PSM Makassar punya target tinggi musim ini.
Setelah menjadi runner-up musim lalu, juara Liga 1 musim 2019 dicanangkan.
Namun, asa untuk menjadi yang terbaik musim ini harus dikubur
dalam-dalam.
Sudah jauh-jauh hari PSM terlempar dari
persaingan perebutan gelar juara. Saat ini, dari 26 pertandingan yang sudah
dijalani, jawara Piala Indonesia itu tercecer di posisi kesembilan dengan 36
poin. Terpaut 21 poin dengan Bali United yang berada di puncak klasemen
sementara.
Pelatih Darije Kalezic dianggap sebagai sosok
yang paling bertanggung jawab atas performa jeblok PSM tersebut. Terutama kala
melakoni laga tandang. Dari 13 laga tandang, tim berjuluk Juku Eja itu tidak
pernah menang. Mereka menelan 10 kekalahan dan tiga hasil imbang. Karena itu,
desakan agar Kalezic mundur mencuat.
Kalezic tahu ada keinginan dari suporter agar
dirinya segera mundur. Tapi, pelatih asal Swiss tersebut enggan menanggapi
desakan itu. ’’Saya pelatih yang sangat serius. Lebih dari yang siapa pun
pikirkan,’’ kata pengganti Robert Rene Alberts itu. Dia pun memilih cuek saja.
’’Kalau ada yang bicara agar saya mundur, biarkan saja. Itu bukan keinginan
saya,’’ tambah Kalezic.
Soal performa jeblok, Kalezic punya alasan.
Menurut dia, jadwal yang sangat mepet membuat penampilan anak asuhnya tidak
stabil. ’’Kami harus bermain empat hari sekali. Berat,’’ ucap pelatih 50 tahun
tersebut.
Setelah ini, PSM akan menjamu Persipura Jayapura
di Stadion Andi Mattalatta, Makassar (18/11). Artinya, hanya ada waktu tiga
hari bagi PSM untuk recovery. Kalezic menjelaskan, jadwal yang padat itu
berpengaruh ke kondisi fisik anak asuhnya. Termasuk, ada beberapa pemainnya
yang mengeluh cedera di bagian otot kaki. Salah satunya Amido Balde. ’’Cedera
otot kaki itu adalah indikasi bahwa pemain kami kelelahan. Itu tidak baik.
Kalau ada pemain kami yang KO di lapangan, siapa yang tanggung jawab?’’ ucap
Kalezic. (gus/c17/ali)