TELUR merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah didapat dan diolah. Banyak orang menyukai telur setengah matang karena teksturnya yang lembut dan rasa gurih yang khas.
Namun, pertanyaannya adalah apakah telur setengah matang benar-benar menyehatkan, atau justru membawa risiko kesehatan?
Telur setengah matang memang memiliki manfaat, namun tetap perlu dikonsumsi dengan hati-hati.
Kuning telur setengah matang mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin A, D, dan lemak baik karena belum rusak oleh suhu tinggi. Tapi potensi kontaminasi bakteri seperti Salmonella juga lebih besar.
Kandungan Gizi Tetap Tinggi
Telur mengandung berbagai zat penting seperti protein, omega-3, kolin, dan vitamin B12. Proses pemasakan yang tidak terlalu matang menjaga sebagian nutrisi tetap utuh.
Bagi orang yang ingin menambah energi dan menjaga massa otot, telur setengah matang bisa menjadi pilihan asalkan kualitas dan kebersihannya terjamin.
Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Meski bergizi, mengonsumsi telur yang tidak benar-benar matang dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri Salmonella, terutama jika telur berasal dari peternakan tanpa standar kebersihan yang ketat.
Infeksi Salmonella bisa menyebabkan mual, muntah, diare, demam, hingga kram perut. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah disarankan menghindari konsumsi telur setengah matang.
Tips Konsumsi Telur Setengah Matang yang Aman
- Pastikan telur berasal dari peternakan bersertifikat atau sumber yang terpercaya.
- Cuci bersih kulit telur sebelum direbus.
- Masak telur hingga suhu minimal 70°C di bagian putihnya untuk membunuh sebagian besar bakteri.
- Konsumsi segera setelah dimasak, jangan disimpan terlalu lama di suhu ruang.
Telur setengah matang boleh dikonsumsi oleh orang sehat, tetapi harus dipastikan kebersihannya. Jika ragu dengan kualitas atau sedang dalam kondisi tubuh yang rentan, lebih baik mengonsumsi telur yang dimasak matang sepenuhnya.(jpg)