28.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Musim Baru Liga 1 Digelar setelah Lebaran

PROKALTENG.CO-Drama panjang soal status kompetisi 2020–2021 terjawab sudah.
Kemarin (20/1), melalui rapat executive committee (exco) secara virtual, PSSI
memutuskan bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020–2021 resmi dihentikan. Tidak
ada juara dan tidak ada tim yang terdegradasi.

Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan menyatakan, keputusan
tersebut sudah sangat bulat. Berdasar kesepakatan bersama anggota exco serta
masukan dari klub peserta Liga 1 dan Liga 2.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menuturkan, tidak ada
tim yang layak juara dan terdegradasi karena kompetisi 2020–2021 baru
dijalankan tiga pekan. ’’Jadi, Persib Bandung yang memimpin puncak klasemen
saat kompetisi dihentikan tidak bisa dianggap juara,’’ katanya.

Anggota Exco PSSI Hasani
Abdulghani menyebutkan, tidak bisa dijalankannya kompetisi bukan salah PSSI, PT
LIB, maupun klub. Bukan pula salah kepolisian yang tidak mau memberikan izin
keramaian.

’’Tapi, karena situasi pandemi yang ada. Ini dalam keadaan
force majeure. Alam yang menyebabkan ini semua terjadi,’’ jelasnya.

Hasani menuturkan, dalam rapat exco kemarin, tidak ada
jajak pendapat untuk memutuskan menghentikan kompetisi. Tidak seperti rapat
sebelumnya ketika memutuskan kompetisi ditunda sehingga dua kali melahirkan
surat keputusan PSSI. ’’Karena semua anggota sudah sepakat untuk sama-sama
mendengarkan aspirasi dari klub, yang meminta kompetisi dihentikan saja, lalu
fokus ke musim baru,’’ paparnya.

Sejak kompetisi dihentikan pada Maret tahun lalu akibat
pandemi Covid-19, klub-klub sudah tertatih-tatih. Tiga kali mengalami penundaan
karena tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian membuat mayoritas klub
berteriak dan meminta PSSI segera memutuskan status kejelasan kompetisi.

Baca Juga :  Penampilan Petenis Ayu Ini Menggemaskan, Kok Bisa?

Hasani menambahkan, kompetisi baru juga dibahas dalam
rapat exco kemarin. Kompetisi baru itu mungkin bisa dimulai pada Mei mendatang.
Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran.

’’Itu juga aspirasi dari klub dan kami menganggap itu yang
paling logis saat ini. Bukan Maret untuk kompetisi baru karena sangat mepet,’’
ucapnya.

Hasil dari keputusan menghentikan kompetisi kemarin akan
dibahas dalam kongres tahunan PSSI pada 26 Februari mendatang. Di sana, klub-klub
juga kembali diizinkan untuk memberikan masukan soal konsep kompetisi musim
2021. ’’Termasuk Liga 3. Kalau bicara kompetisi, tentu semua kasta ya,’’
ungkapnya.

Keputusan memulai kompetisi baru sekitar Mei selepas
Lebaran juga bukan tanpa sebab. Menurut dia, waktu itu juga sangat tepat
melihat program vaksinasi yang dilakukan pemerintah saat ini. ’’Sekarang kan
yang divaksin masih prioritas. Maret baru mulai masyarakat,’’ katanya.

Puncaknya, lanjut Hasani, dilihat nanti saat Lebaran
apakah persebaran Covid-19 naik atau tidak. ’’Dari situ bisa dilihat apakah
bisa digelar sepak bolanya,’’ ungkapnya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator juga bisa
berbenah. Termasuk komunikasi dengan kepolisian tentang masalah perizinan.
Klub-klub tentu tidak mau lagi di-PHP (pemberi harapan palsu) soal
dilanjutkannya kompetisi. ’’Caranya bagaimana? Harus buktikan bahwa kompetisi
musim baru nanti benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan
ada test case,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Dari Lawan Menjadi Kawan Satu Tim

Test case yang dimaksud adalah diadakannya turnamen
pramusim. Waktu yang panjang sangat memungkinkan LIB bisa menyiapkan hal
tersebut. ’’Kan kalau melanjutkan kompetisi tidak mungkin bisa diadakan test
case seperti itu. Kalau nanti turnamen pramusim diizinkan, sudah pasti
kompetisi juga mendapat izin,’’ jelasnya.

Jika ada turnamen pramusim, kompetisi baru mungkin dimulai
pada Juli atau Agustus. Jika itu benar, kompetisi di Indonesia mulai melangkah
berbarengan dengan kompetisi di Eropa.

’’Seperti yang selalu saya bilang, banyak keuntungan jika
kompetisi di Indonsia bareng dengan Eropa. Jadwal FIFA matchday hingga bursa
transfer yang sama membuat klub-klub bisa mendapatkan pemain asing terbaik
nanti,’’ paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita
mengatakan, pihaknya siap menjalankan amanat dalam rapat exco. ’’Kami akan
siapkan semuanya, termasuk semua kemungkinan. Turnamen pramusim itu salah satu
contohnya,’’ terangnya.

Pihaknya juga tetap berusaha melobi pemerintah agar
peserta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 mendapatkan jatah vaksin. Walaupun
Kementerian Pemuda dan Olahraga memang sudah menegaskan hanya memberikan 178
vaksin untuk PSSI. Itu pun ruang lingkupnya hanya untuk timnas Indonesia di
berbagai usia. “Sekarang harus diusahakan sekuat tenaga vaksinasi ini,”
tuturnya.

PROKALTENG.CO-Drama panjang soal status kompetisi 2020–2021 terjawab sudah.
Kemarin (20/1), melalui rapat executive committee (exco) secara virtual, PSSI
memutuskan bahwa kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020–2021 resmi dihentikan. Tidak
ada juara dan tidak ada tim yang terdegradasi.

Ketua Umum PSSI Moch. Iriawan menyatakan, keputusan
tersebut sudah sangat bulat. Berdasar kesepakatan bersama anggota exco serta
masukan dari klub peserta Liga 1 dan Liga 2.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menuturkan, tidak ada
tim yang layak juara dan terdegradasi karena kompetisi 2020–2021 baru
dijalankan tiga pekan. ’’Jadi, Persib Bandung yang memimpin puncak klasemen
saat kompetisi dihentikan tidak bisa dianggap juara,’’ katanya.

Anggota Exco PSSI Hasani
Abdulghani menyebutkan, tidak bisa dijalankannya kompetisi bukan salah PSSI, PT
LIB, maupun klub. Bukan pula salah kepolisian yang tidak mau memberikan izin
keramaian.

’’Tapi, karena situasi pandemi yang ada. Ini dalam keadaan
force majeure. Alam yang menyebabkan ini semua terjadi,’’ jelasnya.

Hasani menuturkan, dalam rapat exco kemarin, tidak ada
jajak pendapat untuk memutuskan menghentikan kompetisi. Tidak seperti rapat
sebelumnya ketika memutuskan kompetisi ditunda sehingga dua kali melahirkan
surat keputusan PSSI. ’’Karena semua anggota sudah sepakat untuk sama-sama
mendengarkan aspirasi dari klub, yang meminta kompetisi dihentikan saja, lalu
fokus ke musim baru,’’ paparnya.

Sejak kompetisi dihentikan pada Maret tahun lalu akibat
pandemi Covid-19, klub-klub sudah tertatih-tatih. Tiga kali mengalami penundaan
karena tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian membuat mayoritas klub
berteriak dan meminta PSSI segera memutuskan status kejelasan kompetisi.

Baca Juga :  Penampilan Petenis Ayu Ini Menggemaskan, Kok Bisa?

Hasani menambahkan, kompetisi baru juga dibahas dalam
rapat exco kemarin. Kompetisi baru itu mungkin bisa dimulai pada Mei mendatang.
Beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran.

’’Itu juga aspirasi dari klub dan kami menganggap itu yang
paling logis saat ini. Bukan Maret untuk kompetisi baru karena sangat mepet,’’
ucapnya.

Hasil dari keputusan menghentikan kompetisi kemarin akan
dibahas dalam kongres tahunan PSSI pada 26 Februari mendatang. Di sana, klub-klub
juga kembali diizinkan untuk memberikan masukan soal konsep kompetisi musim
2021. ’’Termasuk Liga 3. Kalau bicara kompetisi, tentu semua kasta ya,’’
ungkapnya.

Keputusan memulai kompetisi baru sekitar Mei selepas
Lebaran juga bukan tanpa sebab. Menurut dia, waktu itu juga sangat tepat
melihat program vaksinasi yang dilakukan pemerintah saat ini. ’’Sekarang kan
yang divaksin masih prioritas. Maret baru mulai masyarakat,’’ katanya.

Puncaknya, lanjut Hasani, dilihat nanti saat Lebaran
apakah persebaran Covid-19 naik atau tidak. ’’Dari situ bisa dilihat apakah
bisa digelar sepak bolanya,’’ ungkapnya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator juga bisa
berbenah. Termasuk komunikasi dengan kepolisian tentang masalah perizinan.
Klub-klub tentu tidak mau lagi di-PHP (pemberi harapan palsu) soal
dilanjutkannya kompetisi. ’’Caranya bagaimana? Harus buktikan bahwa kompetisi
musim baru nanti benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan
ada test case,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Dari Lawan Menjadi Kawan Satu Tim

Test case yang dimaksud adalah diadakannya turnamen
pramusim. Waktu yang panjang sangat memungkinkan LIB bisa menyiapkan hal
tersebut. ’’Kan kalau melanjutkan kompetisi tidak mungkin bisa diadakan test
case seperti itu. Kalau nanti turnamen pramusim diizinkan, sudah pasti
kompetisi juga mendapat izin,’’ jelasnya.

Jika ada turnamen pramusim, kompetisi baru mungkin dimulai
pada Juli atau Agustus. Jika itu benar, kompetisi di Indonesia mulai melangkah
berbarengan dengan kompetisi di Eropa.

’’Seperti yang selalu saya bilang, banyak keuntungan jika
kompetisi di Indonsia bareng dengan Eropa. Jadwal FIFA matchday hingga bursa
transfer yang sama membuat klub-klub bisa mendapatkan pemain asing terbaik
nanti,’’ paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita
mengatakan, pihaknya siap menjalankan amanat dalam rapat exco. ’’Kami akan
siapkan semuanya, termasuk semua kemungkinan. Turnamen pramusim itu salah satu
contohnya,’’ terangnya.

Pihaknya juga tetap berusaha melobi pemerintah agar
peserta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 mendapatkan jatah vaksin. Walaupun
Kementerian Pemuda dan Olahraga memang sudah menegaskan hanya memberikan 178
vaksin untuk PSSI. Itu pun ruang lingkupnya hanya untuk timnas Indonesia di
berbagai usia. “Sekarang harus diusahakan sekuat tenaga vaksinasi ini,”
tuturnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru