26.2 C
Jakarta
Tuesday, November 5, 2024

Pilkada Palangka Raya Diprediksi Sengit, Rojikinnor-Vina Tantang Petahana Fairid-Zaini

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palangka Raya 2024 diprediksi berlangsung sengit dengan hanya dua pasangan calon (paslon) yang bertarung. Pasangan petahana Fairid Naparin-Achmad Zaini diperkirakan akan mendapat perlawanan ketat dari paslon Rojikinnor-Vina Panduwinata.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Farid Zaky Yopiannor, menilai bahwa pasangan Rojikinnor-Vina layak diperhitungkan. Salah satu faktor pendukungnya adalah kehadiran mantan Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia, yang menjabat selama dua periode dari 2008 hingga 2018.

“Riban Satia punya basis massa yang kuat. Sebagai mantan wali kota, tentu pengaruhnya masih terasa di masyarakat,” ujar Zaky dilansir dari Kalteng Pos, Minggu (29/9).

Pilkada kali ini hanya menghadirkan dua paslon, sehingga suara dukungan akan terkonsolidasi pada dua pilihan tersebut.

“Tidak ada potensi pecah suara, jadi persaingan akan sangat ketat,” tambahnya.

Baca Juga :  Bupati : Hampir Semua Parpol Komitmen dan Kompak

Fairid-Zaini, yang mendapat nomor urut 02, didukung oleh koalisi besar 14 partai politik, termasuk Golkar, Gerindra, NasDem, Demokrat, dan PKS. Sementara itu, Rojikinnor-Vina dengan nomor urut 01 didukung oleh empat parpol, yakni PDIP, PAN, Partai Garuda, dan Partai Kebangkitan Nasional.

Zaky menekankan bahwa Fairid, sebagai petahana, memiliki keunggulan dalam hal dukungan birokrasi dan koalisi partai yang besar. Namun, dia mengingatkan agar Fairid tetap menjaga dukungan dari kalangan birokrat, mengingat Rojikinnor merupakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangka Raya yang memiliki jaringan kuat di pemerintahan.

“Rojikinnor punya modal besar sebagai mantan birokrat. Tapi Fairid sudah mengantisipasi hal ini dengan menggandeng Achmad Zaini, yang juga berasal dari kalangan birokrat,” jelas Zaky.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR), Ricky Zulfauzan, berpendapat bahwa Pilkada kali ini kurang menarik dibandingkan periode 2018.

Baca Juga :  Upaya Cegah Hoax Jelang Pilkada 2024, Diskominfosantik Kalteng: Pentingnya Bersinergi

“Hanya ada dua paslon, jadi sebaran suara akan lebih terfokus. Tidak ada dinamika yang banyak seperti di Pilkada sebelumnya,” katanya.

Ricky juga menyinggung potensi efek ekor jas, mengingat ayah Fairid Naparin, Abdul Razak, juga maju dalam Pilkada Gubernur Kalteng 2024 bersama Sri Suwanto. Pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto (ASRI) mendapat nomor urut 04.

“Kehadiran Riban Satia di kubu Rojikinnor memang penting, tapi daya tariknya untuk pemilih muda belum cukup kuat,” ujar Ricky.

Menurutnya, Pilkada akan semakin menarik jika ada lebih dari dua paslon yang bertarung, memberikan pilihan yang lebih beragam bagi masyarakat.

“Kalau saja ada calon yang lebih muda, misalnya dari generasi Z, tentu akan lebih menarik. Tapi dengan dua paslon saja, Pilkada kali ini kurang gereget,” tutupnya. (dan/kpg)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palangka Raya 2024 diprediksi berlangsung sengit dengan hanya dua pasangan calon (paslon) yang bertarung. Pasangan petahana Fairid Naparin-Achmad Zaini diperkirakan akan mendapat perlawanan ketat dari paslon Rojikinnor-Vina Panduwinata.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR), Farid Zaky Yopiannor, menilai bahwa pasangan Rojikinnor-Vina layak diperhitungkan. Salah satu faktor pendukungnya adalah kehadiran mantan Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia, yang menjabat selama dua periode dari 2008 hingga 2018.

“Riban Satia punya basis massa yang kuat. Sebagai mantan wali kota, tentu pengaruhnya masih terasa di masyarakat,” ujar Zaky dilansir dari Kalteng Pos, Minggu (29/9).

Pilkada kali ini hanya menghadirkan dua paslon, sehingga suara dukungan akan terkonsolidasi pada dua pilihan tersebut.

“Tidak ada potensi pecah suara, jadi persaingan akan sangat ketat,” tambahnya.

Baca Juga :  Bupati : Hampir Semua Parpol Komitmen dan Kompak

Fairid-Zaini, yang mendapat nomor urut 02, didukung oleh koalisi besar 14 partai politik, termasuk Golkar, Gerindra, NasDem, Demokrat, dan PKS. Sementara itu, Rojikinnor-Vina dengan nomor urut 01 didukung oleh empat parpol, yakni PDIP, PAN, Partai Garuda, dan Partai Kebangkitan Nasional.

Zaky menekankan bahwa Fairid, sebagai petahana, memiliki keunggulan dalam hal dukungan birokrasi dan koalisi partai yang besar. Namun, dia mengingatkan agar Fairid tetap menjaga dukungan dari kalangan birokrat, mengingat Rojikinnor merupakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangka Raya yang memiliki jaringan kuat di pemerintahan.

“Rojikinnor punya modal besar sebagai mantan birokrat. Tapi Fairid sudah mengantisipasi hal ini dengan menggandeng Achmad Zaini, yang juga berasal dari kalangan birokrat,” jelas Zaky.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR), Ricky Zulfauzan, berpendapat bahwa Pilkada kali ini kurang menarik dibandingkan periode 2018.

Baca Juga :  Upaya Cegah Hoax Jelang Pilkada 2024, Diskominfosantik Kalteng: Pentingnya Bersinergi

“Hanya ada dua paslon, jadi sebaran suara akan lebih terfokus. Tidak ada dinamika yang banyak seperti di Pilkada sebelumnya,” katanya.

Ricky juga menyinggung potensi efek ekor jas, mengingat ayah Fairid Naparin, Abdul Razak, juga maju dalam Pilkada Gubernur Kalteng 2024 bersama Sri Suwanto. Pasangan Abdul Razak-Sri Suwanto (ASRI) mendapat nomor urut 04.

“Kehadiran Riban Satia di kubu Rojikinnor memang penting, tapi daya tariknya untuk pemilih muda belum cukup kuat,” ujar Ricky.

Menurutnya, Pilkada akan semakin menarik jika ada lebih dari dua paslon yang bertarung, memberikan pilihan yang lebih beragam bagi masyarakat.

“Kalau saja ada calon yang lebih muda, misalnya dari generasi Z, tentu akan lebih menarik. Tapi dengan dua paslon saja, Pilkada kali ini kurang gereget,” tutupnya. (dan/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru