25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Proyeksi Emas dari Empat Lifter

JAKARTA- Pelatnas angkat besi mulai memetakan
peluang mereka di SEA Games 2019 Filipina. PB PABBSI dan para lifter kompak
ingin mempertahankan status sebagai juara umum. Pada edisi Malaysia 2017, Merah
Putih menduduki puncak klasemen dengan memebawa pulang dua emas dan dua perak.
Tahun ini, Eko Yuli Irawan dkk berpeluang meraih lebih dari itu.   

Dari 10 lifter yang diberangkatkan, setidaknya
ada empat yang punya potensi besar menyabet emas. Yakni Eko (61 kg), Deni (67
kg), Lisa Setiawati (45 kg), dan Windy Cantika Aisah (49 kg). Dua nama terakhir
punya progres menggembirakan. Sebagai penghuni baru di pelatnas angkat besi,
mereka sama-sama punya catatan angkatan yang sangat bagus.

Lisa berhasil membawa pulang satu emas dan satu
perunggu di Kejuaraan Dunia September lalu. Sedangkan Cantika meraih satu emas
dan dua perak di Kejuaraan Asia Junior. Lifter asal Bandung itu juga
mempertajam tiga rekor dunia remaja sekaligus. Yakni angkatan snatch dari 82 kg
menjadi 84 kg, lalu clean and jerk dari 100 kg menjadi 102 kg. Total angkatan
dia mencapai 326 kg.

Baca Juga :  Resmi! LIB Ajukan Tanggal Pramusim Liga Indonesia kepada Polisi

Selain itu, pelatnas juga punya kuda hitam dari
kelas 73 kg. Yakni Rahmat Erwin Abdullah, lifter muda berusia 19 tahun. Dia
merebut tiket ke SEA Games 2019 setelah mengalahkan seniornya, Triyatno, dalam
seleksi nasional Agustus lalu. Di Kejuaraan Asia, dia menyapu bersih tiga emas.
Sekaligus memecahkan rekor Asia junior.

“Itu (Kejuaraan Asia, Red) jadi batu
lompatan buat saya. Nanti di SEA Games diusahakan lebih bagus. Latihannya jelas
lebih ditambah lagi,” tutur Rahmat kemarin. ”Hasil itu sesuai ekspektasi
sih, soalnya angkatan saya mulus. Latihan nggak pernah nyoba angkat sampai
angka itu, dan memang nggak boleh juga dimaksimalin pas latihan,” papar
lifter kelahiran 13 Oktober 2000 itu.

Meski dari segi usia masih junior, Rahmat sudah
beberapa kali diikutkan dalam kejuaraan senior. Alhasil, dia punya gambaran
soal peta persaingan di SEA Games. Dia juga menjadi salah satu kandidat yang
diharapkan lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. “Pastinya lebih berat.
Cuma untuk sekarang tetap jaga kondisi dan sedikit demi sedikit coba buat
naikin angkatan,” tutur Rahmat.

Baca Juga :  Kali Ini Messi Sendirian

Pelatih kepala pelatnas angkat besi Dirdja
Wihardja senang dengan progres yang dicapai para lifter muda ini. Mayoritas
baru bergabung dengan pelatnas pada Februari lalu. Tetapi sudah menunjukkan
hasil signifikan. “SEA Games juga dihitung kualifikasi Olimpiade Tokyo
2020. Tapi levelnya silver. Target juara umum dulu pokoknya, soal emas berapa itu
nanti,” kata Dirdja.

Dia menjelaskan, pesaing
terberat akan datang dari Vietnam dan Filipina. Sedangkan Thailand yang juga
kuat mendapatkan sanksi dari kejuaraan internasional selama setahun oleh bagian
anti-doping IWF (federasi angkat besi dunia). Lifter Thailand tersandung kasus
doping bersamaan dengan masalah yang menjerat lifter putri kita, Acchedya
Jagaddhita.(feb/na/JPG)

JAKARTA- Pelatnas angkat besi mulai memetakan
peluang mereka di SEA Games 2019 Filipina. PB PABBSI dan para lifter kompak
ingin mempertahankan status sebagai juara umum. Pada edisi Malaysia 2017, Merah
Putih menduduki puncak klasemen dengan memebawa pulang dua emas dan dua perak.
Tahun ini, Eko Yuli Irawan dkk berpeluang meraih lebih dari itu.   

Dari 10 lifter yang diberangkatkan, setidaknya
ada empat yang punya potensi besar menyabet emas. Yakni Eko (61 kg), Deni (67
kg), Lisa Setiawati (45 kg), dan Windy Cantika Aisah (49 kg). Dua nama terakhir
punya progres menggembirakan. Sebagai penghuni baru di pelatnas angkat besi,
mereka sama-sama punya catatan angkatan yang sangat bagus.

Lisa berhasil membawa pulang satu emas dan satu
perunggu di Kejuaraan Dunia September lalu. Sedangkan Cantika meraih satu emas
dan dua perak di Kejuaraan Asia Junior. Lifter asal Bandung itu juga
mempertajam tiga rekor dunia remaja sekaligus. Yakni angkatan snatch dari 82 kg
menjadi 84 kg, lalu clean and jerk dari 100 kg menjadi 102 kg. Total angkatan
dia mencapai 326 kg.

Baca Juga :  Resmi! LIB Ajukan Tanggal Pramusim Liga Indonesia kepada Polisi

Selain itu, pelatnas juga punya kuda hitam dari
kelas 73 kg. Yakni Rahmat Erwin Abdullah, lifter muda berusia 19 tahun. Dia
merebut tiket ke SEA Games 2019 setelah mengalahkan seniornya, Triyatno, dalam
seleksi nasional Agustus lalu. Di Kejuaraan Asia, dia menyapu bersih tiga emas.
Sekaligus memecahkan rekor Asia junior.

“Itu (Kejuaraan Asia, Red) jadi batu
lompatan buat saya. Nanti di SEA Games diusahakan lebih bagus. Latihannya jelas
lebih ditambah lagi,” tutur Rahmat kemarin. ”Hasil itu sesuai ekspektasi
sih, soalnya angkatan saya mulus. Latihan nggak pernah nyoba angkat sampai
angka itu, dan memang nggak boleh juga dimaksimalin pas latihan,” papar
lifter kelahiran 13 Oktober 2000 itu.

Meski dari segi usia masih junior, Rahmat sudah
beberapa kali diikutkan dalam kejuaraan senior. Alhasil, dia punya gambaran
soal peta persaingan di SEA Games. Dia juga menjadi salah satu kandidat yang
diharapkan lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. “Pastinya lebih berat.
Cuma untuk sekarang tetap jaga kondisi dan sedikit demi sedikit coba buat
naikin angkatan,” tutur Rahmat.

Baca Juga :  Kali Ini Messi Sendirian

Pelatih kepala pelatnas angkat besi Dirdja
Wihardja senang dengan progres yang dicapai para lifter muda ini. Mayoritas
baru bergabung dengan pelatnas pada Februari lalu. Tetapi sudah menunjukkan
hasil signifikan. “SEA Games juga dihitung kualifikasi Olimpiade Tokyo
2020. Tapi levelnya silver. Target juara umum dulu pokoknya, soal emas berapa itu
nanti,” kata Dirdja.

Dia menjelaskan, pesaing
terberat akan datang dari Vietnam dan Filipina. Sedangkan Thailand yang juga
kuat mendapatkan sanksi dari kejuaraan internasional selama setahun oleh bagian
anti-doping IWF (federasi angkat besi dunia). Lifter Thailand tersandung kasus
doping bersamaan dengan masalah yang menjerat lifter putri kita, Acchedya
Jagaddhita.(feb/na/JPG)

Terpopuler

Artikel Terbaru