32.3 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Tak Ada Kompetisi, Wasit Liga 1 Pimpin Laga Tarkam

JAKARTA,
KALTENGPOS.CO

– Seharusnya, hari-hari ini Nusur Fadillah sudah kembali menekuni aktivitasnya
sebagai wasit Liga 1. Memimpin beberapa pertandingan big match di
divisi tertinggi sepak bola Indonesia.

Sayang, hal itu urung
terjadi. Tidak adanya izin keramaian dari kepolisian untuk melanjutkan
kompetisi pada 1 Oktober lalu membuat dirinya harus kembali banting tulang di
luar profesi sebagai wasit. ’’Untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya jual barang
yang ada dan gali lubang tutup lubang,’’ bebernya.

Selain itu, Nusur terpaksa
’’turun kasta’’ agar dapurnya tetap mengepul. Yakni, memimpin pertandingan
antarkampung (tarkam) di sekitar Jakarta. ’’Tarkam untuk jajan anak-anak.
Sampingannya dagang minuman botol. Dibantu teman. Sistem setor kalau minuman
habis,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Tiga Sekolah Ini Raih Hasil Positif di Lanjutan Liga Futsal Kalteng Po

Tentu, aktivitas
tersebut tidak membuatnya nyaman. Sebab, karir yang dipilihnya adalah menjadi
wasit. Apalagi, dia sudah kerap kali memimpin pertandingan Liga 1 selama
beberapa musim terakhir. Tapi, apa mau dikata, kompetisi yang tidak kunjung
jalan membuatnya harus banting setir untuk sementara.

Nusur pun kian pusing
ketika ketegasan PSSI untuk melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang
hanya isapan jempol. Sebab, kepolisian tetap tidak akan mengizinkan sepak bola
digelar dengan alasan pengamanan pilkada serentak dan pandemi corona yang masih
tinggi.

’’Ini membuat kami para wasit bertanya-tanya.
Karena sebagian besar teman kerjanya hanya sebagai wasit saja,’’ terangnya.

JAKARTA,
KALTENGPOS.CO

– Seharusnya, hari-hari ini Nusur Fadillah sudah kembali menekuni aktivitasnya
sebagai wasit Liga 1. Memimpin beberapa pertandingan big match di
divisi tertinggi sepak bola Indonesia.

Sayang, hal itu urung
terjadi. Tidak adanya izin keramaian dari kepolisian untuk melanjutkan
kompetisi pada 1 Oktober lalu membuat dirinya harus kembali banting tulang di
luar profesi sebagai wasit. ’’Untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya jual barang
yang ada dan gali lubang tutup lubang,’’ bebernya.

Selain itu, Nusur terpaksa
’’turun kasta’’ agar dapurnya tetap mengepul. Yakni, memimpin pertandingan
antarkampung (tarkam) di sekitar Jakarta. ’’Tarkam untuk jajan anak-anak.
Sampingannya dagang minuman botol. Dibantu teman. Sistem setor kalau minuman
habis,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Tiga Sekolah Ini Raih Hasil Positif di Lanjutan Liga Futsal Kalteng Po

Tentu, aktivitas
tersebut tidak membuatnya nyaman. Sebab, karir yang dipilihnya adalah menjadi
wasit. Apalagi, dia sudah kerap kali memimpin pertandingan Liga 1 selama
beberapa musim terakhir. Tapi, apa mau dikata, kompetisi yang tidak kunjung
jalan membuatnya harus banting setir untuk sementara.

Nusur pun kian pusing
ketika ketegasan PSSI untuk melanjutkan kompetisi pada 1 November mendatang
hanya isapan jempol. Sebab, kepolisian tetap tidak akan mengizinkan sepak bola
digelar dengan alasan pengamanan pilkada serentak dan pandemi corona yang masih
tinggi.

’’Ini membuat kami para wasit bertanya-tanya.
Karena sebagian besar teman kerjanya hanya sebagai wasit saja,’’ terangnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru