26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Lion Air Umumkan Tak Mampu Bayar THR Karyawan

MASKAPAI penerbangan Lion Air Group menyebut kesulitan untuk
membayarkan penuh Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawannnya. Kesulitan
ini bukan berari mereka tak memberikan sama sekali, namun hanya memberikan THR
tidak penuh kepada karyawan yang bergaji setara dengan Upah Minimum Regional
(UMR) seperti tenaga kebersihan, pengamanan, pengemudi, porter dan staf
tertentu.

“Nilai nominal THR yang
diberikan belum sepenuhnya, rencana akan dipenuhi jika operasional normal
kembali dan kondisi perusahaan membaik (jumlah penumpang dan jumlah frekuensi
penerbangan),” kata Danang Mandala, Corporate Communications Strategic
Lion Air melalui keterangan tertulisnya, 20 Mei 2020.

Sedangkan untuk kelompok pegawai
berpenghasilan menengah seperti mekanik, awak kabin (pramugari, pramugara) dan
staf akan dilaksanakan pada tahap berikut, jika operasional penerbangan sudah
normal kembali serta kondisi sudah baik dan stabil.

Baca Juga :  PPnBM Nol Persen Berlaku, Harga Mobil Turun Drastis

Kelompk terakhir adalah pemberian
THR kepada pegawai dengan penghasilan tinggi seperti penerbang (awak kokpit),
pejabat struktural atau manajemen akan diberikan apabila kondisi operasional
penerbangan sudah normal dan kondisi sudah sangat baik.

Lion Air menyebut kesulitan
perusahaan dalam membayar THR disebabkan karena pandemi virus Corona. Pandemi
Covid-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal
secara domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung
tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat
berat.

Atas kesulitan tersebut,
perusahaan anggota Lion Air Group kemudian memutuskan kebijakan-kebijakan yang
dinilai dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan kondisi
pendapatan yang sangat minimal karena terjadi pembatasan perjalanan, hanya
beroperasi 5 persen dari kapasitas normal sebelumnya rata-rata 1.000
penerbangan per hari, Lion Air Group kemudian memutuskan melakukan langkah
strategis seperti melakukan pemotongan pengahasilan seluruh manajemen dan
karyawan dengan nilai prosentase bervariasi.

Baca Juga :  Kemenkeu RI Tunjuk Citibank Menjadi Mitra Distribusi

Semakin besar penghasilan semakin
besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai
dilaksanakan dan diterpakan pada Maret, April, Mei sampai waktu yang belum
ditentukan. Termasuk juga dalam hal pembayaran THR.

“Manajemen masih terus
memonitor, mengumpulkan data dan informasi serta mempelajari kapan saatnya
industri penerbangan domestik dan internasional akan beroperasi normal
kembali,” kata Danang.

MASKAPAI penerbangan Lion Air Group menyebut kesulitan untuk
membayarkan penuh Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawannnya. Kesulitan
ini bukan berari mereka tak memberikan sama sekali, namun hanya memberikan THR
tidak penuh kepada karyawan yang bergaji setara dengan Upah Minimum Regional
(UMR) seperti tenaga kebersihan, pengamanan, pengemudi, porter dan staf
tertentu.

“Nilai nominal THR yang
diberikan belum sepenuhnya, rencana akan dipenuhi jika operasional normal
kembali dan kondisi perusahaan membaik (jumlah penumpang dan jumlah frekuensi
penerbangan),” kata Danang Mandala, Corporate Communications Strategic
Lion Air melalui keterangan tertulisnya, 20 Mei 2020.

Sedangkan untuk kelompok pegawai
berpenghasilan menengah seperti mekanik, awak kabin (pramugari, pramugara) dan
staf akan dilaksanakan pada tahap berikut, jika operasional penerbangan sudah
normal kembali serta kondisi sudah baik dan stabil.

Baca Juga :  PPnBM Nol Persen Berlaku, Harga Mobil Turun Drastis

Kelompk terakhir adalah pemberian
THR kepada pegawai dengan penghasilan tinggi seperti penerbang (awak kokpit),
pejabat struktural atau manajemen akan diberikan apabila kondisi operasional
penerbangan sudah normal dan kondisi sudah sangat baik.

Lion Air menyebut kesulitan
perusahaan dalam membayar THR disebabkan karena pandemi virus Corona. Pandemi
Covid-19 menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal
secara domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung
tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat
berat.

Atas kesulitan tersebut,
perusahaan anggota Lion Air Group kemudian memutuskan kebijakan-kebijakan yang
dinilai dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dengan kondisi
pendapatan yang sangat minimal karena terjadi pembatasan perjalanan, hanya
beroperasi 5 persen dari kapasitas normal sebelumnya rata-rata 1.000
penerbangan per hari, Lion Air Group kemudian memutuskan melakukan langkah
strategis seperti melakukan pemotongan pengahasilan seluruh manajemen dan
karyawan dengan nilai prosentase bervariasi.

Baca Juga :  Kemenkeu RI Tunjuk Citibank Menjadi Mitra Distribusi

Semakin besar penghasilan semakin
besar nilai nominal potongannya. Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai
dilaksanakan dan diterpakan pada Maret, April, Mei sampai waktu yang belum
ditentukan. Termasuk juga dalam hal pembayaran THR.

“Manajemen masih terus
memonitor, mengumpulkan data dan informasi serta mempelajari kapan saatnya
industri penerbangan domestik dan internasional akan beroperasi normal
kembali,” kata Danang.

Terpopuler

Artikel Terbaru