Barito Putera masih berjuang untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Klub berjuluk Laskar Antasari itu tengah berada dalam situasi sulit menjelang akhir musim BRI Liga 1 2024/2025.
Meski kompetisi hampir rampung, posisi mereka di papan bawah klasemen belum sepenuhnya aman. Hingga pekan ke-32, Barito Putera masih berkutat di peringkat ke-16 klasemen sementara dengan koleksi 31 poin.
Mereka hanya terpaut satu poin dari Semen Padang, dua poin dari Madura United, dan empat poin dari Persis Solo yang sama-sama masih belum aman dari zona degradasi.
Langkah Barito untuk keluar dari zona degradasi akan terasa berat. Sebab, dua laga sisa akan menghadapi PSM Makassar yang sedang berjuang masuk lima besar. Laskar Antasari akan bermain di kandang sendiri saat menjamu Juku Eja pada pekan ke-33 di Stadion Demang Lehman, Sabtu (17/5).
Pada laga pamungkas, Barito Putera akan bertandang ke markas PSIS Semarang di Stadion Jatidiri pada Sabtu (24/5). Meski sudah dinyatakan terdegradasi ke kasta kedua Liga Indonesia, klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar tersebut tentu tidak ingin kehilangan poin demi menjaga nama baik mereka.
Performa inkonsisten yang ditampilkan Barito Putera menjadi sorotan utama musim ini. Laskar Antasari sempat mencuri perhatian saat menang besar atas Bali United dan Persebaya Surabaya di papan atas klasemen.
Selain itu, mereka juga hampir menang di kandang Persib Bandung pekan lalu. Namun gol bunuh diri Yuswanto Aditya menggagalkan kemenangan mereka.
Meski begitu, tak jarang pula mereka kehilangan poin dari lawan yang seharusnya bisa dikalahkan. Lini belakang yang rapuh dan penyelesaian akhir yang belum optimal menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan sang pelatih Vito Tinoco.
Sampai pekan ke-32, Laskar Antasari tercatat hanya mendapatkan tujuh kemenangan, sepuluh kali imbang, dan 15 kekalahan dengan koleksi 31 poin dari 32 pertandingan. Meski begitu, Vito Tinoco bertekad untuk memenangkan dua laga terakhir.
“Kami harus memenangkan dua pertandingan berikutnya untuk memastikan keselamatan kami,” kata Tinoco dikutip website resmi LIB.
Dalam lima laga terakhir, anak asuh Vitor Tinoco mengalami tiga kekalahan beruntun dan hanya meraih dua poin dari pertandingan melawan Dewa United dan Persib Bandung. Meski begitu, Barito Putera masih memiliki kans untuk bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia musim selanjutnya.
Barito Putera bisa bertahan di kasta tertinggi Liga Indonesia. Laskar Antasari harus meraih poin penuh dalam dua laga sisa dengan koleksi 37 poin. Itu pun dengan syarat salah satu dari para pesaing yaitu Semen Padang, Madura United, dan Persis Solo, tidak meraih poin penuh.
Jika Barito Putera meraih satu kemenangan dan satu kali imbang, koleksi akhir 35 poin. Barito akan selamat dengan syarat Semen Padang tidak meraih lebih dari tiga poin.
Skenario terburuk yang bisa membuat mereka lolos yaitu Barito mendapatkan dua poin dari dua pertandingan terakhir dengan syarat PSS Sleman tidak mendapatkan poin lebih dari tiga dan Semen Padang hanya mendapatkan satu poin.
Dengan begitu, Laskar Antasari akan mendapatkan poin yang sama dengan Semen Padang, namun mereka akan berada di atasnya karena menang secara head to head.
Di tengah tekanan tersebut, CEO Klub Hasnuryadi Sulaiman memberikan motivasi kepada para pemain Barito Putera. Juga meminta sang juru taktik untuk tidak terlalu banyak memainkan bola yang tidak efektif.
“Tinggal dua pertandingan lagi. Ayo tunjukkan kalau memang kita bisa dua kali menang, bukan cuma amin tapi kita harus fight, harus berjuang. Kalau kamu hanya berdoa tidak berjuang percuma. Kalau kamu tidak konsen percuma,” tandas Hasnuryadi Sulaiman.
“Coach saya minta pasang yang mau fight saja. Konsentrasi, tidak main-main bola kesana kemari. Ayo kapan lagi sudah 32 pertandingan masa kayak gini terus,” kata Hasnuryadi Sulaiman, dikutip dari website resmi LIB.(jpc)