LONDON – Dua klub sesepuh di Premier League,
Liverpool dan Manchester United mendapat malu di pekan ke-4. Si petahana
Liverpool yang bertandang ke markas Aston Villa di Villa Park, Senin (5/10)
dini hari kalah telah 2-7 dari tuan rumah. Villa tampil menggila. Kemenangan
membuat Villa menyapu bersih tiga pertandingan pertamanya demi menorehkan awal
musim terbaiknya di kasta tertinggi sepak bola Inggris dalam 58 tahun terakhir.
Dengan hasil itu, Villa yang musim lalu
berkutat dalam pertarungan menghindari degradasi kini bercokol di peringkat
kedua klasemen dengan raihan sembilan poin penuh, sedangkan Liverpool (9)
melorot ke urutan kelima.
Rekrutan musim panas ini, Ollie Watkins
mengemas trigol dalam kemenangan tersebut, membuatnya jadi pemain pertama yang
berhasil mencatat raihan itu ke gawang Liverpool dalam satu dekade terakhir.
Dimitar Berbatov jadi pemain terakhir yang menjebol tiga gol ke gawang
Liverpool untuk Manchester United di Old Trafford pada 19 September 2010.
Absennya kiper utama Alisson Becker yang
cedera dan Sadio Mane serta Thiago Alcantara yang beberapa hari lalu positif
COVID-19, terasa benar di kubu Liverpool.
Sebab kiper pelapis Adrian San Miguel
memperlihatkan distribusi bola yang jauh di bawah standar, sedangkan lini depan
Liverpool kehilangan sentuhan khas Mane. Empat menit memasuki pertandingan,
Adrian melakukan blunder ketika umpannya terlalu deras untuk dikejar Joe Gomez
dan bola direbut Jack Grealish untuk diteruskan kepada Watkins yang tinggal
melakukan sontekan mudah demi membuka keunggulan Villa. Liverpool berusaha
bangkit, tetapi serangan mereka bisa diredam. Dan Villa sepanjang laga tampil
efektif memanfaatkan ruang yang tercipta karena garis pertahanan tinggi yang
diterapkan para pemain Liverpool.
Watkins mencetak gol keduanya setelah
memperdaya Gomez dan melepaskan tembakan keras ke pojok tiang jauh menggandakan
keunggulan Villa pada menit ke-22. Liverpool sempat membalas melalui sepakan
Mohamed Salah memanfaatkan bola liar di dalam kotak penalti pada menit ke-33,
tetapi dua menit kemudian Villa merestorasi keunggulan dua gol berkat sepakan
voli John McGinn yang sempat membentur Virgil van Dijk dan arahnya berbelok
mengecoh Adrian.
Villa terus menggila dan pada menit ke-39
Watkins melengkapi raihan trigol dengan sundulan mudah menyambut umpan tarik
Trezeguet yang sebelumnya lolos dari kawalan untuk mengejar bola tendangan
bebas kiriman Ross Barkley demi menutup babak pertama dengan keunggulan
meyakinkan 4-1. Saat turun minum Juergen Klopp berusaha mengatasi masalah
dengan memasukkan Takumi Minamino menggantikan Naby Keita, tetapi masalah baru
muncul dari kegagalan lini tengah Liverpool menjaga penguasaan bola yang
berkali-kali membuat Villa bisa menciptakan peluang.
Pada menit ke-55, Barkley menandai debutnya
sebagai pemain pinjaman dari Chelsea dengan sebuah gol untuk memperbesar
keunggulan Villa jadi 5-1, lewat tembakan yang kembali dibantu benturan dari
kaki Trent Alexander-Arnold. Salah mencetak gol keduanya lima menit kemudian
untuk memperkecil ketertinggalan 2-5, tetapi tak ada momentum kebangkitan bagi
Liverpool.
Pada menit ke-66 sebuah gol yang dibantu
benturan terjadi lagi, ketika tembakan Grealish menyelesaikan umpan Watkins
sempat berbelok mengecoh Adrian setelah terkena badan Fabinho. Garis pertahanan
tinggi kembali jadi senjata makan tuan bagi Liverpool yang kemasukan gol
ketujuh di laga itu pada menit ke-75 saat Grealish lolos dari jebakan offside
dan menyelesaikannya dengan sontekan kecil memperdaya Adrian. Villa beberapa
kali mengancam dan berpeluang menambah gol lagi, tetapi ketika peluit tanda
laga usai berbunyi tentunya Dean Smith sangat puas dengan kemenangan telak 7-2
atas Liverpool. Sementara pada malam harinya, Manchester United lebih parah.
Bermain di kandang sendiri, Old Trafford, MU
takluk 1-6 dari Tottenham. Tottenham menjadikan Setan Merah bulan-bulanan.
Hasil itu membuat Tottenham naik ke peringkat kelima dengan koleksi tujuh poin,
sedangkan MU (3) melorot ke urutan ke-16 dan hanya berjarak tiga poin dari zona
degradasi. MU sebetulnya memulai pertandingan dengan cara terbaik ketika
Anthony Martial dijatuhkan oleh Davinson Sanchez di dalam area terlarang dan Bruno
Fernandes mencetak gol lewat eksekusi penalti khasnya yang melompat-lompat demi
membawa tuan rumah memimpin pada menit kedua.
Namun, keunggulan itu hanya bertahan seumur
jagung karena kerapuhan lini belakang MU mulai terkuak. Erik Lamela merebut
bola dari penguasaan Luke Shaw, mengirimkan umpan yang diselesaikan dengan
sempurna oleh Tanguy Ndombele untuk membuat kedudukan imbang pada menit
keempat.
Lantas tiga menit kemudian, Tottenham
berbalik unggul 2-1 ketika lini belakang MU tak siap mengantisipasi tendangan
bebas cepat Harry Kane dan bola berhasil dikendalikan Son Heung-min yang
kemudian memperdaya kiper David de Gea. MU hampir membuat kedudukan kembali
imbang saat bintang mudanya Mason Greenwood berusaha menyelesaikan bola sodoran
Marcus Rashford, sayang tembakannya masih menyamping tipis di sisi gawang.
Situasi seketika berubah bencana bagi MU pada menit ke-28 ketika Martial diusir
dari lapangan oleh wasit Anthony Taylor, setelah penyerang Prancis itu
melakukan tindakan tak terpuji terhadap Lamela. Dua menit sesudahnya, situasi
sebelas lawan sepuluh langsung dimanfaatkan Tottenham untuk menambah keunggulan
lewat gol pertama Kane mengakhiri kerja sama dengan Son.
Keunggulan Tottenham bertambah lagi jadi 4-1
saat Son mencetak gol keduanya pada menit ke-37, yang mengolongi De Gea saat
menyontek bola umpan silang Serge Aurieer yang sempat membentur kapten MU Harry
Maguire. Memasuki babak kedua, Ole Gunnar Solskjaer berusaha mengatasi situasi
timpang dengan memasukkan Fred dan Scott McTominay, masing-masing menggantikan
Fernandes dan Nemanja Matic.
Namun, hal itu tak
berdampak banyak, sebab enam menit selepas sepak lanjut Tottenham mencetak gol
kelima yang diceploskan oleh Aurier dengan sepakan menyilang memafaatkan umpan
dari Pierre-Emile Hojbjerg. Tottenham terus mendominasi permainan dan pada menit
ke-79, Kane melengkapi kemenangan mereka jadi 6-1 lewat eksekusi penalti
setelah Paul Pogba menjatuhkan Lucas Moura.