26 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Capek Gonta-ganti Klub

BULAN depan, tepatnya pada
21 Februari, Herman Dzumafo Epandi menapak usia 41 tahun. Meski begitu, belum
ada rencana pemain asal Kamerun itu untuk pensiun.

Tawaran untuk bergabung berdatangan di tengah
mandeknya kompetisi di Indonesia. Penyerang yang kali pertama merasakan
atmosfer sepak bola Indonesia pada 2007 bersama PSPS Pekanbaru itu masih laris
manis. Tawaran juga datang dari luar Indonesia.

’’Tawaran kemarin sempat ada. Satu di Oman
dan dua dari sini (klub Indonesia lain),’’ bebernya saat dihubungi Jawa Pos,
Selasa (5/1). Namun, pemain bertinggi 186 sentimeter itu tidak mengungkapkan
klub mana saja yang siap menampungnya.

Bagaimana responsnya? Dzumafo menyatakan
sudah tidak ingin pindah klub. Selain merasa betah bersama Bhayangkara Solo FC,
dia menilai saat ini bukan saatnya lagi untuk berpindah klub. ’’Sudah capek
ganti tim,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Kontingen Kalteng Langsung Tancap Gas di Kejurnas Panahan Senior 2022

Dzumafo memang kerap kali berganti kostum. Di
Indonesia, beberapa klub pernah dibelanya. Mulai PSPS Pekanbaru (2007–2012),
Arema Indonesia (2012), Persib Bandung (2012–2013), Sriwijaya FC (2013), dan
Mitra Kukar (2014).

Lalu ada Persegres Gresik United (2014),
Persela Lamongan (2016), PSPS Riau (2017), hingga Bhayangkara sejak 2018. Karir
hebatnya dirasakan ketika membela PSPS Pekanbaru dengan mencetak 55 gol dari
111 penampilan.

Konsentrasi Dzumafo saat ini adalah menjaga
kondisi badan mengingat usianya yang sudah tak muda. Meski sudah bisa dikatakan
sebagai pemain uzur, Dzumafo mengaku masih ingin bermain. ’’Saya harap liga
bisa kembali bergulir,’’ ucapnya.

Dzumafo sendiri sadar akan semakin sulitnya
menjaga kondisi tubuh agar tetap prima di usianya saat ini. ’’Memang susah,
tapi harus punya motivasi yang luar biasa. Semua bisa gampang kalau kita cinta
dengan sepak bola,’’ ujar pemain yang juga pemilik klub Liga 3 asal Riau
Pekanbaru United tersebut.

Baca Juga :  Tolok Ukur Kinerja KONI Adalah Banyaknya Atlet Berprestasi

Karena itu, selain rutin latihan setiap hari
meski dilakukan sendiri, pemain kelahiran Douala, Kamerun, itu menjaga asupan
gizi dengan makanan sehat dan tidur tepat waktu.

BULAN depan, tepatnya pada
21 Februari, Herman Dzumafo Epandi menapak usia 41 tahun. Meski begitu, belum
ada rencana pemain asal Kamerun itu untuk pensiun.

Tawaran untuk bergabung berdatangan di tengah
mandeknya kompetisi di Indonesia. Penyerang yang kali pertama merasakan
atmosfer sepak bola Indonesia pada 2007 bersama PSPS Pekanbaru itu masih laris
manis. Tawaran juga datang dari luar Indonesia.

’’Tawaran kemarin sempat ada. Satu di Oman
dan dua dari sini (klub Indonesia lain),’’ bebernya saat dihubungi Jawa Pos,
Selasa (5/1). Namun, pemain bertinggi 186 sentimeter itu tidak mengungkapkan
klub mana saja yang siap menampungnya.

Bagaimana responsnya? Dzumafo menyatakan
sudah tidak ingin pindah klub. Selain merasa betah bersama Bhayangkara Solo FC,
dia menilai saat ini bukan saatnya lagi untuk berpindah klub. ’’Sudah capek
ganti tim,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Kontingen Kalteng Langsung Tancap Gas di Kejurnas Panahan Senior 2022

Dzumafo memang kerap kali berganti kostum. Di
Indonesia, beberapa klub pernah dibelanya. Mulai PSPS Pekanbaru (2007–2012),
Arema Indonesia (2012), Persib Bandung (2012–2013), Sriwijaya FC (2013), dan
Mitra Kukar (2014).

Lalu ada Persegres Gresik United (2014),
Persela Lamongan (2016), PSPS Riau (2017), hingga Bhayangkara sejak 2018. Karir
hebatnya dirasakan ketika membela PSPS Pekanbaru dengan mencetak 55 gol dari
111 penampilan.

Konsentrasi Dzumafo saat ini adalah menjaga
kondisi badan mengingat usianya yang sudah tak muda. Meski sudah bisa dikatakan
sebagai pemain uzur, Dzumafo mengaku masih ingin bermain. ’’Saya harap liga
bisa kembali bergulir,’’ ucapnya.

Dzumafo sendiri sadar akan semakin sulitnya
menjaga kondisi tubuh agar tetap prima di usianya saat ini. ’’Memang susah,
tapi harus punya motivasi yang luar biasa. Semua bisa gampang kalau kita cinta
dengan sepak bola,’’ ujar pemain yang juga pemilik klub Liga 3 asal Riau
Pekanbaru United tersebut.

Baca Juga :  Tolok Ukur Kinerja KONI Adalah Banyaknya Atlet Berprestasi

Karena itu, selain rutin latihan setiap hari
meski dilakukan sendiri, pemain kelahiran Douala, Kamerun, itu menjaga asupan
gizi dengan makanan sehat dan tidur tepat waktu.

Terpopuler

Artikel Terbaru