25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tiki Taka Sudah Mati

ERA kejayaan Tiki Taka sedikit demi sedikit mulai meredup.
Barcelona sebagai tim yang mempopulerkannya mulai mengucapkan selamat tinggal.
Lionel Messi dkk lebih banyak bermain dengan gaya permainan baru. Ya, Josep Pep
Guardiola, pelatih yang menyempurnakan strategi tersebut melihat warisannya ke
sejumlah klub sedikit demi sedikit mulai meninggalkan gaya bermain tersebut.

Bahkan Barcelona telah mengubah
gaya mereka. Sang pelatih, Ernesto Valverde lebih banyak mengadopsi gaya
bermain yang lebih hati-hati. Sementara Bayern Munchen telah mengalami
perubahan secara menyeluruh sejak kepergian Guardiola, musim 2016-2017 silam.

Dilansir dari Marca, Guardiola
mulai menggemparkan lewat sepakbola lewat Tiki-Taka-nya di tahun 2008.
Barcelona secara perlahan-lahan membangun serangan yang dimulai dari garis
pertahanan terlebih dahulu hingga ke lini depan. Di setiap laga, hampir tidak
pernah terlihat ada umpan lambung atau terobosan dari belakang ke depan.

Baca Juga :  Butuh Waktu 2 Jam 13 Menit untuk Mencatat Final Pertamanya

Hasilnya, pada satu musim
kompetisi ball possesion Barcelona berada di atas 60 sampai 70 persen. Dan
bukan hal yang aneh jika Barcelona era Guardiola termasuk Timnas Spanyol
merajai Eropa akhir 2000-an silam. Spanyol merebut trofi Piala Dunia 2010 dan
Euro 2020.

Jika dahulu, Barcelona memiliki
rata-rata ball possesion Barcelona 73 persen, kini berkurang hanya 57 persen.
Hal yang sama juga dirasakan Bayern Munchen, sejak dilatih Pep Guardiola
penguasaan bola Die Rotten mampu mencapai 71 persen, setelah ditinggal malah
menurun hingga 57 persen. (selengkapnya lihat infografis-red) ”Setelah
Tiki-Taka ditinggalkan, penguasaan bola Barcelona mulai berkurang,” tulis
Marca, Senin (30/12/2019).

Di Bundesliga, Bayern Munchen
mulai meninggalkan Tiki Taka. Bukan karena faktor kepergian Pep Guardiola,
melainkan sejumlah pelatih-pelatih muda di Bavaria telah menemukan
antitesisnya. Seperti halnya yang dilakukan Jurgen Klop saat masih di Borussia
Dortmund. Ia mampu melibas tiki taka dengan Gegen Pressing. Strategi ini lebih
banyak melakukan counter pressing dan efektif melumpuhkan Tiki Taka.

Baca Juga :  Dua Tim Ini Berjaya di Kandang Lawan

Melalu Gegen Pressing, lini depan
diwajibkan menekan lini pertahanan lawan saat kehilangan bola. Lewat cara ini,
pemain belakang akan kerepotan membangun serangan dari bawah dan terpaksa
melakukan umpan lambung. Pola serangan seperti ini juga dipakai Klopp saat
melatih Liverpool. Trio Firminho-Salah-Mane berubah menjadi Defensive Striker
ketika serangan mereka gagal menemui sasaran. ”Gegen Pressing membuat Liverpool
makin tak bisa disentuh,” tulis Liverpool Echo dalam laman resminya.

Saat ini Tiki-taka masih dipakai
pelatih Leeds United Marscelo Bielsa. Di Divisi Championship, Leeds masih
menjadi kampiun dan berpeluang lolos ke Liga Premier musim depan. (fin/tgr/kpc)

ERA kejayaan Tiki Taka sedikit demi sedikit mulai meredup.
Barcelona sebagai tim yang mempopulerkannya mulai mengucapkan selamat tinggal.
Lionel Messi dkk lebih banyak bermain dengan gaya permainan baru. Ya, Josep Pep
Guardiola, pelatih yang menyempurnakan strategi tersebut melihat warisannya ke
sejumlah klub sedikit demi sedikit mulai meninggalkan gaya bermain tersebut.

Bahkan Barcelona telah mengubah
gaya mereka. Sang pelatih, Ernesto Valverde lebih banyak mengadopsi gaya
bermain yang lebih hati-hati. Sementara Bayern Munchen telah mengalami
perubahan secara menyeluruh sejak kepergian Guardiola, musim 2016-2017 silam.

Dilansir dari Marca, Guardiola
mulai menggemparkan lewat sepakbola lewat Tiki-Taka-nya di tahun 2008.
Barcelona secara perlahan-lahan membangun serangan yang dimulai dari garis
pertahanan terlebih dahulu hingga ke lini depan. Di setiap laga, hampir tidak
pernah terlihat ada umpan lambung atau terobosan dari belakang ke depan.

Baca Juga :  Butuh Waktu 2 Jam 13 Menit untuk Mencatat Final Pertamanya

Hasilnya, pada satu musim
kompetisi ball possesion Barcelona berada di atas 60 sampai 70 persen. Dan
bukan hal yang aneh jika Barcelona era Guardiola termasuk Timnas Spanyol
merajai Eropa akhir 2000-an silam. Spanyol merebut trofi Piala Dunia 2010 dan
Euro 2020.

Jika dahulu, Barcelona memiliki
rata-rata ball possesion Barcelona 73 persen, kini berkurang hanya 57 persen.
Hal yang sama juga dirasakan Bayern Munchen, sejak dilatih Pep Guardiola
penguasaan bola Die Rotten mampu mencapai 71 persen, setelah ditinggal malah
menurun hingga 57 persen. (selengkapnya lihat infografis-red) ”Setelah
Tiki-Taka ditinggalkan, penguasaan bola Barcelona mulai berkurang,” tulis
Marca, Senin (30/12/2019).

Di Bundesliga, Bayern Munchen
mulai meninggalkan Tiki Taka. Bukan karena faktor kepergian Pep Guardiola,
melainkan sejumlah pelatih-pelatih muda di Bavaria telah menemukan
antitesisnya. Seperti halnya yang dilakukan Jurgen Klop saat masih di Borussia
Dortmund. Ia mampu melibas tiki taka dengan Gegen Pressing. Strategi ini lebih
banyak melakukan counter pressing dan efektif melumpuhkan Tiki Taka.

Baca Juga :  Dua Tim Ini Berjaya di Kandang Lawan

Melalu Gegen Pressing, lini depan
diwajibkan menekan lini pertahanan lawan saat kehilangan bola. Lewat cara ini,
pemain belakang akan kerepotan membangun serangan dari bawah dan terpaksa
melakukan umpan lambung. Pola serangan seperti ini juga dipakai Klopp saat
melatih Liverpool. Trio Firminho-Salah-Mane berubah menjadi Defensive Striker
ketika serangan mereka gagal menemui sasaran. ”Gegen Pressing membuat Liverpool
makin tak bisa disentuh,” tulis Liverpool Echo dalam laman resminya.

Saat ini Tiki-taka masih dipakai
pelatih Leeds United Marscelo Bielsa. Di Divisi Championship, Leeds masih
menjadi kampiun dan berpeluang lolos ke Liga Premier musim depan. (fin/tgr/kpc)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru