33.8 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Jazuli Tegaskan PKS Lebih Bermartabat Berada di Luar Pemerintahan

Ada kemungkinan Partai Keadalian Sejahtera (PKS) menjadi
satu-satunya parpol oposisi di parlemen. Itu menyusul Gerindra dan Demokrat
yang sudah mulai merapat ke koalisi pemerintah.

Namun, Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menanggapi santai
pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono dan Ketum Partai Gerindra Probowo Subianto.

Menurut Jazuli, komunikasi politik itu wajar saja, bahkan bila
kemudian berujung koalisi di pemerintahan, itu juga sah-sah saja kalau sampai
terwujud. Karena dalam politik semuanya mungkin saja terjadi.

“Semuanya dinamis. Sebagai sebuah pilihan politik, PKS tentu
menghormati itu,” tegas Jazuli pada JawaPos.com, Minggu (13/10).

Lebih lanjut, Jazuli juga menambahkan, PKS tidak pernah menutup
diri dari komunikasi politik apalagi untuk tujuan silaturahmi kebangsaan.
Menurutnya, bangsa ini tidak mungkin bisa dibangun sendirian.

Baca Juga :  Kepala Daerah Berstatus Tersangka Bisa Ikut Pilkada, Mendagri: Asal Ti

“Tentu kita membutuhkan kerja sama atau gotong royong untuk
kemaslahatan bangsa dan negara,” ungkapnya.

Meski demikian, lanjut Jazuli, komunikasi atau silaturahmi
antarelite politik tidak lantas harus dimaknai atau dilihat sebagai bagi-bagi
kekuasaan semata. Lebih dari itu dia berharap terjadi diskusi mendalam tentang
permasalahan fundamental yang dihadapi bangsa dan perspektif solusinya.

“Sehingga pimpinan negara dan elite politik diharapkan bicara
solusi-solusi dan optimistis di hadapan rakyat yang menyaksikan pertemuan
tersebut,” paparnya.

Anggota DPR dapil Banten ini mengatakan, PKS akan lebih mantap
dan objektif dalam memberikan perspektif dan alternatif solusi terhadap
permasalahan bangsa jika tetap berada di luar pemerintahan.

“PKS akan lebih leluasa, terhormat, bermartabat, dan objektif dalam
menawarkan perspektif dan alternatif solusi kebangsaan jika tetap berada di
luar pemerintahan. Oleh karena itu, insyaallah PKS komitmen tetap berada di
luar pemerintahan,” paparnya.

Baca Juga :  Soal Nasib Putra Jokowi di Solo, Hasto: Itu Kewenangan Megawati

Lagipula, lanjut Jazuli, PKS ingin memberi contoh budaya politik
yang sehat. PKS tidak ingin masuk kabinet karena ingin menghormati
partai-partai yang berkeringat memenangkan Jokowi – Ma’ruf Amin. Sekaligus,
ingin memaksimalkan peran parlemen dalam hal check and balance sesuai
konstitusi.

“Kami merasa tetap di Pemerintahan Republik Indonesia karena PKS
punya kader-kader terbaik yang menjadi gubernur dan bupati/wali kota. Di situ
PKS hadir dan memberikan cinta dan pengabdian untuk Indonesia,” pungkas Jazuli.(jpg)

 

Ada kemungkinan Partai Keadalian Sejahtera (PKS) menjadi
satu-satunya parpol oposisi di parlemen. Itu menyusul Gerindra dan Demokrat
yang sudah mulai merapat ke koalisi pemerintah.

Namun, Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menanggapi santai
pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono dan Ketum Partai Gerindra Probowo Subianto.

Menurut Jazuli, komunikasi politik itu wajar saja, bahkan bila
kemudian berujung koalisi di pemerintahan, itu juga sah-sah saja kalau sampai
terwujud. Karena dalam politik semuanya mungkin saja terjadi.

“Semuanya dinamis. Sebagai sebuah pilihan politik, PKS tentu
menghormati itu,” tegas Jazuli pada JawaPos.com, Minggu (13/10).

Lebih lanjut, Jazuli juga menambahkan, PKS tidak pernah menutup
diri dari komunikasi politik apalagi untuk tujuan silaturahmi kebangsaan.
Menurutnya, bangsa ini tidak mungkin bisa dibangun sendirian.

Baca Juga :  Kepala Daerah Berstatus Tersangka Bisa Ikut Pilkada, Mendagri: Asal Ti

“Tentu kita membutuhkan kerja sama atau gotong royong untuk
kemaslahatan bangsa dan negara,” ungkapnya.

Meski demikian, lanjut Jazuli, komunikasi atau silaturahmi
antarelite politik tidak lantas harus dimaknai atau dilihat sebagai bagi-bagi
kekuasaan semata. Lebih dari itu dia berharap terjadi diskusi mendalam tentang
permasalahan fundamental yang dihadapi bangsa dan perspektif solusinya.

“Sehingga pimpinan negara dan elite politik diharapkan bicara
solusi-solusi dan optimistis di hadapan rakyat yang menyaksikan pertemuan
tersebut,” paparnya.

Anggota DPR dapil Banten ini mengatakan, PKS akan lebih mantap
dan objektif dalam memberikan perspektif dan alternatif solusi terhadap
permasalahan bangsa jika tetap berada di luar pemerintahan.

“PKS akan lebih leluasa, terhormat, bermartabat, dan objektif dalam
menawarkan perspektif dan alternatif solusi kebangsaan jika tetap berada di
luar pemerintahan. Oleh karena itu, insyaallah PKS komitmen tetap berada di
luar pemerintahan,” paparnya.

Baca Juga :  Soal Nasib Putra Jokowi di Solo, Hasto: Itu Kewenangan Megawati

Lagipula, lanjut Jazuli, PKS ingin memberi contoh budaya politik
yang sehat. PKS tidak ingin masuk kabinet karena ingin menghormati
partai-partai yang berkeringat memenangkan Jokowi – Ma’ruf Amin. Sekaligus,
ingin memaksimalkan peran parlemen dalam hal check and balance sesuai
konstitusi.

“Kami merasa tetap di Pemerintahan Republik Indonesia karena PKS
punya kader-kader terbaik yang menjadi gubernur dan bupati/wali kota. Di situ
PKS hadir dan memberikan cinta dan pengabdian untuk Indonesia,” pungkas Jazuli.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru