Persib Bandung resmi menunjuk Djadjang Nurdjaman sebagai Direktur Teknik, menandai kembalinya sosok legendaris ini ke klub yang telah membentuk dan mengangkat namanya. Penunjukan ini bukan sekadar rotasi jabatan, melainkan bagian dari transformasi menyeluruh yang sedang dijalankan klub, khususnya dalam penguatan sistem pembinaan pemain muda.
Pria yang akrab disapa Djanur ini bukanlah wajah baru di lingkungan Persib. Lahir di Majalengka pada 30 Maret 1964, perjalanan Djanur bersama Maung Bandung telah berlangsung lebih dari empat dekade, dimulai sejak ia memperkuat tim sebagai pemain muda pada periode 1977-1978. Setelah berkelana di berbagai klub Galatama, ia kembali ke Persib pada 1986 dan menjadi bagian penting dalam sejarah klub.
Di usia 22 tahun, Djanur mencatatkan namanya sebagai pahlawan saat mencetak gol kemenangan di final melawan Perseman Manokwari, yang mengantarkan Persib meraih gelar juara Perserikatan 1986, gelar yang telah dinantikan selama 25 tahun. Ia terus menjadi andalan hingga musim 1991/1992, sekaligus berperan dalam meraih gelar Divisi Utama 1989/1990 bersama generasi muda kala itu.
Setelah gantung sepatu, Djanur tak pernah benar-benar jauh dari Persib. Ia mengawali karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih pada era Indra M. Tohir dan turut membawa Persib meraih gelar Divisi Utama 1993/1994 serta Liga Indonesia 1994/1995. Peran sebagai caretaker 2006 dan 2007 semakin memperkuat posisinya sebagai bagian dari jantung tim.
Puncaknya datang ketika ia dipercaya menjadi pelatih kepala pada 2013. Di bawah arahannya, Persib kembali merajai sepak bola nasional dengan menjuarai Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Prestasi ini menjadikannya satu dari dua sosok yang mampu mempersembahkan gelar untuk Persib baik sebagai pemain maupun pelatih, menyamai jejak mendiang Ade Dana.
Tak hanya itu, ia sempat memperdalam ilmu kepelatihan di Inter Milan sebelum kembali menukangi tim pada 2016.
Kini, delapan tahun sejak terakhir menangani tim utama, Djanur kembali ke Persib dengan misi yang berbeda, namun tak kalah penting. Sebagai Direktur Teknik, ia akan menukangi pembangunan akar klub.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan PT Persib Bandung Bermartabat. Bagi saya, ini bukan sekadar jabatan, tapi sebuah kehormatan besar. Darah saya adalah Persib. Saya lahir, tumbuh, dan besar bersama klub ini,” ujar Djanur penuh semangat.
Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan, menegaskan bahwa penunjukan Djanur adalah bagian dari transformasi klub, khususnya dalam hal pengembangan usia muda yang kini menjadi prioritas utama.
“Direktur Teknik bukan bagian dari tim utama, tapi punya peran strategis dalam mengembangkan struktur jangka panjang klub. Kami butuh sosok yang mengenal kultur Persib dan berpengalaman di level tertinggi. Djadjang Nurdjaman adalah sosok yang ideal,” jelas Adhit.
Sebagai Direktur Teknik, Djanur bertugas menyusun kurikulum pembinaan pemain muda, mengawasi penerapannya di Akademi Persib, serta menjaring dan mengembangkan talenta potensial dari seluruh penjuru Bandung dan Jawa Barat. Ia percaya, potensi anak-anak muda di wilayah ini sangat besar, namun harus diiringi dengan pembentukan karakter.
“Menjadi pemain bukan hanya soal skill. Anak-anak muda ini harus siap secara mental, fisik, dan yang terpenting memiliki akhlak dan karakter yang baik. Sepak bola modern menuntut pemain yang tidak hanya hebat di lapangan, tapi juga rendah hati dan berintegritas tinggi,” tegasnya.
Transformasi yang dijalankan Persib hari ini bukan sekadar pembaruan sistem atau struktur organisasi, melainkan upaya membangun masa depan klub dari akar rumput. Dan, dalam proses panjang ini, sosok Djadjang Nurdjaman kembali memegang peran penting, tidak untuk mengulang kejayaan masa lalu, tapi untuk menanam benih-benih kemenangan di masa yang akan datang.(jpc)