PROKALTENG.CO-Langkah mengejutkan kembali datang dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Setelah lebih dulu berpisah dengan Patrick Kluivert, kini giliran dua pelatih asal Belanda lainnya, Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen, yang resmi tak lagi menangani tim nasional Indonesia.
Gerald Vanenburg yang menakhodai Timnas Indonesia U-23 dan Frank van Kempen yang bertugas di tim U-20 resmi berpisah dengan PSSI.
“Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak, dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan,” tulis rilis PSSI, Kamis (16/10/2025).
“Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, Tim Kepelatihan tersebut tidak lagi menangani Timnas Indonesia di level senior, U23, maupun U20.”
Keduanya melepas jabatan setelah adanya kesepakatan pengakhiran kontrak melalui mekanisme mutual termination atau pemutusan kerja sama secara sepakat.
Keputusan ini menandai akhir dari masa kerja keduanya yang sejatinya masih memiliki kontrak berdurasi dua tahun.
Namun, dinamika internal serta arah strategis pembinaan tim nasional ke depan membuat kedua belah pihak sepakat untuk menyudahi kerja sama lebih awal.
PSSI dalam keterangan resminya menyebut keputusan ini sudah melalui proses evaluasi mendalam.
Federasi menilai langkah tersebut merupakan bagian dari pembenahan menyeluruh terhadap sistem pembinaan dan pengembangan sepak bola nasional.
Dengan berakhirnya kontrak, Vanenburg dan Van Kempen otomatis tak lagi memiliki keterikatan dengan Timnas Indonesia, baik di level senior, U-23, maupun U-20.
PSSI menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi keduanya selama bertugas di Indonesia.
Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen sebelumnya digadang-gadang membawa sentuhan Eropa untuk membangun fondasi kuat di skuad muda Garuda.
Keduanya datang dengan reputasi besar di sepak bola Belanda serta pengalaman panjang dalam pengembangan pemain muda.
Namun, perjalanan mereka bersama Indonesia tidak berlangsung lama. Setelah menjalani beberapa bulan kerja sama, arah visi dan strategi pembinaan disebut tidak lagi sejalan dengan rencana jangka panjang PSSI.
PSSI menilai perubahan komposisi kepelatihan penting dilakukan demi menyesuaikan kebutuhan pembinaan yang lebih terarah.
Evaluasi menyeluruh ini menjadi sinyal serius federasi ingin memastikan setiap jenjang tim nasional memiliki kesinambungan program.
Langkah ini juga memperlihatkan bagaimana PSSI tengah bergerak cepat menyusun ulang strategi besar sepak bola nasional.
Setelah Patrick Kluivert dipecat dari jabatan pelatih kepala, kepergian dua pelatih kelompok usia lainnya menjadi kelanjutan dari restrukturisasi besar di tubuh tim kepelatihan.
Meski tidak dijelaskan secara rinci alasan pemutusan kerja sama, keputusan ini disebut hasil kesepakatan bersama yang dilakukan secara profesional.
PSSI menegaskan tidak ada konflik personal dan semua pihak berpisah dalam suasana baik. Bagi sebagian penggemar sepak bola Tanah Air, kabar ini terasa mengejutkan.
Pasalnya, Vanenburg dan Van Kempen sempat dinilai membawa metode latihan modern dan pendekatan berbeda yang dianggap cocok untuk pemain muda Indonesia.
Namun, PSSI tampaknya ingin menyesuaikan sistem pembinaan agar lebih sinkron dengan kebutuhan jangka panjang.
Dinamika yang terjadi di tubuh tim kepelatihan dianggap bagian wajar dalam proses transisi menuju struktur yang lebih solid.
Perubahan di level pelatih juga sering menjadi momen refleksi bagi organisasi sebesar PSSI. Evaluasi terhadap performa dan arah pengembangan tim kerap dilakukan demi memastikan program tidak keluar dari jalur yang ditetapkan.
Gerald Vanenburg dikenal sebagai sosok yang disiplin dan detail dalam membangun karakter pemain muda.
Sementara Frank van Kempen disebut punya perhatian besar terhadap aspek taktik dan pembentukan identitas permainan.
Meski keduanya kini resmi berpisah dengan Timnas Indonesia, warisan metode kerja dan sistem pelatihan yang mereka tanamkan diyakini masih bisa menjadi inspirasi.
Banyak pemain muda yang mengaku mendapat pengalaman berharga dari keduanya selama di pemusatan latihan.
Langkah PSSI mengakhiri kerja sama ini disebut sebagai bagian dari pembenahan besar menuju masa depan yang lebih stabil. Federasi kini tengah menyusun rencana lanjutan untuk mengisi posisi kepelatihan di semua level usia.
Keputusan ini juga memperlihatkan keseriusan federasi dalam mengevaluasi seluruh elemen pembinaan, bukan hanya di lapangan, tapi juga di manajemen tim.
PSSI bertekad memastikan setiap langkah yang diambil selaras dengan tujuan membangun ekosistem sepak bola nasional yang berkelanjutan.
Meski demikian, publik tentu menanti siapa sosok pengganti yang akan memimpin Timnas U-23 dan U-20 ke depan.
Regenerasi pelatih diharapkan tidak hanya mendatangkan nama besar, tetapi juga figur yang memahami karakter sepak bola Indonesia.
Kepergian Vanenburg dan Van Kempen menjadi catatan penting dalam perjalanan proyek pembinaan jangka panjang PSSI.
Dalam situasi ini, transisi diharapkan berjalan mulus agar proses pengembangan pemain muda tidak terganggu.
PSSI menegaskan tetap berkomitmen menjaga kesinambungan program yang telah berjalan.
Langkah perubahan disebut bukan bentuk kegagalan, melainkan strategi untuk memperkuat fondasi pembinaan dari akar ke puncak piramida sepak bola nasional.
Kini, sorotan publik tertuju pada bagaimana PSSI mengisi kekosongan di kursi pelatih setelah perpisahan ini.
Federasi diharapkan mampu memilih sosok yang tepat untuk membawa Timnas Indonesia U-23 dan U-20 melangkah lebih jauh di kompetisi internasional.
Dengan berakhirnya era Vanenburg dan Van Kempen, sepak bola Indonesia kembali memasuki babak baru.
Seperti Patrick Kluivert yang lebih dulu meninggalkan kursinya, dua kompatriotnya itu kini resmi mengikuti jejak yang sama, meninggalkan jejak singkat, namun penuh makna di sepak bola Tanah Air. (jpc)