32.6 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

RINDU JUARA

BLITAR – 
Tahun 2005.  Itu adalah tahun
terakhir Persebaya Surabaya menjadi kampiun di Piala Gubernur Jatim (PGJ).  Berarti, sudah 15 tahun lamanya Green
Force-julukan Persebaya-puasa gelar di PGJ.

Nah, Kamis (20/10) hari ini, Persebaya
berpeluang mengakhiri dahaga gelar di turnamen pramusim tersebut.  Ini seiring kemenangan 4-2 atas Arema FC pada
babak semifinal PGJ 2020 Selasa sore. 
Kemenangan pada laga di Stadion Gelora Soeprijadi, Kota Blitar itu,
memastikan Persebaya tampil di final melawan Persija Jakarta hari ini. 

Awalnya, manajemen Persebaya tak mematok target
tinggi di PGJ 2020. Tapi, karena sudah di final, pelatih Persebaya Aji Santoso
tak mau tanggung-tanggung. “Walaupun ini pramusim, tapi saya akan berusaha
untuk meraih hasil maksimal,” tandas pelatih 49 tahun itu.

Aji sangat bergairah menyongsong laga final.
Apalagi, itu berpotensi menjadi tropi pertama Aji di turnamen pramusim bersama
Green Force sebagai pelatih. Sebagai pemain, dia pernah membawa Persebaya juara
Liga Indonesia musim 1996-1997.

Masalahnya, Persebaya kembali dilanda krisis
amunisi.  Kendala lainnya adalah,
recovery yang sangat minim. Apalagi, Makan Konate dkk kemarin harus tampil
habis-habisan melawan Arema. Persebaya bahkan sempat tertinggal. Baru tiga
menit laga berjalan, sepakan Johan Farizi sudah membawa Arema FC unggul 1-0.

Baca Juga :  Ambisi Garuda untuk Meraih Poin Penuh di Laga Kandang Kembali Kandas

Gol cepat itu sempat membuat Persebaya down.
Arema FC mampu menguasai jalannya laga. Tapi, semua berubah saat Singo Edan
-julukan Arema FC- bermain dengan 10 orang. Itu setelah Jonathan Bauman
mendapat kartu merah di menit ke-17. Pemain asal Argentina itu menendang kaki
Arif Satria dari belakang. 

Situasi pun berbalik. Arema FC ganti tertekan.
Empat gol langsung dicetak Green Force. Masing-masing melalui brace David da
Silva (28′, 70′), Mahmoud Eid (45+2′) dan Irfan Jaya (53′). Singo Edan-julukan
Arema-hanya mampu membalas melalui Elias Alderete di menit 73′. “Jujur
kami bisa mengambil keuntungan dengan unggul jumlah pemain. Kami mendominasi,”
jelas Aji. 

Pelatih Arema FC Mario Gomez senada dengan Aji.
Dia menilai anak asuhnya langsung tampil buruk ketika bermain dengan 10 orang.
“Sebelum kami kalah jumlah pemain, kami mendominasi. Begitu pula saat kami
sama-sama bermain dengan 10 pemain,” tegas pelatih asal Argentina
tersebut. Selain Bauman, bek Persebaya Abu Rizal Maulana juga mendapat kartu
merah di menit 60′.

Baca Juga :  Gelar Nobar Moto GP, Bagikan Brosur ke Penonton

Ya, tak hanya hujan gol.  Laga bertajuk derbi Jatim itu juga banjir
kartu. Total, ada 11 kartu kuning dan dua kartu merah yang dikeluarkan wasit
Fariq Hitaba. Rinciannya, enam kartu kuning bagi Persebaya. Sementara lima
lainnya diterima pemain Arema FC. 

Mario Gomez menganggap hal itu sangat wajar.
Apalagi, dua tim memang punya rivalitas yang panas. Karena itu, dia sama sekali
tidak marah kepada Bauman meski sudah diusir sejak menit ke-17′. “Banyak
kartu itu wajar. Karena kami terus melakukan tekanan untuk mengejar
ketinggalan. Tapi kalau kartu merah itu bukan gaya main kami. Itu lebih ke
individu pemain,” terang pelatih asal Argentina itu. 

Meski rival, Gomez tak
ragu memuji kualitas yang dimiliki Persebaya. Menurutnya, Persebaya memiliki
pemain dengan kualitas individu yang sangat bagus. “Mereka jadi satu tim
yang kuat dengan adanya pemain seperti Konate, David da Silva. Mereka tim
bagus,” jelas pelatih 62 tahun itu. Meski begitu, dia memilih fokus
membenahi timnya. “Tujuan utama kami adalah di Liga 1,” tambahnya.
(gus/bas/jpg)

BLITAR – 
Tahun 2005.  Itu adalah tahun
terakhir Persebaya Surabaya menjadi kampiun di Piala Gubernur Jatim (PGJ).  Berarti, sudah 15 tahun lamanya Green
Force-julukan Persebaya-puasa gelar di PGJ.

Nah, Kamis (20/10) hari ini, Persebaya
berpeluang mengakhiri dahaga gelar di turnamen pramusim tersebut.  Ini seiring kemenangan 4-2 atas Arema FC pada
babak semifinal PGJ 2020 Selasa sore. 
Kemenangan pada laga di Stadion Gelora Soeprijadi, Kota Blitar itu,
memastikan Persebaya tampil di final melawan Persija Jakarta hari ini. 

Awalnya, manajemen Persebaya tak mematok target
tinggi di PGJ 2020. Tapi, karena sudah di final, pelatih Persebaya Aji Santoso
tak mau tanggung-tanggung. “Walaupun ini pramusim, tapi saya akan berusaha
untuk meraih hasil maksimal,” tandas pelatih 49 tahun itu.

Aji sangat bergairah menyongsong laga final.
Apalagi, itu berpotensi menjadi tropi pertama Aji di turnamen pramusim bersama
Green Force sebagai pelatih. Sebagai pemain, dia pernah membawa Persebaya juara
Liga Indonesia musim 1996-1997.

Masalahnya, Persebaya kembali dilanda krisis
amunisi.  Kendala lainnya adalah,
recovery yang sangat minim. Apalagi, Makan Konate dkk kemarin harus tampil
habis-habisan melawan Arema. Persebaya bahkan sempat tertinggal. Baru tiga
menit laga berjalan, sepakan Johan Farizi sudah membawa Arema FC unggul 1-0.

Baca Juga :  Ambisi Garuda untuk Meraih Poin Penuh di Laga Kandang Kembali Kandas

Gol cepat itu sempat membuat Persebaya down.
Arema FC mampu menguasai jalannya laga. Tapi, semua berubah saat Singo Edan
-julukan Arema FC- bermain dengan 10 orang. Itu setelah Jonathan Bauman
mendapat kartu merah di menit ke-17. Pemain asal Argentina itu menendang kaki
Arif Satria dari belakang. 

Situasi pun berbalik. Arema FC ganti tertekan.
Empat gol langsung dicetak Green Force. Masing-masing melalui brace David da
Silva (28′, 70′), Mahmoud Eid (45+2′) dan Irfan Jaya (53′). Singo Edan-julukan
Arema-hanya mampu membalas melalui Elias Alderete di menit 73′. “Jujur
kami bisa mengambil keuntungan dengan unggul jumlah pemain. Kami mendominasi,”
jelas Aji. 

Pelatih Arema FC Mario Gomez senada dengan Aji.
Dia menilai anak asuhnya langsung tampil buruk ketika bermain dengan 10 orang.
“Sebelum kami kalah jumlah pemain, kami mendominasi. Begitu pula saat kami
sama-sama bermain dengan 10 pemain,” tegas pelatih asal Argentina
tersebut. Selain Bauman, bek Persebaya Abu Rizal Maulana juga mendapat kartu
merah di menit 60′.

Baca Juga :  Gelar Nobar Moto GP, Bagikan Brosur ke Penonton

Ya, tak hanya hujan gol.  Laga bertajuk derbi Jatim itu juga banjir
kartu. Total, ada 11 kartu kuning dan dua kartu merah yang dikeluarkan wasit
Fariq Hitaba. Rinciannya, enam kartu kuning bagi Persebaya. Sementara lima
lainnya diterima pemain Arema FC. 

Mario Gomez menganggap hal itu sangat wajar.
Apalagi, dua tim memang punya rivalitas yang panas. Karena itu, dia sama sekali
tidak marah kepada Bauman meski sudah diusir sejak menit ke-17′. “Banyak
kartu itu wajar. Karena kami terus melakukan tekanan untuk mengejar
ketinggalan. Tapi kalau kartu merah itu bukan gaya main kami. Itu lebih ke
individu pemain,” terang pelatih asal Argentina itu. 

Meski rival, Gomez tak
ragu memuji kualitas yang dimiliki Persebaya. Menurutnya, Persebaya memiliki
pemain dengan kualitas individu yang sangat bagus. “Mereka jadi satu tim
yang kuat dengan adanya pemain seperti Konate, David da Silva. Mereka tim
bagus,” jelas pelatih 62 tahun itu. Meski begitu, dia memilih fokus
membenahi timnya. “Tujuan utama kami adalah di Liga 1,” tambahnya.
(gus/bas/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru