Bench Real Madrid kemarin (17/5) diliputi
rasa percaya diri tujuh menit setelah gol bek Nacho Fernandez ke gawang
Athletic Bilbao di San Mames.
Sebab, pada saat bersamaan di Wanda
Metropolitano, gawang Atletico Madrid yang dikawal Jan Oblak dibobol oleh
striker Osasuna Ante Budimir.
Jika skor itu bertahan sampai akhir laga,
Real bakal mengudeta Atletico dari singgasana puncak La Liga untuk kali pertama
musim ini dengan berbalik unggul satu poin.
â€Kami bisa menjuarai La Liga hanya dengan
mereka (Atletico, Red) terpeleset,’’ ucap Nacho di laman resmi klub.
Namun, asa tersebut hancur kurang dari 20
menit berselang. Atletico sukses melakukan comeback berkat gol-gol bek kiri
Renan Lodi (82’) dan striker Luis Suarez enam menit sesudahnya.
Kemenangan 2-1 membuat Atletico tetap
memimpin dua poin (83-81) atas Real dengan La Liga menyisakan pekan pemungkas
pada 22 Mei mendatang.
Dalam jornada ke-38 tersebut, Atletico bakal
bertandang ke Real Valladolid, sedangkan Real menjamu finalis Liga Europa musim
ini, Villarreal CF.
Persaingan juara La Liga musim ini hanya
melibatkan dua klub asal Kota Madrid setelah FC Barcelona di luar dugaan
menyerah 1-2 kepada Celta Vigo di Camp Nou.
â€Laga hari ini (melawan Osasuna kemarin, Red)
menunjukkan bahwa musim ini musim yang sulit,†kata Suarez kepada Movistar La
Liga.
Striker berjuluk El Pistolero itu sejatinya
pernah mengalami momen persaingan serupa pada La Liga 2015–2016. Kala itu,
Suarez masih membela Barca yang sampai jornada ke-37 hanya unggul satu angka
atas Real. Barca akhirnya juara dengan dua tim sama-sama meraih kemenangan pada
jornada pemungkas.
Meski berpengalaman, Suarez menyatakan bahwa
tekanan masih dirasakannya. Khususnya ketika mendengar Real unggul atas Bilbao.
’’Ada kalanya sebagai striker lebih mudah untuk tertekan. Dan, melihat kami
bisa bertarung seperti hari ini (kemarin, Red) sungguh menyenangkan,†imbuh
striker yang empat kali merasakan gelar La Liga bersama Barca tersebut.
Setali tiga uang dengan La Liga, persaingan
juara Ligue 1 musim ini juga harus ditentukan pada journee terakhir. Pemuncak
klasemen Lille OSC berada dalam tekanan seiring gap dengan Paris Saint-Germain
(PSG) tereduksi menjadi hanya satu poin (80-79).
Itu terjadi setelah Lille hanya berrmain seri
tanpa gol melawan AS Saint-Etienne di kandang sendiri, Stade Pierre-Mauroy,
ketika PSG menghajar Stade de Reims empat gol tanpa balas di Parc des Princes.
Kepada Actu Foot, entraineur Lille
Christopher Galtier menyatakan bahwa anak asuhnya gagal menang karena psikis
yang terganggu mendengar kabar pesta gol di Parc des Princes.
’’Saat turun minum, mereka (PSG) sudah unggul
dua gol dan menghadapi hanya 10 pemain (pemain Stade de Reims dikartu merah
pada menit kesepuluh, Red),†tutur Galtier. â€Alhasil, pemain malah bermain
terlalu berhati-hati dan tidak seperti biasanya,’’ sambungnya.
Untuk journee pemungkas (24/5), Lille bakal
bertandang ke Angers SCO. Sementara PSG juga bermain ke luar Paris, tepatnya
menghadapi tuan rumah Stade Brestois.
Lille semestinya diuntungkan secara fisik
karena PSG masih harus bertanding pertengahan pekan ini (20/5). Yaitu,
menghadapi AS Monaco dalam perebutan juara Coupe de France di Stade de France.
â€Kami ingin memenangi dua gelar dalam pekan ini,†koar kapten PSG Marquinhos di
laman resmi klub.