Site icon Prokalteng

Pakar: Pejabat Publik dan Ketua Partai Paling Berpeluang Nyapres

pakar-pejabat-publik-dan-ketua-partai-paling-berpeluang-nyapres

PROKALTENG.CO-Situasi politik di Indonesia terus bergulir dari waktu ke waktu. Petanya relatif berubah. Termasuk situasi hari ini pun demikian. Pemilu akbar 2024 tersisa tiga tahun lagi. Ada sejumlah nama yang masuk dalam tatanan 10 besar survei.

Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio menyebut, belakangan muncul nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lalu kemudian mencuat nama Gubernur NTB, Zulkiflimansyah sebagai representasi dari Indonesia Timur.

“Ada juga sejumlah nama yang menghilang karena kurang melakukan pergerakan politik. Lalu disusul oleh nama-nama baru,” kata Hendri Satrio saat dihubungi fajar.co.id, Minggu (4/4/2021).

Karena menurut dia, jika figur tersebut hanya bermain di level lokal pasti akan ketinggalan dengan yang lain yang bermain di level nasional.

“Apalagi sekarang belum berubah aturan presidential threshold maka yang paling berpeluang adalah para ketua partai,” tuturnya.

Hendri yang juga Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta itu menyatakan, hal ini terbukti sejumlah Parpol telah terang-terangan mengusung ketua partainya maju sebagai calon Presiden 2024.

Misalnya Partai Golkar yang mendorong Airlangga Hartarto, kemudian Gerindra yang percaya diri mengusung kembali Prabowo Subianto, hingga Demokrat yang menginginkan AHY masuk kontes Pilpres 2024.

“Jadi sosok lain dimana ia bukan elite partai, lalu tidak memiliki jabatan publik, saya rasa agak kesulitan. Apalagi dia jarang muncul di media massa, media sosial atau jarang dibicarakan publik,” tukas Hendri.

Hendri juga mengatakan, sosok Menteri Kelautan dan Perikanan era Jokowi-JK, Susi Pudjiastuti bisa saja menjadi pesaing para ketua partai politik atau para kepala daerah yang selama ini santer masuk dalam bursa.

Sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Lain hal dengan Bu Susi yang aktif di media sosial menyuarakan hal-hal yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Punya daya tarik berbeda,” pungkas Hendri Satrio. 

Exit mobile version