31.4 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Terharu, Rahmadi Teteskan Air Mata Saat Mengembalkan Formulir Pendafta

PALANGKA RAYA – Rahmadi
G Lentam akhirnya mengembalikan formulir pendaftaran sebagai calon Ketua Umum
KONI Kalteng periode 2020-2024. Pengembalian berkas itu diterima tim
penjaringan di Kantor KONI Kalteng, Jumat (15/11).

Saat mengembalikan
berkas yang diterima Ketua Tim Penjaringan Hatir Sata Tarigan bersama tim, pria
yang juga berprofesi sebagai advokat tersebut sempat meneteskan air mata.

“Selama ini saya
mengamati bagaimana mengelola olahraga. Karena KONI sebagai induk olahraga
tertinggi, maka dari tubuh KONI perlu berbenah dan selanjutnya para anggota
diminta untuk ikut berlari,” kata Rahmadi kepada wartawan, kemarin.

Rahmadi mengaku sangat
terharu. Karena sudah lama berpikir, antara ya atau tidak untuk mendaftar
sebagai calon ketua umum KONI Kalteng. Akhirnya dia mencoba menjadikan hidupnya
sepanjang diterima. Bagi dia, jabatan adalah amanah yang terbatas masa
jabatannya. “Bagi saya pertemanan yang seumur hidup. Jabatan bisa
menimbulkan fitnah, pertikaian dan juga persaingan,” ungkapnya.

Rahmadi berharap ke depan
anggota KONI sepakat menegakan aturan hukum, maka akan memiliki marwah. Kemandirian
tidak berarti tidak bekerjasama, sehingga perlu transparansi dengan mempunyai
website sendiri.

Baca Juga :  Hazard : Saya Sudah Membuat Keputusan, Ini Adalah Perpisahan

“Selain itu
akuntabilitas dan melibatkan segenap stakeholder. Maka tim audit internal harus
diberikan kepercayaan untuk mengawasi dana masuk dan keluar. Sehingga pengurus
yang berwenang tidak berkehendak hatinya mengeluarkan uang,” tegasnya.

Jika amanah
dipercayakan kepada dirinya, setiap anggaran yang diajukan tidak akan langsung
disetujui sebelum dilakukan audit dari tim audit sebelumnya.

Menurut Rahmadi, untuk
fungsi koordinasi, KONI sebagai sporting sistem pemerintah dan membantu
tugas-tugas pemerintah. Sangat tidak masuk akal jika KONI seolah berseberangan
dengan pemerintah. Tetapi membantu menyusun program pemerintah dalam bidang
olahraga.

Hukum olahraga
tertinggi adalah kesejahteraan atlet sehingga mereka akan selalu berupaya
meningkatkan prestasi. Sehingga birokrasi perlu dilakukan peningkatan kinerja
yang lebih baik.

Supaya kandidat lain
merasa nyaman, Rahmadi tidak menyampaikan jumlah dukungan kepada dirinya. Namun
sesuai dengan persyaratan minimal 4 KONI, 14 cabor sudah terpenuhi. Selebihnya
biarkan tim penjaringan yang melakukan evaluasi.

Dijelaskan Rahmadi
bahwa pendanaan merupakan kewajiban pemerintah, karena sesuai dengan amanat UU.
Karena kebutuhan KONI sebelumnya dengan saat ini berbeda, maka pasti akan
selalu berkekurangan. “Dewan penyantun ke depan agar betul-betul mempunya
uang, bukan asal nama. Itu sesuai amanat AD/ART dan ditetapkan melalui
musorprov,” tegasnya.

Baca Juga :  Giliran Mohamed Salah Positif Covid-19

Sementara untuk PON
2020 mendatang merupakan kewenangan satlak yang sudah menggarap persiapan
Pra-PON sejak awal. Namun KONI siap mengawal dan membangun fondasi dan akan
melihat satu tahun ke depan ada prestasi atau tidak, baik lokal, regional,
nasional bahkan internasional.

Sementara Ketua Tim
Penjaringan Hatir Sata Tarigan mengaku cukup bangga karena akhirnya ada calon
yang mengembalikan berkas pendaftaran. “Karena sempat khawatir sebab jika
tidak ada yang kembalikan berkas maka kami tim penjaringan dinilai gagal,”
ungkap pria yang juga ketua Pengprov Perkemi Kalteng tersebut.

Sesuai ketentuan, maka pengembalian berkas
tersebut sebagai bukti keseriusan untuk maju berkompetisi dalam membangun
olahraga. Seluruh niat baik akan selalu direstui oleh Yang Maha Kuasa. “Berkas
tersebut mudah-mudahan cukup dan sesuai syarat untuk memajukan olahraga dan
didukung oleh segenap patriot olahraga,” ungkapnya. (nue/ens)

PALANGKA RAYA – Rahmadi
G Lentam akhirnya mengembalikan formulir pendaftaran sebagai calon Ketua Umum
KONI Kalteng periode 2020-2024. Pengembalian berkas itu diterima tim
penjaringan di Kantor KONI Kalteng, Jumat (15/11).

Saat mengembalikan
berkas yang diterima Ketua Tim Penjaringan Hatir Sata Tarigan bersama tim, pria
yang juga berprofesi sebagai advokat tersebut sempat meneteskan air mata.

“Selama ini saya
mengamati bagaimana mengelola olahraga. Karena KONI sebagai induk olahraga
tertinggi, maka dari tubuh KONI perlu berbenah dan selanjutnya para anggota
diminta untuk ikut berlari,” kata Rahmadi kepada wartawan, kemarin.

Rahmadi mengaku sangat
terharu. Karena sudah lama berpikir, antara ya atau tidak untuk mendaftar
sebagai calon ketua umum KONI Kalteng. Akhirnya dia mencoba menjadikan hidupnya
sepanjang diterima. Bagi dia, jabatan adalah amanah yang terbatas masa
jabatannya. “Bagi saya pertemanan yang seumur hidup. Jabatan bisa
menimbulkan fitnah, pertikaian dan juga persaingan,” ungkapnya.

Rahmadi berharap ke depan
anggota KONI sepakat menegakan aturan hukum, maka akan memiliki marwah. Kemandirian
tidak berarti tidak bekerjasama, sehingga perlu transparansi dengan mempunyai
website sendiri.

Baca Juga :  Hazard : Saya Sudah Membuat Keputusan, Ini Adalah Perpisahan

“Selain itu
akuntabilitas dan melibatkan segenap stakeholder. Maka tim audit internal harus
diberikan kepercayaan untuk mengawasi dana masuk dan keluar. Sehingga pengurus
yang berwenang tidak berkehendak hatinya mengeluarkan uang,” tegasnya.

Jika amanah
dipercayakan kepada dirinya, setiap anggaran yang diajukan tidak akan langsung
disetujui sebelum dilakukan audit dari tim audit sebelumnya.

Menurut Rahmadi, untuk
fungsi koordinasi, KONI sebagai sporting sistem pemerintah dan membantu
tugas-tugas pemerintah. Sangat tidak masuk akal jika KONI seolah berseberangan
dengan pemerintah. Tetapi membantu menyusun program pemerintah dalam bidang
olahraga.

Hukum olahraga
tertinggi adalah kesejahteraan atlet sehingga mereka akan selalu berupaya
meningkatkan prestasi. Sehingga birokrasi perlu dilakukan peningkatan kinerja
yang lebih baik.

Supaya kandidat lain
merasa nyaman, Rahmadi tidak menyampaikan jumlah dukungan kepada dirinya. Namun
sesuai dengan persyaratan minimal 4 KONI, 14 cabor sudah terpenuhi. Selebihnya
biarkan tim penjaringan yang melakukan evaluasi.

Dijelaskan Rahmadi
bahwa pendanaan merupakan kewajiban pemerintah, karena sesuai dengan amanat UU.
Karena kebutuhan KONI sebelumnya dengan saat ini berbeda, maka pasti akan
selalu berkekurangan. “Dewan penyantun ke depan agar betul-betul mempunya
uang, bukan asal nama. Itu sesuai amanat AD/ART dan ditetapkan melalui
musorprov,” tegasnya.

Baca Juga :  Giliran Mohamed Salah Positif Covid-19

Sementara untuk PON
2020 mendatang merupakan kewenangan satlak yang sudah menggarap persiapan
Pra-PON sejak awal. Namun KONI siap mengawal dan membangun fondasi dan akan
melihat satu tahun ke depan ada prestasi atau tidak, baik lokal, regional,
nasional bahkan internasional.

Sementara Ketua Tim
Penjaringan Hatir Sata Tarigan mengaku cukup bangga karena akhirnya ada calon
yang mengembalikan berkas pendaftaran. “Karena sempat khawatir sebab jika
tidak ada yang kembalikan berkas maka kami tim penjaringan dinilai gagal,”
ungkap pria yang juga ketua Pengprov Perkemi Kalteng tersebut.

Sesuai ketentuan, maka pengembalian berkas
tersebut sebagai bukti keseriusan untuk maju berkompetisi dalam membangun
olahraga. Seluruh niat baik akan selalu direstui oleh Yang Maha Kuasa. “Berkas
tersebut mudah-mudahan cukup dan sesuai syarat untuk memajukan olahraga dan
didukung oleh segenap patriot olahraga,” ungkapnya. (nue/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru