29 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

Gagal ke Final Copa Amerika, Messi Salahkan Wasit

MASA puasa trofi bagi Argentina di turnamen mayor kembali
berlanjut. Sejak meraih titel juara Copa America 1993 atau 26 tahun lalu maka
tak ada lambang supremasi yang dimenangi La Albiceleste.  Asa Lionel Messi dkk meraih gelar Copa
America 2019 kandas. Kemarin (3/7/2019) di Estadio Mineirao pada babak semifinal
turnamen paling bergengsi Benua Latin itu Argentina menyerah 0-2 kepada Brasil.

Kemenangan Selesao Brasileira
atau tim nasional ini membuat rekor Canarinho dalam laga bertajuk El Clasico
Sudamericana bertambah panjang. Dari 111 pertemuan, Brasil menang 47 kali, 25
kali seri, serta 39 kali kalah.  Tak
semua menyikapi kekalahan Argentina di tangan rival klasiknya itu dengan
kesedihan. Dari laporan TyC Sports, cuma penyerang Lautaro Martinez dan
gelandang Leandro Paredes yang berlinang airmata.

Sementara kapten dan bintang
Argentina Messi, penyerang Sergio Aguero, juga sang pelatih Lionel Scaloni
menggugat kemenangan Brasil dan sama-sama menyatakan Argentina lebih layak ke
final. Secara statistika agresivitas, Argentina lebih garang.

Brasil membobol gawang Argentina
lewat kaki-kaki Gabriel Jesus pada menit ke-19 serta Roberto Firmino (71′).
Khusus Jesus, gol ke gawang Franco Armani kemarin memungkasi tren scoreless-nya
di turnamen mayor. Setelah menunggu 676 menit (lima laga Piala Dunia 2018 dan
empat laga Copa America 2019), eks pemain Palmeiras itu akhirnya berkontribusi
buat Brasil juga.

Baca Juga :  Dramatis! Timnas U-18 Takluk dari Malaysia

“Kami kehilangan respek dengan
wasit setelah apa yang dilakukannya di pertandingan ini. Hasil ini membuatmu
kecewa dan kalian saksikan wasit tidaklah adil dalam pertandingan ini,” ujar
Messi kesal seperti dikutip TyC Sports. “Wasit tak pernah melihat VAR (Video
Assistant Referee, red.) dan kejadian ini sungguh luar biasa,” gerutu Messi
lagi.

Yang membuat Messi naik darah
adalah proses terjadinya gol kedua. Pada menit ke-71, saat Messi menerima
passing Lautaro kemudian pemain terbaik dunia itu mencoba melakukan through
pass di barisan pertahanan Brasil, sohib Messi, yakni Aguero diganjal oleh bek
juga kapten Brasil Dani Alves dengan pahanya.

Wasit Roddy Zambrano asal Ekuador
tak mempedulikan insiden itu dan menyatakan play on. Brasil kemudian melakukan
counter attack yang dimotori Jesus kemudian dipungkasi oleh Firmino.  Darah Messi semakin naik ke ubun-ubun
memasuki injury time. Bek Argentina Nicolas Otamendi tercekik oleh siku
gelandang Brasil Arthur saat hendak menyundul bola menyambut tendangan sudut.

“Saya berdoa kejadian ini bisa
dianalisis dan Conmebol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Latin, red.) akan
melakukan sesuatu. Namun saya rasa mereka (Conmebol) tak akan melakukan
apapun,” kata Messi sinis.

Gara-gara tumpukan amarah atas
ketidak adilan yang diterimanya maka kali ini Messi sama sekali tak berkata
soal pengunduran diri atau periode sabatikal dari timnas. Yang terbaru terjadi
musim panas lalu setelah terhenti di 16 besar Piala Dunia. Usai dikalahkan
Prancis dengan skor 4-3, Messi rehat dari timnas sekitar delapan bulan. 

Baca Juga :  Indonesia dan Korea Sama-Sama Mendulang Dua Gelar Juara

Mundur lagi tiga tahun yang lalu
atau setelah kalah di final Copa America 2016, Messi juga pernah membuat
pengumuman mundur namun akhirnya batal. “Saya menjumpai kondisi yang baru,
menyenangkan, dan keberadaan harapan di masa depan dari tim ini. Jika saya
diminta membantu tim ini di kemudian waktu maka saya akan melakukannya,” tutur
Messi.

Sepertinya bapak tiga anak itu
masih menyimpan asa mengangkat trofi bersama Argentina di masa mendatang. Kalau
Piala Dunia 2022 Qatar terlalu lama, maka ada Copa America 2020 dimana
Argentina dan Kolombia jadi tuan rumah bersama.

Sama halnya dengan Messi, maka
Aguero juga menyuarakan asa untuk bertarung kembali di Copa America 2020
bersama Argentina. Menurut pemain Manchester City itu era Lionel Scaloni yang
baru berusia tujuh bulan ini pantas diberi ‘nafas’ lebih panjang.

“Kami tersisih dengan perasaan
dimana kami lebih pantas ada di final ketimbang Brasil. Kami semua harus tetap
tenang dan rasanya senang bisa bermain di tanah air sendiri untuk Copa America
selanjutnya,” ucap Aguero kepada Clarin. (koc/indopos/kpc)

MASA puasa trofi bagi Argentina di turnamen mayor kembali
berlanjut. Sejak meraih titel juara Copa America 1993 atau 26 tahun lalu maka
tak ada lambang supremasi yang dimenangi La Albiceleste.  Asa Lionel Messi dkk meraih gelar Copa
America 2019 kandas. Kemarin (3/7/2019) di Estadio Mineirao pada babak semifinal
turnamen paling bergengsi Benua Latin itu Argentina menyerah 0-2 kepada Brasil.

Kemenangan Selesao Brasileira
atau tim nasional ini membuat rekor Canarinho dalam laga bertajuk El Clasico
Sudamericana bertambah panjang. Dari 111 pertemuan, Brasil menang 47 kali, 25
kali seri, serta 39 kali kalah.  Tak
semua menyikapi kekalahan Argentina di tangan rival klasiknya itu dengan
kesedihan. Dari laporan TyC Sports, cuma penyerang Lautaro Martinez dan
gelandang Leandro Paredes yang berlinang airmata.

Sementara kapten dan bintang
Argentina Messi, penyerang Sergio Aguero, juga sang pelatih Lionel Scaloni
menggugat kemenangan Brasil dan sama-sama menyatakan Argentina lebih layak ke
final. Secara statistika agresivitas, Argentina lebih garang.

Brasil membobol gawang Argentina
lewat kaki-kaki Gabriel Jesus pada menit ke-19 serta Roberto Firmino (71′).
Khusus Jesus, gol ke gawang Franco Armani kemarin memungkasi tren scoreless-nya
di turnamen mayor. Setelah menunggu 676 menit (lima laga Piala Dunia 2018 dan
empat laga Copa America 2019), eks pemain Palmeiras itu akhirnya berkontribusi
buat Brasil juga.

Baca Juga :  Dramatis! Timnas U-18 Takluk dari Malaysia

“Kami kehilangan respek dengan
wasit setelah apa yang dilakukannya di pertandingan ini. Hasil ini membuatmu
kecewa dan kalian saksikan wasit tidaklah adil dalam pertandingan ini,” ujar
Messi kesal seperti dikutip TyC Sports. “Wasit tak pernah melihat VAR (Video
Assistant Referee, red.) dan kejadian ini sungguh luar biasa,” gerutu Messi
lagi.

Yang membuat Messi naik darah
adalah proses terjadinya gol kedua. Pada menit ke-71, saat Messi menerima
passing Lautaro kemudian pemain terbaik dunia itu mencoba melakukan through
pass di barisan pertahanan Brasil, sohib Messi, yakni Aguero diganjal oleh bek
juga kapten Brasil Dani Alves dengan pahanya.

Wasit Roddy Zambrano asal Ekuador
tak mempedulikan insiden itu dan menyatakan play on. Brasil kemudian melakukan
counter attack yang dimotori Jesus kemudian dipungkasi oleh Firmino.  Darah Messi semakin naik ke ubun-ubun
memasuki injury time. Bek Argentina Nicolas Otamendi tercekik oleh siku
gelandang Brasil Arthur saat hendak menyundul bola menyambut tendangan sudut.

“Saya berdoa kejadian ini bisa
dianalisis dan Conmebol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Latin, red.) akan
melakukan sesuatu. Namun saya rasa mereka (Conmebol) tak akan melakukan
apapun,” kata Messi sinis.

Gara-gara tumpukan amarah atas
ketidak adilan yang diterimanya maka kali ini Messi sama sekali tak berkata
soal pengunduran diri atau periode sabatikal dari timnas. Yang terbaru terjadi
musim panas lalu setelah terhenti di 16 besar Piala Dunia. Usai dikalahkan
Prancis dengan skor 4-3, Messi rehat dari timnas sekitar delapan bulan. 

Baca Juga :  Indonesia dan Korea Sama-Sama Mendulang Dua Gelar Juara

Mundur lagi tiga tahun yang lalu
atau setelah kalah di final Copa America 2016, Messi juga pernah membuat
pengumuman mundur namun akhirnya batal. “Saya menjumpai kondisi yang baru,
menyenangkan, dan keberadaan harapan di masa depan dari tim ini. Jika saya
diminta membantu tim ini di kemudian waktu maka saya akan melakukannya,” tutur
Messi.

Sepertinya bapak tiga anak itu
masih menyimpan asa mengangkat trofi bersama Argentina di masa mendatang. Kalau
Piala Dunia 2022 Qatar terlalu lama, maka ada Copa America 2020 dimana
Argentina dan Kolombia jadi tuan rumah bersama.

Sama halnya dengan Messi, maka
Aguero juga menyuarakan asa untuk bertarung kembali di Copa America 2020
bersama Argentina. Menurut pemain Manchester City itu era Lionel Scaloni yang
baru berusia tujuh bulan ini pantas diberi ‘nafas’ lebih panjang.

“Kami tersisih dengan perasaan
dimana kami lebih pantas ada di final ketimbang Brasil. Kami semua harus tetap
tenang dan rasanya senang bisa bermain di tanah air sendiri untuk Copa America
selanjutnya,” ucap Aguero kepada Clarin. (koc/indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru