29.7 C
Jakarta
Tuesday, September 30, 2025

Klub Bernilai Triliunan, Persebaya-Persija Tak Masuk 5 Besar!

PROKALTENG.CO – Liga 1 atau Super League 2025/2026 belum dimulai, tapi daftar klub dengan nilai pasar tertinggi sudah memunculkan kejutan. Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta, dua raksasa dengan sejarah panjang dan basis pendukung besar, justru terlempar dari lima besar.

Menurut Transfermarkt per 1 Agustus 2025, nilai gabungan lima klub teratas kini tembus Rp 432,54 miliar angka fantastis yang menunjukkan peningkatan nilai ekonomi sepak bola Indonesia.

Dewa United Banten FC memuncaki daftar klub dengan nilai tertinggi, yaitu Rp 94,47 miliar. Disusul Persib Bandung yang stabil di posisi kedua dengan Rp 92,73 miliar.

PSM Makassar menempati peringkat ketiga dengan Rp 87,52 miliar, mempertahankan reputasinya sebagai tim tradisional yang masih relevan.

Bhayangkara Presisi Lampung FC membuat kejutan di posisi keempat, mencatatkan nilai Rp 81,17 miliar.

Baca Juga :  3 Wakil Indonesia Melaju ke Final Spanyol Masters 2024

Di posisi kelima, PSIM Yogyakarta masuk radar elite dengan Rp 76,65 miliar—buah dari strategi pembangunan tim yang konsisten.

Nilai lima besar ini bukan hanya mencerminkan daya saing di lapangan, tapi juga meningkatnya minat sponsor dan investor.

Namun, absennya Persebaya dan Persija dari daftar tersebut mencuri perhatian. Dua klub besar ini berada di posisi delapan dan sembilan.

Persebaya Surabaya memiliki nilai pasar yang sama dengan Borneo FC Samarinda, yakni Rp 74,91 miliar. Sementara itu, Persija Jakarta sedikit unggul dengan nilai pasar Rp 77,78 miliar, namun tetap tidak cukup untuk menembus lima besar.

Malut United FC menempati peringkat keenam dengan Rp 76,04 miliar, diikuti Borneo FC di posisi ketujuh meski nilainya sama dengan Persebaya.

Bali United FC di urutan ke-10 tetap menjadi klub kuat dari sisi branding, dengan Rp 70,74 miliar. Persik Kediri (Rp 69,27 miliar), PERSIS Solo (Rp 60,58 miliar), dan Persita Tangerang (Rp 57,53 miliar) mengisi lapisan tengah, masih berproses membangun kestabilan finansial.

Baca Juga :  Buang Pelindung Dada dan Bikin Bajunya Terbuka, Ini Alasan Quartararo

Persijap Jepara dan Semen Padang FC ada di posisi 14 dan 15. Keduanya mulai menunjukkan gairah untuk bersaing di level tertinggi. Madura United berada di urutan ke-16, disusul Arema FC dengan penurunan drastis hingga posisi ke-17.

Peringkat terbawah dihuni PSBS Biak, Rp 30,85 miliar. Nilai terendah, tapi bukan berarti tanpa kejutan.

Musim ini akan jadi ujian. Apakah nilai pasar mencerminkan prestasi, atau justru tekanan?

Super League 2025/2026 siap menyajikan cerita baru. Kejutan dari tim muda, dan kebangkitan yang ditunggu dari para legenda. (jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Liga 1 atau Super League 2025/2026 belum dimulai, tapi daftar klub dengan nilai pasar tertinggi sudah memunculkan kejutan. Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta, dua raksasa dengan sejarah panjang dan basis pendukung besar, justru terlempar dari lima besar.

Menurut Transfermarkt per 1 Agustus 2025, nilai gabungan lima klub teratas kini tembus Rp 432,54 miliar angka fantastis yang menunjukkan peningkatan nilai ekonomi sepak bola Indonesia.

Dewa United Banten FC memuncaki daftar klub dengan nilai tertinggi, yaitu Rp 94,47 miliar. Disusul Persib Bandung yang stabil di posisi kedua dengan Rp 92,73 miliar.

PSM Makassar menempati peringkat ketiga dengan Rp 87,52 miliar, mempertahankan reputasinya sebagai tim tradisional yang masih relevan.

Bhayangkara Presisi Lampung FC membuat kejutan di posisi keempat, mencatatkan nilai Rp 81,17 miliar.

Baca Juga :  3 Wakil Indonesia Melaju ke Final Spanyol Masters 2024

Di posisi kelima, PSIM Yogyakarta masuk radar elite dengan Rp 76,65 miliar—buah dari strategi pembangunan tim yang konsisten.

Nilai lima besar ini bukan hanya mencerminkan daya saing di lapangan, tapi juga meningkatnya minat sponsor dan investor.

Namun, absennya Persebaya dan Persija dari daftar tersebut mencuri perhatian. Dua klub besar ini berada di posisi delapan dan sembilan.

Persebaya Surabaya memiliki nilai pasar yang sama dengan Borneo FC Samarinda, yakni Rp 74,91 miliar. Sementara itu, Persija Jakarta sedikit unggul dengan nilai pasar Rp 77,78 miliar, namun tetap tidak cukup untuk menembus lima besar.

Malut United FC menempati peringkat keenam dengan Rp 76,04 miliar, diikuti Borneo FC di posisi ketujuh meski nilainya sama dengan Persebaya.

Bali United FC di urutan ke-10 tetap menjadi klub kuat dari sisi branding, dengan Rp 70,74 miliar. Persik Kediri (Rp 69,27 miliar), PERSIS Solo (Rp 60,58 miliar), dan Persita Tangerang (Rp 57,53 miliar) mengisi lapisan tengah, masih berproses membangun kestabilan finansial.

Baca Juga :  Buang Pelindung Dada dan Bikin Bajunya Terbuka, Ini Alasan Quartararo

Persijap Jepara dan Semen Padang FC ada di posisi 14 dan 15. Keduanya mulai menunjukkan gairah untuk bersaing di level tertinggi. Madura United berada di urutan ke-16, disusul Arema FC dengan penurunan drastis hingga posisi ke-17.

Peringkat terbawah dihuni PSBS Biak, Rp 30,85 miliar. Nilai terendah, tapi bukan berarti tanpa kejutan.

Musim ini akan jadi ujian. Apakah nilai pasar mencerminkan prestasi, atau justru tekanan?

Super League 2025/2026 siap menyajikan cerita baru. Kejutan dari tim muda, dan kebangkitan yang ditunggu dari para legenda. (jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru