32.1 C
Jakarta
Wednesday, April 24, 2024

PPKM Pengaruhi Perekonomian Ojol di Palangka Raya

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Dampak dari pemberlakuaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan penutupan ruas jalan serta pengalihan arus di Kota Palangka Raya saat ini, mempengaruhi ekonomi sebagian besar masyarakat. Khususnya bagi kalangan ojek online.

Ya, penutupan ruas jalan dan pengalihan arus menuju Bundaran Besar Kota Palangka Raya, diakui pelaku jasa ojek online harus memilih jarak tempuh yang lebih jauh untuk mengantarkan pesanan.

"Pernah saya ingin mengantarkan makanan di daerah dekat penyekatan. Padahal  rumahnya dekat dari penutupan jalan itu. Karena tidak boleh dilewati, terpaksa cari jalan lain untuk memutar. Lumayan sih menguras bensin mana pendapatan menurun. Bersyukur mulai hari ini, (kemarin,red) dari pagi sampai sore penutupan jalan sudah dibuka,"ucap Lana kepada Prokalteng, Kamis (15/7).

Baca Juga :  Kemampuan Negara Membayar Utang Ternyata Rendah

Adanya aturan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi pekerja kantoran sebanyak 75 persen, akibatnya membuat pendapatan dirinya  mengalami penurunan. Hal itu tentunya membawa dampak negatif bagi mereka, karena merosotnya pendapatan para pengemudi ojol yang ada di Palangka Raya.

"Sejak hari pertama diberlakukannya PPKM ini, jumlah penumpang sekarang berkurang antara 30 sampai 40 persen," katanya.

Penurunan jumlah penumpang ojek online tersebut, diakuinya sangat berdampak pada pendapatannya. Oleh karena itu, pelaku ojol kini lebih mengandalkan layanan pesan antar makanan saja.

"Ya, turunya dari jumlah penumpang, karena kalau makanan masih stabil. Jadi kami para ojol saat ini mengandalkan dari pesan-antar makanan,"ungkap Lana lagi.

Baca Juga :  Kiat Berinvestasi di Kala Pandemi

Menurutnya upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 sangatlah bagus, tetapi pemerintah juga harus bisa bijak melihat nasib rakyat kecil yang mencari nafkah dalam kehidupan sehari – harinya. Hal itu, bukan dirasakan hanya ojol saja, akan tetapi masih banyak masyarakat lainnya yang juga merasakan dampaknya.

"Saya masih muda dan menghidupi kebutuhan sehari-hari masih cukup. Tapi kalo kita pikir bagaimana dengan yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak istri. Belum masalah lainnya yang kita tidak tahu. Mereka tidak punya gaji tetap setiap bulan, tapi hanya memiliki penghasilan perhari," ujarnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Dampak dari pemberlakuaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan penutupan ruas jalan serta pengalihan arus di Kota Palangka Raya saat ini, mempengaruhi ekonomi sebagian besar masyarakat. Khususnya bagi kalangan ojek online.

Ya, penutupan ruas jalan dan pengalihan arus menuju Bundaran Besar Kota Palangka Raya, diakui pelaku jasa ojek online harus memilih jarak tempuh yang lebih jauh untuk mengantarkan pesanan.

"Pernah saya ingin mengantarkan makanan di daerah dekat penyekatan. Padahal  rumahnya dekat dari penutupan jalan itu. Karena tidak boleh dilewati, terpaksa cari jalan lain untuk memutar. Lumayan sih menguras bensin mana pendapatan menurun. Bersyukur mulai hari ini, (kemarin,red) dari pagi sampai sore penutupan jalan sudah dibuka,"ucap Lana kepada Prokalteng, Kamis (15/7).

Baca Juga :  Kemampuan Negara Membayar Utang Ternyata Rendah

Adanya aturan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi pekerja kantoran sebanyak 75 persen, akibatnya membuat pendapatan dirinya  mengalami penurunan. Hal itu tentunya membawa dampak negatif bagi mereka, karena merosotnya pendapatan para pengemudi ojol yang ada di Palangka Raya.

"Sejak hari pertama diberlakukannya PPKM ini, jumlah penumpang sekarang berkurang antara 30 sampai 40 persen," katanya.

Penurunan jumlah penumpang ojek online tersebut, diakuinya sangat berdampak pada pendapatannya. Oleh karena itu, pelaku ojol kini lebih mengandalkan layanan pesan antar makanan saja.

"Ya, turunya dari jumlah penumpang, karena kalau makanan masih stabil. Jadi kami para ojol saat ini mengandalkan dari pesan-antar makanan,"ungkap Lana lagi.

Baca Juga :  Kiat Berinvestasi di Kala Pandemi

Menurutnya upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 sangatlah bagus, tetapi pemerintah juga harus bisa bijak melihat nasib rakyat kecil yang mencari nafkah dalam kehidupan sehari – harinya. Hal itu, bukan dirasakan hanya ojol saja, akan tetapi masih banyak masyarakat lainnya yang juga merasakan dampaknya.

"Saya masih muda dan menghidupi kebutuhan sehari-hari masih cukup. Tapi kalo kita pikir bagaimana dengan yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak istri. Belum masalah lainnya yang kita tidak tahu. Mereka tidak punya gaji tetap setiap bulan, tapi hanya memiliki penghasilan perhari," ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru