Site icon Prokalteng

Barito Belum Tentukan Sikap Atas Sanksi yang Diberikan kepada Bayu Pradana

Gelandang Barito Putera, Bayu Pradana resmi disanksi Asprov PSSI Jawa Tengah terkait insiden kekerasan yang terjadi dalam pertandingan tarkam Piala Bupati Semarang 2024. (dok instagram)

PROKALTENG.CO-Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah akhirnya mengambil langkah tegas terhadap insiden kekerasan yang terjadi dalam pertandingan tarkam Piala Bupati Semarang 2024.

Keputusan ini diambil oleh Komite Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Jawa Tengah yang menindak setidaknya 10 pihak yang terlibat dalam kericuhan di Bener Bersatu Cup 2024.

Dikutip dari lama Jawa Pos, Ketua Komdis Asprov PSSI Jawa Tengah, Ismu Puruhito, menyatakan bahwa keputusan ini diambil sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Kode Disiplin PSSI 2023. Keputusan ini didasarkan pada perilaku buruk pemain, kegagalan panitia pelaksana dalam menjaga ketertiban dan keamanan, serta tanggung jawab Asosiasi Kabupaten (Askab) dalam administrasi.

Ismu menegaskan bahwa tindakan tegas ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk tidak mengulangi insiden serupa. “Langkah tegas yang ditempuh Komdis Asprov PSSI Jateng bertujuan menciptakan sepak bola yang aman, nyaman, dan fair play serta membantu pemerintah menciptakan situasi kondusif,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Hasil sidang Komdis Asprov PSSI Jateng pada Senin (10/6/2024) memutuskan hukuman bagi delapan pemain profesional dengan variasi hukuman.

Gelandang Barito Putera, Bayu Pradana, menerima hukuman paling berat. Dia dinilai melakukan penyerangan terhadap perangkat pertandingan dan menjadi pemicu kerusuhan. Bayu Pradana dihukum skorsing atau larangan bertanding serta larangan berpartisipasi dalam kompetisi resmi PSSI selama enam bulan dan didenda sebesar Rp50 juta.

Selain Bayu Pradana, pemain lain yang juga mendapat sanksi adalah Rizky Wahyudi (PS Putra Bakti), Komarudin (Persekat Tegal), Heru Setiawan (PSKC Cimahi), Ilham Zusril Mahendra (Barito Putera), Krisna Jhon (PSIM Yogyakarta), Heri Susanto (Persita Tangerang), dan Wahyu Hendra Pambudi (Kalteng Putra). Mereka semua terlibat dalam insiden yang mencederai semangat fair play dalam sepak bola.

Dalam putusannya, Komdis Asprov PSSI Jateng menekankan bahwa hukuman ini diharapkan memberikan efek jera bagi para pelaku dan menjadi pengingat bagi seluruh insan sepak bola Jawa Tengah untuk tidak melakukan tindakan yang mencederai fair play.

“Semoga hukuman tersebut dapat membuat efek jera bagi yang bersangkutan dan menjadi pengingat bagi seluruh insan sepak bola Jawa Tengah untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencederai fair play,” lanjut Ismu.

Menyikapi sanksi yang didapat oleh pemainnya, pihak PS Barito Putera selaku tim dibela Bayu Pradana dan Ilham Zusril Mahendra belum mengeluarkan sikap apapun.

Hal ini pun lantas menjadi pertanyaan khususnya di kalangan pecinta Barito. Ketua Umum Barito Mania, Dedy Sattardi pun berharap klub kesayangannya itu segera mengambil sikap atas kejadian ini.

“Barito harus secepatnya mengambil sikap. Apalagi salah satu diantaranya sepertinya masih ada kontrak,” ucap Dedy.

“Sedikit banyak imbas insiden tersebut berpengaruh ke citra klub. Sekarang waktunya profesionalitas ditunjukkan,” tambahnya.

Namun, Dedy juga tak ingin berburuk sangka mengenai belum adanya sikap dari manajemen Laskar Antasari.

“Mungkin manajemen masih mencari-cari info yang akurat terkait perkembangan kasus ini. Suporter pun sudah menunggu, harapannya dalam waktu dekat ada statement resmi oleh manajemen,” harapnya. (jpg)

 

Exit mobile version