agar produktivitas tetap terjaga,” katanya.

Dari sisi individu, pekerja perlu menetapkan batasan dengan rekan kerja dan atasan.

“Relasi kita dengan orang-orang yang berpotensi membuat stres juga perlu diatur. Jadi, bersikap asertif atau berani mengatakan ‘tidak’ tanpa rasa bersalah itu perlu,” jelas Nena.

Menurutnya, banyak pekerja yang mengalami stres karena merasa sulit menolak tugas tambahan meski kapasitas mereka sudah penuh.

“Ada orang yang cenderung people pleaser atau takut mengutarakan pendapat. Ini membuat mereka rentan mengalami stres karena tidak bisa mengatur beban kerja dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Cek Lima Tanda Mantan Masih Mencintaimu

Ia juga menyarankan pekerja untuk rutin mengambil jeda atau melakukan relaksasi agar tubuh dan pikiran tetap sehat.

“Misalnya, kalau sudah merasa pegal-pegal, bisa istirahat makan siang atau mendengarkan musik untuk meredakan stres,” sarannya.

Jika seseorang merasa tidak mampu mendengarkan curhatan rekan kerja, kata dia, lebih baik tidak memaksakan diri.

“Jangan sampai kita ikut terbebani karena merasa harus selalu ada untuk orang lain, padahal kondisi mental kita sendiri sedang tidak baik,” tegasnya.

Nena menegaskan bahwa menjaga kesehatan mental di tempat kerja bukan hanya soal mengelola stres, tetapi juga bagaimana seseorang mampu menetapkan batasan (boundaries) agar tetap produktif dan sehat secara emosional. (ant)

Terpopuler

Artikel Terbaru