Thailand Masters rasa turnamen elite batal
terjadi. Banyak pemain bintang yang memutuskan mundur dari turnamen pada
detik-detik terakhir. Termasuk ganda putri yang baru saja menjuarai Indonesia
Masters 2020 Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Pelatih kepala ganda putri pelatnas Eng Hian menyatakan, sejak
awal dirinya menjadikan Thailand Masters hanya sebagai cadangan. Jaga-jaga
kalau performa Greysia/Apriyani di turnamen sebelumnya anjlok.
Pada kenyataannya, mereka tampil menjanjikan sepanjang awal
tahun. Di Malaysia Masters, ganda putri nomor delapan dunia itu baru terhenti
di semifinal. Lalu, di Indonesia Masters, mereka melesat menjadi juara. Demi
menjaga ritme dan kondisi, Eng Hian memutuskan Thailand Masters tak perlu
diikuti.
’’Saya nggak mau berangkatin,’’ kata Didi,
sapaan Eng Hian, kemarin. ’’Saya lebih cenderung untuk evaluasi dari performa.
Dua turnamen performa bagus dan mencapai target semua. Lebih baik simpan tenaga
untuk turnamen berikutnya,’’ papar dia.
Faktor utama di balik keputusan itu adalah kondisi Greysia.
Usianya sudah 32 tahun. Tenaganya sudah berkurang. Juga lebih mudah cedera.
Didi tak mau mengulang kejadian akhir tahun lalu. Menjalani jadwal turnamen
yang padat, Greysia mengalami cedera bahu. Hasilnya, performa Greysia dan Apri
terjun bebas.
’’Saya evaluasi kondisi Greys. Mampu tidaknya. Walaupun kondisi
turnamen menguntungkan, mending nggak usah berangkat. Kalau
(tenaga) Apri mah badak, hajar saja. Tapi, lihat kondisi Greys dulu,’’ jelas
Didi.
Sejumlah nama elite juga mundur berjamaah dari
turnamen Super 300 itu. Misalnya, unggulan kedua Misaki Matsutomo/Ayaka
Takahashi. Juga finalis Indonesia Masters Maiken Fruergaard/Sara Thygesen.
Dari ganda campuran, bintang tuan rumah sekaligus pasangan nomor
empat dunia, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai juga mundur.(jpc)