25.3 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Golkar Disinyalir Bakal Pecah, Kader Butuh Figur yang Merangkul

Partai Golkar diprediksi bakal mengalami perpecahan lagi.
Kemungkinan itu diungkapkan oleh Politikus senior Golkar Ahmadi Noor Supit.

Ia menyinyalir, Golkar akan kembali dalam fase terbelah seperti
saat munculnya kubu Munas Bali kontra Munas Ancol. Menurutnya, bibit perpecahan
itu terlihat dari tersingkirnya para pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari
posisi di alat kelengkapan DPR (AKD) ataupun kepanitiaan Musyawarah Nasional
(Munas) Golkar.

Ahmadi yang juga ketua Tim Pemenangan Bamsoet menuding Ketua
Umum Golkar Airlangga Hartarto bertindak sewenang-wenang. Menurut Ahmadi,
pihak-pihak yang terafiliasi dengan Bamsoet termasuk di Fraksi Partai Golkar
DPR langsung disingkirkan.

“Ada pencoretan terhadap seluruh anggota kepanitiaan Munas
Golkar yang terindikasi pro-Bamsoet oleh saudara Airlangga Hartarto pada hari
ini,” ujar Ahmadi di Jakarta, Rabu (20/11).

Ahmadi menambahkan, hal itu berpotensi memunculkan perlawanan
dan melahirkan munas tandingan seperti Ancol vs Bali pada waktu lalu yang
membuat perpecahan Golkar tak terhindarkan.

“Golkar pecah lagi karena tindakan antidemokrasi dan intimidatif
dari ketum saat ini dan orang-orang dekat sekelilingnya,” pungkasnya.

Sementara itu, senior Partai Golkar Freddy Latumahina
menuturkan, kader-kader di daerah-daerah banyak yang mengaku sudah kehilangan
ketokohan Golkar.

“Ini membuat semua orang yang cinta pada partai Golkar
bertanya-tanya. Mekanisme tingkat pusat tidak jalan, seperti ada kesalahan
konsolidasi organisasi dan kesengajaan,” kata Freddy.

Baca Juga :  KPU Tetapkan Perolehan Kursi Parpol dan Calon Terpilih Anggota DPRD K

Freddy meyakini, kader yang betul-betul mencintai Golkar pasti
akan bersuara melihat kondisi partai saat ini.
“Kami pastikan, ini bukan karena masalah pribadi, tapi agar partai ini selamat
menjalani agenda politik selanjutnya,” tuturnya.

Diketahui, pada Pileg 2019, suara Partai Golkar berada diperingkat
tiga dengan perolehan 17.229.789 suara atau 12,31 persen. Di atasnya ada Partai
Gerindra dan PDIP. Padahal saat Pileg 2014, Golkar berhasil meraih 18.432.312
suara atau 14,75 persen.

“Kesimpulan akhirnya, harus ada perubahan, Golkar butuh orang
baru,” paparnya.

Terakhir, Freddy berharap, DPD I objektif menilai kondisi Golkar
saat ini. Tantangan yang akan dihadapi Golkar ke depan akan semakin berat.
Karena itu, Golkar butuh sosok pemimpin yang bisa merangkul semua kader.

“Mengakar dan bisa merangkul dan berjuang bersama
meraih suara yang hilang di Pileg 2019,” paparnya.

Selain Freddy, tokoh senior Golkar yang ikut mendukung Bamsoet
menjadi ketua umum periode 2019-2024 yakni, M.S. Hidayat, Marzuki Darusman,
Pontjo Sutowo, Paskah Suzetta.

Sementara itu di tempat berbeda, Ketua DPP Partai Golkar Ace
Hasan Syadzily mengakui, Partai Golkar selama 1,5 tahun di bawah kepemimpinan
Ketua Umum Airlangga Hartarto sempat mengalami Turbulensi Politik yang luar
biasa.

Baca Juga :  Resmi!, Demokrat Usung Ben-Ujang di Pilkada Kalteng

Namun menurutnya, Golkar berhasil keluar dan tetap
mempertahankan posisinya sebagai pemenang kedua dalam Pileg 2019 dengan
perolehan 85 kursi, nomor dua setelah PDIP.

“Kalau ada orang yang menilai Golkar minim prestasi di bawah
kepemimpinan Airlangga, Saya kira pengamat ini tidak mengamati dinamika Partai
Golkar secara komprehensif,” kata Ace Hasan.

Ace juga mengatakan, mayoritas internal Partai Golkar
menginginkan Airlangga Hartarto kembali memimpin. Aspirasi itu terlihat saat
para Ketua DPD Partai Golkar menyampaikan pandangan umum di acara Rapat pimpinan
nasional (Rapimnas).

Para pimpinan daerah yang disebut mendukung Airlangga Hartarto,
di antaranya Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Sumatera Utara dan Riau. Kemudian, Kalimantan Timur, Lampung,
Kalimantan Barat, Gorontalo, DKI Jakarta, Bengkulu, Jawa Timur, Sumatera
Selatan dan Yogyakarta.

“Ada yang secara eksplisit menyatakan dukungannya kepada
Airlangga disampaikan Sulbar, Banten, Sulteng, Kalteng, Jateng, NTB, Kaltara,
Sulsel, Papua, Maluku, Malut, Babel dan Jambi,” ujar Ace.(jpc)

 

Partai Golkar diprediksi bakal mengalami perpecahan lagi.
Kemungkinan itu diungkapkan oleh Politikus senior Golkar Ahmadi Noor Supit.

Ia menyinyalir, Golkar akan kembali dalam fase terbelah seperti
saat munculnya kubu Munas Bali kontra Munas Ancol. Menurutnya, bibit perpecahan
itu terlihat dari tersingkirnya para pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) dari
posisi di alat kelengkapan DPR (AKD) ataupun kepanitiaan Musyawarah Nasional
(Munas) Golkar.

Ahmadi yang juga ketua Tim Pemenangan Bamsoet menuding Ketua
Umum Golkar Airlangga Hartarto bertindak sewenang-wenang. Menurut Ahmadi,
pihak-pihak yang terafiliasi dengan Bamsoet termasuk di Fraksi Partai Golkar
DPR langsung disingkirkan.

“Ada pencoretan terhadap seluruh anggota kepanitiaan Munas
Golkar yang terindikasi pro-Bamsoet oleh saudara Airlangga Hartarto pada hari
ini,” ujar Ahmadi di Jakarta, Rabu (20/11).

Ahmadi menambahkan, hal itu berpotensi memunculkan perlawanan
dan melahirkan munas tandingan seperti Ancol vs Bali pada waktu lalu yang
membuat perpecahan Golkar tak terhindarkan.

“Golkar pecah lagi karena tindakan antidemokrasi dan intimidatif
dari ketum saat ini dan orang-orang dekat sekelilingnya,” pungkasnya.

Sementara itu, senior Partai Golkar Freddy Latumahina
menuturkan, kader-kader di daerah-daerah banyak yang mengaku sudah kehilangan
ketokohan Golkar.

“Ini membuat semua orang yang cinta pada partai Golkar
bertanya-tanya. Mekanisme tingkat pusat tidak jalan, seperti ada kesalahan
konsolidasi organisasi dan kesengajaan,” kata Freddy.

Baca Juga :  KPU Tetapkan Perolehan Kursi Parpol dan Calon Terpilih Anggota DPRD K

Freddy meyakini, kader yang betul-betul mencintai Golkar pasti
akan bersuara melihat kondisi partai saat ini.
“Kami pastikan, ini bukan karena masalah pribadi, tapi agar partai ini selamat
menjalani agenda politik selanjutnya,” tuturnya.

Diketahui, pada Pileg 2019, suara Partai Golkar berada diperingkat
tiga dengan perolehan 17.229.789 suara atau 12,31 persen. Di atasnya ada Partai
Gerindra dan PDIP. Padahal saat Pileg 2014, Golkar berhasil meraih 18.432.312
suara atau 14,75 persen.

“Kesimpulan akhirnya, harus ada perubahan, Golkar butuh orang
baru,” paparnya.

Terakhir, Freddy berharap, DPD I objektif menilai kondisi Golkar
saat ini. Tantangan yang akan dihadapi Golkar ke depan akan semakin berat.
Karena itu, Golkar butuh sosok pemimpin yang bisa merangkul semua kader.

“Mengakar dan bisa merangkul dan berjuang bersama
meraih suara yang hilang di Pileg 2019,” paparnya.

Selain Freddy, tokoh senior Golkar yang ikut mendukung Bamsoet
menjadi ketua umum periode 2019-2024 yakni, M.S. Hidayat, Marzuki Darusman,
Pontjo Sutowo, Paskah Suzetta.

Sementara itu di tempat berbeda, Ketua DPP Partai Golkar Ace
Hasan Syadzily mengakui, Partai Golkar selama 1,5 tahun di bawah kepemimpinan
Ketua Umum Airlangga Hartarto sempat mengalami Turbulensi Politik yang luar
biasa.

Baca Juga :  Resmi!, Demokrat Usung Ben-Ujang di Pilkada Kalteng

Namun menurutnya, Golkar berhasil keluar dan tetap
mempertahankan posisinya sebagai pemenang kedua dalam Pileg 2019 dengan
perolehan 85 kursi, nomor dua setelah PDIP.

“Kalau ada orang yang menilai Golkar minim prestasi di bawah
kepemimpinan Airlangga, Saya kira pengamat ini tidak mengamati dinamika Partai
Golkar secara komprehensif,” kata Ace Hasan.

Ace juga mengatakan, mayoritas internal Partai Golkar
menginginkan Airlangga Hartarto kembali memimpin. Aspirasi itu terlihat saat
para Ketua DPD Partai Golkar menyampaikan pandangan umum di acara Rapat pimpinan
nasional (Rapimnas).

Para pimpinan daerah yang disebut mendukung Airlangga Hartarto,
di antaranya Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Sumatera Utara dan Riau. Kemudian, Kalimantan Timur, Lampung,
Kalimantan Barat, Gorontalo, DKI Jakarta, Bengkulu, Jawa Timur, Sumatera
Selatan dan Yogyakarta.

“Ada yang secara eksplisit menyatakan dukungannya kepada
Airlangga disampaikan Sulbar, Banten, Sulteng, Kalteng, Jateng, NTB, Kaltara,
Sulsel, Papua, Maluku, Malut, Babel dan Jambi,” ujar Ace.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru