26.3 C
Jakarta
Sunday, October 6, 2024

Bertemu Dewan Adat Dayak, Ganjar Pranowo Akui Tak Alergi Diberi Kritikan Rakyat

PROKALTENG.CO – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat dukungan dari organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat. Dukungan itu disampaikan langsung okeh Ketua DAD Kalbar, Cornelius Kimha di hadapan Ganjar berkunjung ke Pontianak, Minggu (26/11).

Cornelis menyatakan, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap Ganjar-Mahfud lima tahun ke depan. Dalam kesempatan itu, Ganjar dipakaikan rompi perang khas Dayak, syal, tengkulas atau mahkota dan Mandau, senjata khas Dayak oleh Cornelius.

“Selamat datang di Bumi Khatulistiwa pak Ganjar. Saya lihat senyum bapak, membuat kami yakin bapak jadi presiden 2024. Meski kami masyarakat adat Dayak Kalbar ini berasal dari berbagai partai, namun kami tak ada pilihan lain selain pak Ganjar,” kata Cornelius disambut teriakan ‘Ganjar Presiden’ oleh para tokoh Dayak yang hadir.

Ganjar juga disambut dengan tarian Kanayant oleh generasi muda Dayak yang sangat memesona. Ia meyakini, Ganjar-Mahfud akan menjadi pemimpin negara lima tahun ke depan.

“Sejak awal melihat bapak, kami sudah yakin rasanya jadi ini (jadi presiden). Maka nanti wajib jadi,” tegasnya.

Karena itu, Cornelius berani menyatakan sikap bahwa Dewan Adat Dayak Kalbar mendukung Ganjar. Ia langsung menitipkan tiga aspirasi yang selama ini menjadi problem masyarakat adat di Kalbar.

“Kami titip tiga aspirasi kami pada bapak. Kalau Pak Ganjar jadi presiden dan saya yakin pasti jadi, bapak bisa menindaklanjuti aspirasi kami,” ucapnya.

Baca Juga :  Mau Tahu Harta Capres dan Cawapres? Berikut Jumlahnya Masing-Masing Calon

Cornelius juga menerangkan tiga aspirasinya itu dengan gamblang dan jelas. Pertama terkait konflik agraria. Selama ini, masyarakat Dayak menjadi korban dengan banyaknya investasi perusahaan besar di Kalbar yang memakan lahan masyarakat adat. Hampir 70 persen lahan masyarakat adat masuk dalam lingkup perusahaan besar, baik sawit maupun batubara.

“Kalau ini dibiarkan dan tidak ada kebijakan atau regulasi yang berpihak pada kami, maka masa depan anak cucu kami akan terancam. Anak cucu kami pasti akan kesulitan karena tidak memiliki lahan,” papar Cornelis.

Kedua, terkait perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Cornelius berharap Ganjar memperhatikan peningkatan SDM khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Sebab sampai saat ini, banyak masyarakat adat Dayak yang kesulitan mengakses pendidikan.

“Selain itu, banyak juga SDM kami yang sudah sekolah tinggi, menjadi profesor, doktor, insinyur dan lainnya. Tapi dalam pembangunan IKN saja, kami tidak dilibatkan. Jangankan level tinggi, tukang sapu saja saya tidak yakin ada dari masyarakat Dayak,” ucapnya.

Aspirasi ketiga, lanjut Cornelius, peningkatan ekonomi masyarakat adat Dayak. Ia mencontohkan, banyak kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dayak. Misalnya terkait Hak Guna Usaha (HGU) selama 90 tahun dan dapat diperpanjang selama 90 tahun.

“Kalau seperti ini terus, mimpi memiliki generasi emas di 2045 tidak akan terwujud di Kalbar, karena generasi Dayak akan menjadi generasi lumpur. Kami harap pak Ganjar mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarakat adat khususnya Dayak Kalbar,” papar Cornelis.

Baca Juga :  Besok Penetapan Bacapres dan Bacawapres, Pedukung KIM Diimbau Tidak Datang ke KPU

Ganjar pun dengan serius mendengarkan saran dan masukan yang disampaikan masyarakat Dayak Kalbar itu. Ia pun mengaku senang mendapat sambutan hangat.

“Saya sangat senang mendapat sambutan luar biasa, dikasih pakaian adat Dayak dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Terimakasih banyak, saya merasa terhormat dan surprise dengan semua ini,” ucap Ganjar.

Setiap ia berkeliling ke seluruh Indonesia, Ganjar mengaku banyak mendengar saran dan masukan dari masyarakat, termasuk masyarakat adat. Problemnya hampir sama, tentang konflik agraria, SDM, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

“Saya mencatat semua masukan dan saya sadar betapa amanat ini sangat berat. Saya tidak akan mampu kalau berjuang sendiri, saya baru mampu jika mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, termasuk masyarakat adat,” jelasnya.

Karena itu, Ganjar meminta apa yang menjadi problem itu ditulis dan disampaikan padanya sebagai bekal penentuan kebijakan ke depan. Ia juga berharap, ada roadmap penyelesaian yang diharapkan masyarakat, agar kebijakan yang nantinya diambil bisa sesuai harapan.

“Mari bersama kita bekerja, kita selesaikan apa yang selama ini menjadi persoalan. Berikan saya kritikan, masukan agar kebijakan ke depan sesuai yang kita harapkan. Karena saya punya pengalaman selama menjadi anggota DPR dan menjadi gubernur, kebijakan yang terbaik adalah berasal dari masukan rakyat,” pungkasnya. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat dukungan dari organisasi Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat. Dukungan itu disampaikan langsung okeh Ketua DAD Kalbar, Cornelius Kimha di hadapan Ganjar berkunjung ke Pontianak, Minggu (26/11).

Cornelis menyatakan, pihaknya menaruh perhatian besar terhadap Ganjar-Mahfud lima tahun ke depan. Dalam kesempatan itu, Ganjar dipakaikan rompi perang khas Dayak, syal, tengkulas atau mahkota dan Mandau, senjata khas Dayak oleh Cornelius.

“Selamat datang di Bumi Khatulistiwa pak Ganjar. Saya lihat senyum bapak, membuat kami yakin bapak jadi presiden 2024. Meski kami masyarakat adat Dayak Kalbar ini berasal dari berbagai partai, namun kami tak ada pilihan lain selain pak Ganjar,” kata Cornelius disambut teriakan ‘Ganjar Presiden’ oleh para tokoh Dayak yang hadir.

Ganjar juga disambut dengan tarian Kanayant oleh generasi muda Dayak yang sangat memesona. Ia meyakini, Ganjar-Mahfud akan menjadi pemimpin negara lima tahun ke depan.

“Sejak awal melihat bapak, kami sudah yakin rasanya jadi ini (jadi presiden). Maka nanti wajib jadi,” tegasnya.

Karena itu, Cornelius berani menyatakan sikap bahwa Dewan Adat Dayak Kalbar mendukung Ganjar. Ia langsung menitipkan tiga aspirasi yang selama ini menjadi problem masyarakat adat di Kalbar.

“Kami titip tiga aspirasi kami pada bapak. Kalau Pak Ganjar jadi presiden dan saya yakin pasti jadi, bapak bisa menindaklanjuti aspirasi kami,” ucapnya.

Baca Juga :  Mau Tahu Harta Capres dan Cawapres? Berikut Jumlahnya Masing-Masing Calon

Cornelius juga menerangkan tiga aspirasinya itu dengan gamblang dan jelas. Pertama terkait konflik agraria. Selama ini, masyarakat Dayak menjadi korban dengan banyaknya investasi perusahaan besar di Kalbar yang memakan lahan masyarakat adat. Hampir 70 persen lahan masyarakat adat masuk dalam lingkup perusahaan besar, baik sawit maupun batubara.

“Kalau ini dibiarkan dan tidak ada kebijakan atau regulasi yang berpihak pada kami, maka masa depan anak cucu kami akan terancam. Anak cucu kami pasti akan kesulitan karena tidak memiliki lahan,” papar Cornelis.

Kedua, terkait perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Cornelius berharap Ganjar memperhatikan peningkatan SDM khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Sebab sampai saat ini, banyak masyarakat adat Dayak yang kesulitan mengakses pendidikan.

“Selain itu, banyak juga SDM kami yang sudah sekolah tinggi, menjadi profesor, doktor, insinyur dan lainnya. Tapi dalam pembangunan IKN saja, kami tidak dilibatkan. Jangankan level tinggi, tukang sapu saja saya tidak yakin ada dari masyarakat Dayak,” ucapnya.

Aspirasi ketiga, lanjut Cornelius, peningkatan ekonomi masyarakat adat Dayak. Ia mencontohkan, banyak kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dayak. Misalnya terkait Hak Guna Usaha (HGU) selama 90 tahun dan dapat diperpanjang selama 90 tahun.

“Kalau seperti ini terus, mimpi memiliki generasi emas di 2045 tidak akan terwujud di Kalbar, karena generasi Dayak akan menjadi generasi lumpur. Kami harap pak Ganjar mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarakat adat khususnya Dayak Kalbar,” papar Cornelis.

Baca Juga :  Besok Penetapan Bacapres dan Bacawapres, Pedukung KIM Diimbau Tidak Datang ke KPU

Ganjar pun dengan serius mendengarkan saran dan masukan yang disampaikan masyarakat Dayak Kalbar itu. Ia pun mengaku senang mendapat sambutan hangat.

“Saya sangat senang mendapat sambutan luar biasa, dikasih pakaian adat Dayak dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Terimakasih banyak, saya merasa terhormat dan surprise dengan semua ini,” ucap Ganjar.

Setiap ia berkeliling ke seluruh Indonesia, Ganjar mengaku banyak mendengar saran dan masukan dari masyarakat, termasuk masyarakat adat. Problemnya hampir sama, tentang konflik agraria, SDM, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

“Saya mencatat semua masukan dan saya sadar betapa amanat ini sangat berat. Saya tidak akan mampu kalau berjuang sendiri, saya baru mampu jika mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, termasuk masyarakat adat,” jelasnya.

Karena itu, Ganjar meminta apa yang menjadi problem itu ditulis dan disampaikan padanya sebagai bekal penentuan kebijakan ke depan. Ia juga berharap, ada roadmap penyelesaian yang diharapkan masyarakat, agar kebijakan yang nantinya diambil bisa sesuai harapan.

“Mari bersama kita bekerja, kita selesaikan apa yang selama ini menjadi persoalan. Berikan saya kritikan, masukan agar kebijakan ke depan sesuai yang kita harapkan. Karena saya punya pengalaman selama menjadi anggota DPR dan menjadi gubernur, kebijakan yang terbaik adalah berasal dari masukan rakyat,” pungkasnya. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru