31.2 C
Jakarta
Sunday, May 11, 2025

Manajemen Persebaya Tak Mau Gegabah

Aji Santoso berharap latihan sudah dimulai pekan depan. Pelatih Persebaya Surabaya itu menilai, persiapan ideal menuju kompetisi adalah dua bulan. Namun, harapan tersebut tampaknya sulit terwujud. Sebab, latihan kemungkinan baru bisa dilakukan pada September mendatang. Mengapa? Pertama, manajemen Persebaya masih menunggu kepastian dari federasi. Terutama soal protokol kesehatan. Padahal, PSSI baru membahas hal tersebut pada medical workshop bulan depan.

Kedua adalah soal venue latihan. Persebaya memang kesulitan untuk mencari lapangan. Sebab, dua stadion di Surabaya, Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora 10 November, tengah direnovasi. Sampai saat ini belum ada kepastian soal tempat latihan. Dengan jadwal latihan yang kemungkinan molor, dikhawatirkan persiapan tim tidak maksimal.

Pemain Green Force รขโ‚ฌโ€œjulukan Persebayaรขโ‚ฌโ€œ menyadari hal itu. Jika September baru berlatih, tim hanya punya waktu persiapan selama sebulan. รขโ‚ฌยKalau latihan cuma September, bagi pemain itu pasti masih kurang ya. Paling tidak persiapan dua bulan,รขโ‚ฌย kata kiper Angga Saputro saat dihubungi Jawa Pos. Apalagi, latihan bukan hanya soal mengembalikan kondisi fisik. Bagi Angga, ada hal yang lebih mendesak. Yakni, mengembalikan chemistry antar pemain.

Baca Juga :  Lini Depan dan Belakang Terancam Krisis

รขโ‚ฌยKami kan sudah lama tidak bertemu dan latihan bersama. Harus sering berlatih biar tahu keinginan masing-masing pemain di lapangan seperti apa. Biar kompak,รขโ‚ฌย terang kiper 26 tahun tersebut. Kali terakhir skuad Green Force berlatih bersama adalah pada 21 Maret di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Artinya, sudah hampir lima bulan para pemain tidak berlatih bersama.

Lalu, bagaimana antisipasinya? Jika memang persiapan hanya sebulan, Angga memilih untuk menggenjot latihan mandiri. รขโ‚ฌยSaya yakin teman-teman juga punya program latihan mandiri di rumah,รขโ‚ฌย katanya. Untuk kiper, Angga masih mendapat tugas latihan dari sang pelatih Benny van Breukelen. รขโ‚ฌยSelalu diberi materi latihan setiap hari,รขโ‚ฌย tambahnya. Hanya, Angga masih berdinas di Pomdam V/Brawijaya. Karena itu, dia harus pintar-pintar membagi waktu kerja dan latihan.

Sejatinya, manajemen Green Force tahu bahwa persiapan sebulan itu terlalu mepet. Tapi, mereka juga tak mau gegabah untuk segera menggelar latihan. Sebab, pihak manajemen masih kekeh menunggu kepastian protokol dari pihak federasi. รขโ‚ฌยPosisi Persebaya sampai saat ini belum berubah. Kami masih menunggu penjelasan lebih detail terkait penerapan protokol kesehatan. Sebelum dan selama kompetisi berjalan,รขโ‚ฌย tegas Candra Wahyudi, manajer Persebaya.

Baca Juga :  PBSI Palangkaraya Fokuskan Atlet Hadapi Porprov XII

Pria asal Bojonegoro itu berharap protokol kesehatan segera keluar. Hal itu dinilai penting. Tujuannya, semua klub memiliki panduan yang jelas dan terarah selama melakukan persiapan. Dengan demikian, ada standar bersama yang bisa diterapkan. Itu sekaligus menghindari setiap klub membuat standar yang dibangun sesuai persepsi masing-masing.

Selain itu, manajemen Green Force masih mempertanyakan soal hasil tes swab. Misalnya, ada pemain, pelatih, atau ofisial yang positif, harus jelas siapa yang bertanggung jawab. Apakah klub atau federasi. รขโ‚ฌยKlub harus mendapat gambaran utuh dan detail agar tidak gagap bila kejadian yang tidak diinginkan ini terjadi,รขโ‚ฌย terangnya.

Aji Santoso berharap latihan sudah dimulai pekan depan. Pelatih Persebaya Surabaya itu menilai, persiapan ideal menuju kompetisi adalah dua bulan. Namun, harapan tersebut tampaknya sulit terwujud. Sebab, latihan kemungkinan baru bisa dilakukan pada September mendatang. Mengapa? Pertama, manajemen Persebaya masih menunggu kepastian dari federasi. Terutama soal protokol kesehatan. Padahal, PSSI baru membahas hal tersebut pada medical workshop bulan depan.

Kedua adalah soal venue latihan. Persebaya memang kesulitan untuk mencari lapangan. Sebab, dua stadion di Surabaya, Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora 10 November, tengah direnovasi. Sampai saat ini belum ada kepastian soal tempat latihan. Dengan jadwal latihan yang kemungkinan molor, dikhawatirkan persiapan tim tidak maksimal.

Pemain Green Force รขโ‚ฌโ€œjulukan Persebayaรขโ‚ฌโ€œ menyadari hal itu. Jika September baru berlatih, tim hanya punya waktu persiapan selama sebulan. รขโ‚ฌยKalau latihan cuma September, bagi pemain itu pasti masih kurang ya. Paling tidak persiapan dua bulan,รขโ‚ฌย kata kiper Angga Saputro saat dihubungi Jawa Pos. Apalagi, latihan bukan hanya soal mengembalikan kondisi fisik. Bagi Angga, ada hal yang lebih mendesak. Yakni, mengembalikan chemistry antar pemain.

Baca Juga :  Lini Depan dan Belakang Terancam Krisis

รขโ‚ฌยKami kan sudah lama tidak bertemu dan latihan bersama. Harus sering berlatih biar tahu keinginan masing-masing pemain di lapangan seperti apa. Biar kompak,รขโ‚ฌย terang kiper 26 tahun tersebut. Kali terakhir skuad Green Force berlatih bersama adalah pada 21 Maret di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Artinya, sudah hampir lima bulan para pemain tidak berlatih bersama.

Lalu, bagaimana antisipasinya? Jika memang persiapan hanya sebulan, Angga memilih untuk menggenjot latihan mandiri. รขโ‚ฌยSaya yakin teman-teman juga punya program latihan mandiri di rumah,รขโ‚ฌย katanya. Untuk kiper, Angga masih mendapat tugas latihan dari sang pelatih Benny van Breukelen. รขโ‚ฌยSelalu diberi materi latihan setiap hari,รขโ‚ฌย tambahnya. Hanya, Angga masih berdinas di Pomdam V/Brawijaya. Karena itu, dia harus pintar-pintar membagi waktu kerja dan latihan.

Sejatinya, manajemen Green Force tahu bahwa persiapan sebulan itu terlalu mepet. Tapi, mereka juga tak mau gegabah untuk segera menggelar latihan. Sebab, pihak manajemen masih kekeh menunggu kepastian protokol dari pihak federasi. รขโ‚ฌยPosisi Persebaya sampai saat ini belum berubah. Kami masih menunggu penjelasan lebih detail terkait penerapan protokol kesehatan. Sebelum dan selama kompetisi berjalan,รขโ‚ฌย tegas Candra Wahyudi, manajer Persebaya.

Baca Juga :  PBSI Palangkaraya Fokuskan Atlet Hadapi Porprov XII

Pria asal Bojonegoro itu berharap protokol kesehatan segera keluar. Hal itu dinilai penting. Tujuannya, semua klub memiliki panduan yang jelas dan terarah selama melakukan persiapan. Dengan demikian, ada standar bersama yang bisa diterapkan. Itu sekaligus menghindari setiap klub membuat standar yang dibangun sesuai persepsi masing-masing.

Selain itu, manajemen Green Force masih mempertanyakan soal hasil tes swab. Misalnya, ada pemain, pelatih, atau ofisial yang positif, harus jelas siapa yang bertanggung jawab. Apakah klub atau federasi. รขโ‚ฌยKlub harus mendapat gambaran utuh dan detail agar tidak gagap bila kejadian yang tidak diinginkan ini terjadi,รขโ‚ฌย terangnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru