26.3 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Eko Yuli Ingin Bangun Tempat Latihan Sendiri

Lifter nasional Eko Yuli Irawan menyatakan sangat siap memperpanjang masa kariernya sebagai atlet. Dikutip dari siaran pers NOC Indonesia, atlet 32 tahun ini bercerita masih memiliki segudang asa. Baik lolos ke Olimpiade Paris 2024 sampai mimpi untuk membangun fasilitas latihan angkat besi. Tujuan Eko adalah agar dia bisa mencetak bibit-bibit andal kelas dunia.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Eko meraih medali perak di kelas 61kg. Eko menjadi orang Indonesia pertama yang meraih empat medali dalam empat Olimpiade. Sebelumnya, dia mendapatkan perunggu di Beijing 2008, perunggu di London 2012, dan perak di Rio 2016. “Sekarang belum (mau pensiun) karena cita-cita medali emas belum tercapai,” kata Eko dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

“Tapi, kita lihat progres ke depannya. Mungkin jika mempertahankan medali (perak) masih sanggup, tetapi merebut medali emas kita lihat dulu persiapannya seperti apa. Semoga masih bisa bersaing di Olimpiade Paris,” kata Eko.

Terkait rencana ini, Eko juga sudah mendapat lampu hijau dari Ketua PP PABSI Rosan P Roeslani. Pria yang juga menjabat sebagai Chef de Mission kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo tersebut mengatakan membuka jalan kepada Eko untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade 2024. Tapi dengan catatan, Eko bisa menjaga prestasi dan kebugaran fisiknya.

Baca Juga :  Tua-Tua Keladi, Dua Pembalap Veteran Ini Masih Berambisi

“Jika dilihat umur memang sulit, tetapi jika ada kesempatan kenapa tidak? Yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan,” kata Eko

Selain rasa penasaran merebut emas, Eko ingin memiliki tempat latihan angkat besi sendiri. Namun, impian itu hingga kini belum bisa terealisasi.

 “Saya itu punya mimpi ingin punya tempat latihan sendiri sebelum berangkat ke Tokyo. Tadinya, saya mengincar medali emas agar bisa mewujudkannya. Tapi, ternyata rezeki saya hanya meraih medali perak,” ucap Eko.

Sebelum berangkat, kata Eko, dia sudah menghitung totalan bonus yang  dia kantongi jika merebut emas Tokyo 2020. Menurutnya, jika mendapatkan emas, dia bisa merealisasikan impiannya membangun tempat latihan sendiri.

Baca Juga :  Sah ! Kompetisi 2020 Bergulir Awal Oktober

“Saya sudah menghitung. Jika besaran bonus emas Rp 5 miliar sama dengan yang diberikan pemerintah saat Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, artinya cukup buat membeli lahan untuk dijadikan tempat latihan buat mencetak atlet angkat besi. Yah, sekarang masih mikir-mikir,” kata Eko.

Kini, Eko menjelaskan, dengan bonus medali perak yakni Rp 2 miliar, sulit untuk merealisasikan mimpinya. Terlebih, harga tanah di kawasan tempat tinggalnya di Bekasi, sudah terbilang mahal.

“Saya akan coba rembukan dulu dengan keluarga karena keluarga juga sudah mengetahui rencana saya ingin punya tempat latihan. Terus terang, saya sih ingin mencetak atlet angkat besi yang berprestasi dari tempat latihan sendiri. Isitilahnya, saya juga ingin ada regenerasi dari hasil karya sendiri,” ucap Eko.

Di Olimpiade Tokyo, angkat besi menyumbangkan tiga medali. Selain perak dari Eko Yuli, Indonesia mendapatkan dua perunggu dari Windy Cantika Aisah (kelas 49kg putri) dan Rahmat Erwin Abdullah (kelas 73kg putra).

Lifter nasional Eko Yuli Irawan menyatakan sangat siap memperpanjang masa kariernya sebagai atlet. Dikutip dari siaran pers NOC Indonesia, atlet 32 tahun ini bercerita masih memiliki segudang asa. Baik lolos ke Olimpiade Paris 2024 sampai mimpi untuk membangun fasilitas latihan angkat besi. Tujuan Eko adalah agar dia bisa mencetak bibit-bibit andal kelas dunia.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Eko meraih medali perak di kelas 61kg. Eko menjadi orang Indonesia pertama yang meraih empat medali dalam empat Olimpiade. Sebelumnya, dia mendapatkan perunggu di Beijing 2008, perunggu di London 2012, dan perak di Rio 2016. “Sekarang belum (mau pensiun) karena cita-cita medali emas belum tercapai,” kata Eko dikutip dari siaran pers NOC Indonesia.

“Tapi, kita lihat progres ke depannya. Mungkin jika mempertahankan medali (perak) masih sanggup, tetapi merebut medali emas kita lihat dulu persiapannya seperti apa. Semoga masih bisa bersaing di Olimpiade Paris,” kata Eko.

Terkait rencana ini, Eko juga sudah mendapat lampu hijau dari Ketua PP PABSI Rosan P Roeslani. Pria yang juga menjabat sebagai Chef de Mission kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo tersebut mengatakan membuka jalan kepada Eko untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade 2024. Tapi dengan catatan, Eko bisa menjaga prestasi dan kebugaran fisiknya.

Baca Juga :  Tua-Tua Keladi, Dua Pembalap Veteran Ini Masih Berambisi

“Jika dilihat umur memang sulit, tetapi jika ada kesempatan kenapa tidak? Yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan,” kata Eko

Selain rasa penasaran merebut emas, Eko ingin memiliki tempat latihan angkat besi sendiri. Namun, impian itu hingga kini belum bisa terealisasi.

 “Saya itu punya mimpi ingin punya tempat latihan sendiri sebelum berangkat ke Tokyo. Tadinya, saya mengincar medali emas agar bisa mewujudkannya. Tapi, ternyata rezeki saya hanya meraih medali perak,” ucap Eko.

Sebelum berangkat, kata Eko, dia sudah menghitung totalan bonus yang  dia kantongi jika merebut emas Tokyo 2020. Menurutnya, jika mendapatkan emas, dia bisa merealisasikan impiannya membangun tempat latihan sendiri.

Baca Juga :  Sah ! Kompetisi 2020 Bergulir Awal Oktober

“Saya sudah menghitung. Jika besaran bonus emas Rp 5 miliar sama dengan yang diberikan pemerintah saat Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, artinya cukup buat membeli lahan untuk dijadikan tempat latihan buat mencetak atlet angkat besi. Yah, sekarang masih mikir-mikir,” kata Eko.

Kini, Eko menjelaskan, dengan bonus medali perak yakni Rp 2 miliar, sulit untuk merealisasikan mimpinya. Terlebih, harga tanah di kawasan tempat tinggalnya di Bekasi, sudah terbilang mahal.

“Saya akan coba rembukan dulu dengan keluarga karena keluarga juga sudah mengetahui rencana saya ingin punya tempat latihan. Terus terang, saya sih ingin mencetak atlet angkat besi yang berprestasi dari tempat latihan sendiri. Isitilahnya, saya juga ingin ada regenerasi dari hasil karya sendiri,” ucap Eko.

Di Olimpiade Tokyo, angkat besi menyumbangkan tiga medali. Selain perak dari Eko Yuli, Indonesia mendapatkan dua perunggu dari Windy Cantika Aisah (kelas 49kg putri) dan Rahmat Erwin Abdullah (kelas 73kg putra).

Terpopuler

Artikel Terbaru