GRONINGEN– Arjen Robben dan Franck
Ribery memang pasangan sejati. Seperti di Bayern Muenchen keduanya mampu
menjadi roh bagi dua sayap. Saking kompaknya, mereka sampai mendapatkan julukan
“Robbery†dari fans Bayern. Julukan yang merupakan akronim dari nama keduanya.
Kekompakannya pun berlanjut dalam urusan
masa depan. Kontraknya sama-sama habis bersama Bayern ketika musim panas 2019.
Mereka juga sepakat meninggalkan Saebener Strasse, kamp latihan Bayern, pada
akhir musim lalu. Namun, setelah berpisah, Robben dan Ribery tidak lagi sehati.
Apabila Ribery memilih tetap melanjutkan
karirnya bersama Fiorentina di Serie A, maka Robben memilih gantung sepatu pada
4 Juli lalu. Spekulasi soal ke mana Si Kaki Kaca, julukan Robben, itu akan
melanjutkan karirnya setelah pensiun sempat tak terjawab. Apakah beralih
olahraga sebagai pelari marathon seperti ketika dia akan berpartisipasi di
sebuah ajang marathon di Rotterdam, Belanda, 5 April lalu?
Atau, balik ke Bayern seperti saat dia
berlatih dengan Manuel Neuer dkk? ’’Comeback? Aku takkan memberitahumu,’’
begitu jawaban Robben kala ditanya apakah dia akan kembali dari pensiun dan
bermain lagi untuk Die Roten, julukan Bayern. Robben tak kembali ke Bayern.
Tapi, dia kembali ke klub masa kecilnya, FC Groningen.
’’Aku sudah menyiapkan diriku untuk
comeback sebagai pesepakbola. Aku tidak tahu apakah ini akan berhasil. Tetapi,
aku tahu aku punya motivasi dan komitmen yang takkan berkurang. Sekarang,
impianku bermain bagi Groningen lagi,’’ sebut Robben dalam laman resmi klub.
Trots van het Noorden, julukan
Groningen, klub profesional pertama Robben. Setelah dia gantung sepatu, dia
banyak disebut akan jadi petinggi klub juara KNVB Beker 2014 – 2015 itu. Ada
satu alasan mengapa dia memutuskan balik kucing dari pensiun dan memilih
Groningen. Kata hati.
’’Klub dapat menggunakan apapun selama
ini untuk mengantisipasi krisis korona. Aku juga berpartisipasi dalam berbagai
aksi, dan memikirkan apalagi yang dapat aku lakukan untuk klub ini
(Groningen),’’ sambung pemain yang berusia 36 tahun itu dalam konferensi pers
dengan Direktur Teknik Groningen, Mark-Jan Fledderus, tadi malam WIB.
Voetbalnieuws melaporkan, Robben akan
bermain selama semusim pada Eredivisie 2020 – 2021. Kabar itu pun bak melecut
semangat Ribery yang berada di Firenze, kota yang berada di 1105 kilometer
jauhnya dari Groningen. Di Artemio Franchi, Ribery mencatatkan namanya lagi di
papan skor saat Fiorentina takluk 1-2 dari klub rival ketat Juventus dalam
perburuan scudetto, Lazio.
Gol ketiga Ribery musim ini bagi La
Viola, julukan Fiorentina, itu tercipta saat menit ke-25. Spesialnya, Ribery
melakukannya lewat solo run dari sisi kiri area pertahanan Biancoceleste,
julukan Lazio. Ferraribery, julukannya, bahkan mampu membuktikan bahwa dia
lebih dari sosok pemain yang sudah berusia 37 tahun.
Ya, Ribery mampu meliuk-liuk melewati
penjagaan Patric, Marco Parolo, dan Francesco Acerbi. Sepanjang membela
Fiorentina, baru kali ini Ribery menunjukkan kemampuannya dalam mencetak gol
dari kelebihan sprint-nya. Seperti semasa dia muda dulu. ’’Penantian semusim La
Viola,’’ tulis laman Football Italia dalam analisisnya.
Dengan tiga golnya musim ini Ribery
mengikuti winger Real Betis Joaquin Sanchez yang jadi mesin gol tua
terproduktif di Eropa. Bedanya, Joaquin sudah mengumpulkan sepuluh gol di musim
ini. ’’Aku selalu yakin, dia (Ribery) masih ada untuk kami,’’ sebut allenatore
Fiorentina Giuseppe Iachini, dilansir laman Tuttomercatoweb.
Maklum, sebelum mencetak gol kemarin
baru dua laga Iachini memainkan Ribery starter. Apalagi Ribery juga baru sembuh
dari cedera robek ligament engkel kanan yang dia derita sejak awal Desember
tahun lalu. Melawan Brescia, 22 Juni lalu jadi “debut†Ribery tahun ini.
’’Karena itu, aku sempat ragu menariknya (pada menit ke-84). Meski, aku tahu
dia sebenarnya masih bisa lebih lama lagi,’’ sambung Iachini.