25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Makanan Sehat yang Baik Dikonsumsi untuk Menjaga Kesehatan Usus

PROKALTENG.CO – Penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan usus dan memilih asupan yang tepat serta baik untuk pencernaan agar tak mudah diserang penyakit.

Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki 70 sampai 80 persen sel imun yang hidup di usus dan bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Mikrobioma usus merupakan komunitas mikroorganisme seperti jamur, bakteri, dan virus yang hidup di usus manusia, demikian dilansir JawaPos.com dari Health.

Mereka juga ditentukan oleh kombinasi beberapa faktor seperti gen keluarga, lingkungan, obat-obatan, dan pola makan.

Kemudian usus berkomunikasi langsung dengan otak lewat poros usus-otak yang berarti otak bisa mempengaruhi aktivitas usus dan akhirnya menguasai kesehatan mental dan fisik serta suasana hati.

Oleh karena itu, apa yang diberikan pada usus sangat penting untuk kesehatan termasuk kualitas dan kandungan makanannya.

Lantas, sajian seperti apa yang bisa memaksimalkan fungsi usus dan mikrobioma? Simak 5 jenis makanan sehat yang baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan usus di bawah ini.

Kacang-kacangan

Kacang-kacangan membantu menjaga kesehatan usus. Selain protein nabati dan antioksidan polifenol, kacang-kacangan mengandung Non-Digestible Carbohydrate (NDC) termasuk serat larut dan tidak larut.

NDC sendiri bertindak sebagai prebiotik, berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroba yang bermanfaat dan melindungi kesehatan di usus.

Ketika NDC difermentasi oleh bakteri di usus, senyawa anti-inflamasi yang disebut Short-Chain Fatty Acids (SCFA) diproduksi.

Polifenol dari kacang-kacangan juga memiliki efek anti-inflamasi dan berfungsi sebagai prebiotik tambahan.

Baca Juga :  8 Inspirasi Ide Dapur Minimalis Multifungsi, Bikin Ibu-ibu Semangat Masak

Dampak anti-inflamasi dari kacang-kacangan tersebut terbukti meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan kekuatannya sebagai penghalang antara usus dan aliran darah.

Makanan probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang membantu membentuk kembali susunan mikrobiota usus dengan cara yang dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, membantu mengurangi risiko obesitas dan diabetes, dan memperbaiki berbagai penyakit usus.

Probiotik mengubah lingkungan usus sedemikian rupa sehingga menurunkan kemampuan bakteri berbahaya untuk tumbuh dan memungkinkan bakteri sehat untuk berkembang.

Probiotik dapat ditemukan dalam makanan fermentasi yang tidak dipasteurisasi di mana makanan tersebut dapat bertahan dari pencernaan dan mencapai usus besar dan bisa bantu menjaga fungsi kekebalan tubuh.

Contoh makanan ini ialah sayuran yang difermentasi, kefir, kimchi, kombucha, sup kedelai jepang, kol parut, tempe, dan yogurt.

Makanan prebiotik

Prebiotik membantu memberi makan bakteri probiotik di usus dengan meningkatkan pertumbuhan strain bakteri baik termasuk Bifidobacterium dan Lactobacillus.

Mereka juga mengubah pH usus, mencegah pertumbuhan mikroba berbahaya seperti Clostridium perfringens dan Escherichia coli.

Perubahan ini mengakibatkan berkurangnya peradangan usus dan diperkirakan meningkatkan produksi hormon yang disebut Glucagon Like Peptide 2 (GLP2) yang diketahui memperkuat kekuatan lapisan usus.

Selain itu, fermentasi serat prebiotik mengarah pada produksi SCFA yang terbukti mengurangi rasa lapar dan meningkatkan regulasi gula darah dan kadar insulin setelah makan.

Makanan prebiotik meliputi asparagus, pisang, jelai, bawang putih, daun bawang, dedak gandum, dan chicory.

Baca Juga :  7 Tips Menurut Ahli untuk Menghindari Ngemil di Tengah Malam

Makanan kaya polifenol

Beberapa tanaman menghasilkan antioksidan disebut polifenol. Senyawa alami ini melindungi tanaman dari kerusakan dan penyakit saat tumbuh.

Di dalam tubuh manusia, polifenol dikaitkan dengan perlindungan jantung dan otak. Selain itu, mikrobioma usus mengubah polifenol menjadi senyawa bioaktif yang diserap ke dalam aliran darah dan memiliki efek terapeutik di dalam tubuh.

Diperkirakan 5 sampai 10 persen dari total polifenol diserap dari usus kecil ke dalam aliran darah. Sisanya terakumulasi di usus besar yang memiliki efek prebiotik positif mengubah keseimbangan mikroba usus baik dan jahat.

Pemecahan polifenol di dalam usus juga dikaitkan dengan dukungan kekebalan dan pencegahan kanker usus besar atau kolorektal.

Adapun makanan yang mengandung polifenol yaitu apel, buah beri, brokoli, buah citrus, kopi, bawang, buah pir, plum, biji cokelat, dan teh.

Alpukat

Konsumsi alpukat memiliki berbagai manfaat kesehatan termasuk peningkatan pengelolaan berat badan dan perlindungan terhadap penyakit jantung. Buah dengan lemak baik ini juga memberikan manfaat bagi kesehatan usus.

Para ilmuwan menemukan bahwa memakan alpukat mengembangkan lebih banyak mikroba usus yang memecah serat dan menghasilkan SCFA yang bermanfaat.

Di sisi lain, terdapat beberapa jenis makanan yang terbukti harus dihindari lantaran berdampak negatif untuk kesehatan usus dan mikrobiota yakni daging merah, makanan ultra olahan, alkohol, dan pemanis buatan. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan usus dan memilih asupan yang tepat serta baik untuk pencernaan agar tak mudah diserang penyakit.

Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki 70 sampai 80 persen sel imun yang hidup di usus dan bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Mikrobioma usus merupakan komunitas mikroorganisme seperti jamur, bakteri, dan virus yang hidup di usus manusia, demikian dilansir JawaPos.com dari Health.

Mereka juga ditentukan oleh kombinasi beberapa faktor seperti gen keluarga, lingkungan, obat-obatan, dan pola makan.

Kemudian usus berkomunikasi langsung dengan otak lewat poros usus-otak yang berarti otak bisa mempengaruhi aktivitas usus dan akhirnya menguasai kesehatan mental dan fisik serta suasana hati.

Oleh karena itu, apa yang diberikan pada usus sangat penting untuk kesehatan termasuk kualitas dan kandungan makanannya.

Lantas, sajian seperti apa yang bisa memaksimalkan fungsi usus dan mikrobioma? Simak 5 jenis makanan sehat yang baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan usus di bawah ini.

Kacang-kacangan

Kacang-kacangan membantu menjaga kesehatan usus. Selain protein nabati dan antioksidan polifenol, kacang-kacangan mengandung Non-Digestible Carbohydrate (NDC) termasuk serat larut dan tidak larut.

NDC sendiri bertindak sebagai prebiotik, berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroba yang bermanfaat dan melindungi kesehatan di usus.

Ketika NDC difermentasi oleh bakteri di usus, senyawa anti-inflamasi yang disebut Short-Chain Fatty Acids (SCFA) diproduksi.

Polifenol dari kacang-kacangan juga memiliki efek anti-inflamasi dan berfungsi sebagai prebiotik tambahan.

Baca Juga :  8 Inspirasi Ide Dapur Minimalis Multifungsi, Bikin Ibu-ibu Semangat Masak

Dampak anti-inflamasi dari kacang-kacangan tersebut terbukti meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan kekuatannya sebagai penghalang antara usus dan aliran darah.

Makanan probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang membantu membentuk kembali susunan mikrobiota usus dengan cara yang dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, membantu mengurangi risiko obesitas dan diabetes, dan memperbaiki berbagai penyakit usus.

Probiotik mengubah lingkungan usus sedemikian rupa sehingga menurunkan kemampuan bakteri berbahaya untuk tumbuh dan memungkinkan bakteri sehat untuk berkembang.

Probiotik dapat ditemukan dalam makanan fermentasi yang tidak dipasteurisasi di mana makanan tersebut dapat bertahan dari pencernaan dan mencapai usus besar dan bisa bantu menjaga fungsi kekebalan tubuh.

Contoh makanan ini ialah sayuran yang difermentasi, kefir, kimchi, kombucha, sup kedelai jepang, kol parut, tempe, dan yogurt.

Makanan prebiotik

Prebiotik membantu memberi makan bakteri probiotik di usus dengan meningkatkan pertumbuhan strain bakteri baik termasuk Bifidobacterium dan Lactobacillus.

Mereka juga mengubah pH usus, mencegah pertumbuhan mikroba berbahaya seperti Clostridium perfringens dan Escherichia coli.

Perubahan ini mengakibatkan berkurangnya peradangan usus dan diperkirakan meningkatkan produksi hormon yang disebut Glucagon Like Peptide 2 (GLP2) yang diketahui memperkuat kekuatan lapisan usus.

Selain itu, fermentasi serat prebiotik mengarah pada produksi SCFA yang terbukti mengurangi rasa lapar dan meningkatkan regulasi gula darah dan kadar insulin setelah makan.

Makanan prebiotik meliputi asparagus, pisang, jelai, bawang putih, daun bawang, dedak gandum, dan chicory.

Baca Juga :  7 Tips Menurut Ahli untuk Menghindari Ngemil di Tengah Malam

Makanan kaya polifenol

Beberapa tanaman menghasilkan antioksidan disebut polifenol. Senyawa alami ini melindungi tanaman dari kerusakan dan penyakit saat tumbuh.

Di dalam tubuh manusia, polifenol dikaitkan dengan perlindungan jantung dan otak. Selain itu, mikrobioma usus mengubah polifenol menjadi senyawa bioaktif yang diserap ke dalam aliran darah dan memiliki efek terapeutik di dalam tubuh.

Diperkirakan 5 sampai 10 persen dari total polifenol diserap dari usus kecil ke dalam aliran darah. Sisanya terakumulasi di usus besar yang memiliki efek prebiotik positif mengubah keseimbangan mikroba usus baik dan jahat.

Pemecahan polifenol di dalam usus juga dikaitkan dengan dukungan kekebalan dan pencegahan kanker usus besar atau kolorektal.

Adapun makanan yang mengandung polifenol yaitu apel, buah beri, brokoli, buah citrus, kopi, bawang, buah pir, plum, biji cokelat, dan teh.

Alpukat

Konsumsi alpukat memiliki berbagai manfaat kesehatan termasuk peningkatan pengelolaan berat badan dan perlindungan terhadap penyakit jantung. Buah dengan lemak baik ini juga memberikan manfaat bagi kesehatan usus.

Para ilmuwan menemukan bahwa memakan alpukat mengembangkan lebih banyak mikroba usus yang memecah serat dan menghasilkan SCFA yang bermanfaat.

Di sisi lain, terdapat beberapa jenis makanan yang terbukti harus dihindari lantaran berdampak negatif untuk kesehatan usus dan mikrobiota yakni daging merah, makanan ultra olahan, alkohol, dan pemanis buatan. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru