33.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Ada GPS di Rompi para Pemain

Selain digembleng latihan dua kali sehari yang
detail dan penuh kedisiplinan, pola hidup serta asupan gizi para personel
Garuda Select diperhatikan dengan ketat. Berikut laporan wartawan Jawa
Pos M. ALI MAHRUS yang sepekan mengikuti latihan mereka di Como, Italia.

 

DIA tak tahu nama-namanya. Tapi, hafal
nomor punggung mereka.

”Nomor 20 itu penyerang bagus,” katanya. ”Dua
gelandang kalian, nomor 6 dan 18 juga (bagus),” tambahnya.

Nomor 20 yang dimaksud Corryn Bonavita itu
adalah Bagus Kahfi. David Maulana adalah pemakai nomor punggung 6 dan 18 adalah
Brylian Aldama.

Saat itu, Rabu sore lalu (22/1), uji coba
antara Garuda Select II dan Inter Milan U-17 tengah memasuki jeda. Indonesia
unggul 2-1, dengan Bagus menyumbangkan satu gol. David serta Brylian juga turut
berperan besar atas keunggulan sementara dalam laga yang berlangsung di Suning
Youth Development Centre, Milan, tersebut.

Corryn ada di tribun sore itu untuk menyaksikan
sang anak, Simone Bonavita, bermain. Simone merupakan wakil kapten Inter Milan
U-17 sekaligus penggawa timnas Italia U-17.

”Saya dengar petinggi Inter ngobrol di belakang
bench pemain. Dia bilang gak nyangka anak-anak kita setinggi ini levelnya,”
tutur Timo Scheunemann, technical translator Garuda Select, setelah laga
berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 Inter Milan U-17.

Tentu masih banyak yang perlu dibenahi dari
Garuda Select. Misalnya, soal penyelesaian akhir. ”Kita punya banyak peluang
dan hanya dua yang bisa jadi gol. Sedangkan Inter punya 1,5 peluang dan bisa
mencetak 3 gol,” kata Des Walker, pelatih kepala Garuda Select, seusai
pertandingan.

Tapi, setidaknya pujian-pujian tadi
memperlihatkan bahwa kerja keras Garuda Select II mulai berbuah. Garuda Select
adalah program kerja sama antara Mola TV dan PSSI yang berdurasi 10 tahun.

Dimulai tahun lalu. Satu season berlangsung
sekitar 6 bulan. Tiap tahun, 24 pemain terbaik yang dipilih dari kompetisi
Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-16 dan U-18 (usia di bawah 17 tahun) diikutkan
program itu.

Sebelumnya, alumnus Garuda Select angkatan
pertama juga mendominasi skuad timnas U-19. Tim tersebut sukses merebut satu
tiket ke putaran final Piala Asia U-19 2020 Uzbekistan.

Diharapkan, dalam rentang tak terlalu panjang
bisa didapatkan pemain-pemain berkelas yang bisa memperkuat Indonesia di ajang
Piala Dunia U-20 tahun depan. Juga, membawa Indonesia berlaga di Olimpiade 2024
Paris.

Baca Juga :  HK : Kami akan Belajar dan Bertumbuh dari Kekalahan Ini

Indonesia tak cuma sekali ini mengadakan
program ”menyekolahkan” pemain-pemain pilihan ke luar negeri. Pada 1990-an ada
Primavera dan Baretti. Lalu, SAD (Sociedad Anonima Deportiva) ke Uruguay pada
2000-an.

Program-program itu memang melahirkan sejumlah
pemain yang kemudian menjadi pilar timnas di berbagai level. Tapi, secara
kolektif sebagai sebuah tim, tak ada prestasi kelas dunia yang bisa dicatat
Indonesia sebagai hasil berbagai program tersebut.

Melihat rekam jejak itu, bisa jadi tak sedikit
yang kemudian ragu apa mimpi ke ajang dunia lewat Garuda Select bakal terwujud.
Tapi, tidak bagi Dennis Wise.

”Kenapa tidak. Indonesia punya pemain-pemain
muda dengan talenta hebat seperti Bagus (Kahfi), Brylian (Aldama), Rafli
(Asrul), Supriadi, dan lainnya. Jika mereka ditangani dengan tepat, tampil di
Olimpiade Paris bukan sebuah mimpi,” papar mantan kapten Chelsea dan eks
gelandang timnas Inggris yang kini jadi direktur teknik Garuda Select tersebut.

Dalam laga melawan Inter Milan U-17, secara
keseluruhan Garuda Select bisa mengimbangi tuan rumah. ”Para pemain sudah
mengalami banyak perkembangan. Mereka sudah banyak belajar,” kata Walker,
mantan bek tengah Nottingham Forest, Sampdoria, dan timnas Inggris, itu.

Selama menjalani pemusatan latihan di Como,
Italia, sejak awal Januari, Garuda Select sudah beruji coba melawan Juventus
U-17 (16/1). Pertandingan itu memang berakhir dengan skor 2-1 untuk tuan rumah.

Tapi, perlu dicatat, kedua gol Juventus lahir
dari titik penalti. Sedangkan pada uji coba pertama di Negeri Pizza, Garuda
Select menang telak 3-0 atas Torino. Sebelum kembali bertolak ke Birmingham,
Garuda Select akan menjalani uji coba sekali lagi di Italia menghadapi Como FC
U-17 besok (27/1).

Garuda Select II telah berlatih mulai awal
Oktober 2019 di Birmingham, Inggris. Setiap pekan mereka dijadwalkan melakoni
laga uji tanding untuk mengetahui perkembangan hasil latihan.

Di Inggris, selama Oktober hingga Desember
2019, Garuda Select telah menjalani 11 kali uji coba. Hasilnya, mereka memetik
5 kali kemenangan, 3 kali seri, dan 3 kali kalah. ”Setelah sekitar empat bulan
berlatih keras, inilah hasilnya. Masih ada kekurangan memang, tapi
pemain-pemain sudah banyak sekali berkembang,” papar Des Walker.

Selama mengikuti program Garuda Select,
bakat-bakat potensial yang mayoritas masih berusia 16 tahun itu mendapatkan
fasilitas papan atas serta sentuhan dari pelatih level dunia. Walker dan Wise
sama-sama kenyang jam terbang internasional sebagai pemain. Sebagai pelatih,
Wise juga pernah membawa Milwall ke final Piala FA.

Baca Juga :  Tiongkok Hanya Kebagian Satu Gim

Wise juga pernah menduduki kursi director of
football Newcastle United. Posisi tersebut membuatnya bertanggung jawab dalam
operasi transfer pemain. Termasuk memantau bakat-bakat muda.

Kini pengalamannya mencari dan membentuk
perkembangan talenta muda itu diuji dalam penggalian potensi para pemain muda
Indonesia. ”Meski memiliki kemampuan teknik yang tinggi, pemahaman taktik sepak
bola pemain Indonesia sangat tertinggal,” kata Wise.

Tujuan dari Garuda Select, lanjut dia, adalah
mengejar ketertinggalan itu. ”Dan membekali para pemain untuk bisa melanjutkan
perkembangan mereka sebagai pemain sepak bola profesional di tingkat yang lebih
tinggi,” tuturnya.

Untuk membentuk profil pemain yang diinginkan,
dalam keseharian mereka menjalani aturan ketat. Selain latihan dua kali sehari
dan nge-gym, urusan asupan gizi dan pola hidup dijaga ketat.

”Sebelum menyantap makanan, kami diharuskan
memfoto makanan dan dikirimkan ke tim pelatih,” ujar Brylian. ”Secara rutin
kandungan lemak kami juga dites,” lanjut gelandang asal Sidoarjo, Jawa Timur,
itu.

Setiap kali latihan, rompi pemain juga dipasang
GPS (global positioning system). Gunanya, mengetahui siapa pemain yang berlari
dengan jarak tempuh paling jauh dan paling pendek. Selanjutnya akan dilakukan
evaluasi.

Satu pekan Jawa Pos mengikuti latihan Garuda
Select di kompleks Lambrone Sport E Benessere, Como, Italia. Di tiap sesi,
Walker dan tim pelatih sangat detail dan tegas dalam memberikan arahan.

Jika membuat kesalahan, para pemain akan
diminta mengulang sampai sesuai yang diinginkan. Tim pelatih menginginkan
sebuah tim yang benar-benar solid sebagai satu kesatuan.

Ketika ada pemain yang menekan lawan secara
individu tanpa bantuan teman-temannya, oleh Walker, pemain tersebut dihukum
dengan cara bertahan sendirian. Tentu saja dia menjadi bulan-bulanan dan tak
bisa merebut bola.

”Mental saya benar-benar terbentuk di sini,”
kata Bagus Kahfi yang ikut di Garuda Select I dan II.

Buntutnya, di timnas pun dia jadi bisa lebih
menikmati pertandingan. ”Saya merasa lebih cepat dan lebih pintar di lapangan,”
bebernya.

Tinggal ditunggu pembuktian hasil gemblengan
itu. Demi terwujudnya mimpi timnas Indonesia tampil di Olimpiade yang kali
terakhir, sekaligus juga satu-satunya, dirasakan pada 1956.( */c10/ttg/jpc)

Selain digembleng latihan dua kali sehari yang
detail dan penuh kedisiplinan, pola hidup serta asupan gizi para personel
Garuda Select diperhatikan dengan ketat. Berikut laporan wartawan Jawa
Pos M. ALI MAHRUS yang sepekan mengikuti latihan mereka di Como, Italia.

 

DIA tak tahu nama-namanya. Tapi, hafal
nomor punggung mereka.

”Nomor 20 itu penyerang bagus,” katanya. ”Dua
gelandang kalian, nomor 6 dan 18 juga (bagus),” tambahnya.

Nomor 20 yang dimaksud Corryn Bonavita itu
adalah Bagus Kahfi. David Maulana adalah pemakai nomor punggung 6 dan 18 adalah
Brylian Aldama.

Saat itu, Rabu sore lalu (22/1), uji coba
antara Garuda Select II dan Inter Milan U-17 tengah memasuki jeda. Indonesia
unggul 2-1, dengan Bagus menyumbangkan satu gol. David serta Brylian juga turut
berperan besar atas keunggulan sementara dalam laga yang berlangsung di Suning
Youth Development Centre, Milan, tersebut.

Corryn ada di tribun sore itu untuk menyaksikan
sang anak, Simone Bonavita, bermain. Simone merupakan wakil kapten Inter Milan
U-17 sekaligus penggawa timnas Italia U-17.

”Saya dengar petinggi Inter ngobrol di belakang
bench pemain. Dia bilang gak nyangka anak-anak kita setinggi ini levelnya,”
tutur Timo Scheunemann, technical translator Garuda Select, setelah laga
berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 Inter Milan U-17.

Tentu masih banyak yang perlu dibenahi dari
Garuda Select. Misalnya, soal penyelesaian akhir. ”Kita punya banyak peluang
dan hanya dua yang bisa jadi gol. Sedangkan Inter punya 1,5 peluang dan bisa
mencetak 3 gol,” kata Des Walker, pelatih kepala Garuda Select, seusai
pertandingan.

Tapi, setidaknya pujian-pujian tadi
memperlihatkan bahwa kerja keras Garuda Select II mulai berbuah. Garuda Select
adalah program kerja sama antara Mola TV dan PSSI yang berdurasi 10 tahun.

Dimulai tahun lalu. Satu season berlangsung
sekitar 6 bulan. Tiap tahun, 24 pemain terbaik yang dipilih dari kompetisi
Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-16 dan U-18 (usia di bawah 17 tahun) diikutkan
program itu.

Sebelumnya, alumnus Garuda Select angkatan
pertama juga mendominasi skuad timnas U-19. Tim tersebut sukses merebut satu
tiket ke putaran final Piala Asia U-19 2020 Uzbekistan.

Diharapkan, dalam rentang tak terlalu panjang
bisa didapatkan pemain-pemain berkelas yang bisa memperkuat Indonesia di ajang
Piala Dunia U-20 tahun depan. Juga, membawa Indonesia berlaga di Olimpiade 2024
Paris.

Baca Juga :  HK : Kami akan Belajar dan Bertumbuh dari Kekalahan Ini

Indonesia tak cuma sekali ini mengadakan
program ”menyekolahkan” pemain-pemain pilihan ke luar negeri. Pada 1990-an ada
Primavera dan Baretti. Lalu, SAD (Sociedad Anonima Deportiva) ke Uruguay pada
2000-an.

Program-program itu memang melahirkan sejumlah
pemain yang kemudian menjadi pilar timnas di berbagai level. Tapi, secara
kolektif sebagai sebuah tim, tak ada prestasi kelas dunia yang bisa dicatat
Indonesia sebagai hasil berbagai program tersebut.

Melihat rekam jejak itu, bisa jadi tak sedikit
yang kemudian ragu apa mimpi ke ajang dunia lewat Garuda Select bakal terwujud.
Tapi, tidak bagi Dennis Wise.

”Kenapa tidak. Indonesia punya pemain-pemain
muda dengan talenta hebat seperti Bagus (Kahfi), Brylian (Aldama), Rafli
(Asrul), Supriadi, dan lainnya. Jika mereka ditangani dengan tepat, tampil di
Olimpiade Paris bukan sebuah mimpi,” papar mantan kapten Chelsea dan eks
gelandang timnas Inggris yang kini jadi direktur teknik Garuda Select tersebut.

Dalam laga melawan Inter Milan U-17, secara
keseluruhan Garuda Select bisa mengimbangi tuan rumah. ”Para pemain sudah
mengalami banyak perkembangan. Mereka sudah banyak belajar,” kata Walker,
mantan bek tengah Nottingham Forest, Sampdoria, dan timnas Inggris, itu.

Selama menjalani pemusatan latihan di Como,
Italia, sejak awal Januari, Garuda Select sudah beruji coba melawan Juventus
U-17 (16/1). Pertandingan itu memang berakhir dengan skor 2-1 untuk tuan rumah.

Tapi, perlu dicatat, kedua gol Juventus lahir
dari titik penalti. Sedangkan pada uji coba pertama di Negeri Pizza, Garuda
Select menang telak 3-0 atas Torino. Sebelum kembali bertolak ke Birmingham,
Garuda Select akan menjalani uji coba sekali lagi di Italia menghadapi Como FC
U-17 besok (27/1).

Garuda Select II telah berlatih mulai awal
Oktober 2019 di Birmingham, Inggris. Setiap pekan mereka dijadwalkan melakoni
laga uji tanding untuk mengetahui perkembangan hasil latihan.

Di Inggris, selama Oktober hingga Desember
2019, Garuda Select telah menjalani 11 kali uji coba. Hasilnya, mereka memetik
5 kali kemenangan, 3 kali seri, dan 3 kali kalah. ”Setelah sekitar empat bulan
berlatih keras, inilah hasilnya. Masih ada kekurangan memang, tapi
pemain-pemain sudah banyak sekali berkembang,” papar Des Walker.

Selama mengikuti program Garuda Select,
bakat-bakat potensial yang mayoritas masih berusia 16 tahun itu mendapatkan
fasilitas papan atas serta sentuhan dari pelatih level dunia. Walker dan Wise
sama-sama kenyang jam terbang internasional sebagai pemain. Sebagai pelatih,
Wise juga pernah membawa Milwall ke final Piala FA.

Baca Juga :  Tiongkok Hanya Kebagian Satu Gim

Wise juga pernah menduduki kursi director of
football Newcastle United. Posisi tersebut membuatnya bertanggung jawab dalam
operasi transfer pemain. Termasuk memantau bakat-bakat muda.

Kini pengalamannya mencari dan membentuk
perkembangan talenta muda itu diuji dalam penggalian potensi para pemain muda
Indonesia. ”Meski memiliki kemampuan teknik yang tinggi, pemahaman taktik sepak
bola pemain Indonesia sangat tertinggal,” kata Wise.

Tujuan dari Garuda Select, lanjut dia, adalah
mengejar ketertinggalan itu. ”Dan membekali para pemain untuk bisa melanjutkan
perkembangan mereka sebagai pemain sepak bola profesional di tingkat yang lebih
tinggi,” tuturnya.

Untuk membentuk profil pemain yang diinginkan,
dalam keseharian mereka menjalani aturan ketat. Selain latihan dua kali sehari
dan nge-gym, urusan asupan gizi dan pola hidup dijaga ketat.

”Sebelum menyantap makanan, kami diharuskan
memfoto makanan dan dikirimkan ke tim pelatih,” ujar Brylian. ”Secara rutin
kandungan lemak kami juga dites,” lanjut gelandang asal Sidoarjo, Jawa Timur,
itu.

Setiap kali latihan, rompi pemain juga dipasang
GPS (global positioning system). Gunanya, mengetahui siapa pemain yang berlari
dengan jarak tempuh paling jauh dan paling pendek. Selanjutnya akan dilakukan
evaluasi.

Satu pekan Jawa Pos mengikuti latihan Garuda
Select di kompleks Lambrone Sport E Benessere, Como, Italia. Di tiap sesi,
Walker dan tim pelatih sangat detail dan tegas dalam memberikan arahan.

Jika membuat kesalahan, para pemain akan
diminta mengulang sampai sesuai yang diinginkan. Tim pelatih menginginkan
sebuah tim yang benar-benar solid sebagai satu kesatuan.

Ketika ada pemain yang menekan lawan secara
individu tanpa bantuan teman-temannya, oleh Walker, pemain tersebut dihukum
dengan cara bertahan sendirian. Tentu saja dia menjadi bulan-bulanan dan tak
bisa merebut bola.

”Mental saya benar-benar terbentuk di sini,”
kata Bagus Kahfi yang ikut di Garuda Select I dan II.

Buntutnya, di timnas pun dia jadi bisa lebih
menikmati pertandingan. ”Saya merasa lebih cepat dan lebih pintar di lapangan,”
bebernya.

Tinggal ditunggu pembuktian hasil gemblengan
itu. Demi terwujudnya mimpi timnas Indonesia tampil di Olimpiade yang kali
terakhir, sekaligus juga satu-satunya, dirasakan pada 1956.( */c10/ttg/jpc)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru